Ikuti Jejak Guntur Romli, Dua Kader PSI Mundur karena Lebih Pilih Ganjar daripada Prabowo
Dwi menyatakan mundur dari proses pencalegan di PSI dan fokus memenangkan Ganjar Pranowo melalui kelompok sukarelawan Ganjarian Spartan.
partai solidaritas indonesiaDwi menyatakan mundur dari proses pencalegan di PSI dan fokus memenangkan Ganjar Pranowo.
Ikuti Jejak Guntur Romli, Dua Kader PSI Mundur karena Lebih Pilih Ganjar daripada Prabowo
Setelah Guntur Romli, dua kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dwi Kundoyo dan Estugraha, mengundurkan diri dari parpol tersebut lantaran tak terima DPP PSI menerima kunjungan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
- Ganjar Disarankan ‘Jualan’ Ini Agar Bisa Kalahkan Prabowo dan Anies
- Kelakar Prabowo Pilih Jadi Pengusaha Usai Pensiun dari TNI: Ingin Jadi Panglima Tidak Boleh
- Dipanggil Sekjen PDIP Hasto, Gibran Janji Laporkan Wacana Dipinang Prabowo jadi Cawapres
- PSI Gabung KIM, Prabowo Sindir Partai yang Keluar Koalisi
- Waspadai Penyakit Kronis Kambuh di Pekan Pertama Lebaran
- Kronologi Anggota Polresta Manado Tewas Bunuh Diri Tembak Kepala Sendiri di Dalam Mobil
Dwi dan Estu merasa PSI sudah bermain mata dengan Prabowo.
"Saya sekaligus menyatakan mundur sebagai caleg dan keluar dari PSI, dari keanggoataan PSI," kata Dwi dalam konferensi pers di kawasan Jakarta Pusat, Senin (7/8).
merdeka.com
Dwi menyampaikan dirinya merupakan Caleg PSI dari untuk DPRD DKI Jakarta, sedangkan Estu caleg PSI untuk DPRD Kota Bogor. Dengan pernyataan sikap ini juga, Dwi menyatakan mundur dari proses pencalegan di PSI dan fokus memenangkan Ganjar Pranowo melalui kelompok sukarelawan Ganjarian Spartan. Dwi menyatakan pihaknya awalnya tertarik berjuang bersama PSI, karena parpol tersebut berdasarkan hasil Rembuk Rakyat yang diadakan pada Oktober 2022, menetapkan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden di 2024.
"Namun belum sampai menunaikan amanah organisasi, PSI, saya anggap sudah main mata dengan Prabowo Subianto. Kehadiran Prabowo ke DPP PSI, yang disambut hangat buat saya sudah mencederai semangat dan pandangan perjuangan saya selama ini," jelas Dwi.
merdeka.com
Dwi juga menyampaikan penolakan dirinya terhadap Probowo Subianto sudah dimulai sejak menjadi anggota HMI pada 1992. Saat itu, dia mengaku menyuarakan keadilan dan kemanusiaan bagi seluruh rakyat Indonesia.
"Pada pilpres 2014-2019, saya memilih Jokowi, di samping karena rekam jejak dan hasil karya Pak Jokowi yang yahud, satu sisi karena saya menolak Prabowo Subianto menjadi pemimpin di Indonesia," jelas Dwi.
Sebelumnya, Mohamad Guntur Romli memutuskan untuk undur dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Keputusan itu diambil setelah Bacapres Partai Gerindra Prabowo Subianto datang berkunjung ke DPP PSI pada Rabu (2/8) lalu.
"Saya ingin menyampaikan hal yang sebenarnya berat bagi saya, karena terkait relasi antara saya dan kawan-kawan yang saya sudah anggap sebagai saudara sendiri, dan PSI yang selama ini saya anggap sebagai ‘Rumah Politik’ saya, mulai hari ini saya menyatakan keluar dari PSI, sebagai anggota dan kader PSI," kata Guntur di Jakarta Pusat, Sabtu (5/8). Sumber: Liputan6.com