Menilik Benteng Klingker Fort Banjoenjapa, Bangunan Megah yang Tersembunyi di Tengah Semak Pulau Nusakambangan
Walaupun telah ditinggalkan selama ratusan tahun, namun pondasi bangunan benteng masih tampak kokoh.
Walaupun telah ditinggalkan selama ratusan tahun, namun pondasi bangunan benteng masih tampak kokoh.
Pulau Nusakambangan merupakan pulau penuh misteri. Apalagi di sana banyak bangunan-bangunan terbengkalai yang tersembunyi di antara rimbunnya pohon atau lebatnya semak belukar.
Salah satunya adalah Benteng Klingker Fort Banjoenjapa. Benteng ini berada di tengah belantara hutan Pulau Nusakambangan. Kondisinya sungguh memprihatinkan, hampir tertelan oleh alam.
Mengutip Kissparry.com, Benteng Fort Banjoenjapa dibangun pada tahun 1854. Masyarakat menyebutnya Benteng Klingker karena bentuknya melingkar.
Arsitektur benteng ini adalah ciri dari model benteng Martello Tower, model benteng yang dikembangkan Inggris pada awal 1800-an.
Namun sejak tahun 1982, benteng ini sudah tidak digunakan lagi karena besarnya biaya pemeliharaan dan keberadaannya sudah tidak relevan pada zamannya.
Mengutip Kelananusantara.com, pada masanya benteng ini mempunyai banyak fungsi di antaranya melindungi pemerintahan yang berada di pedalaman melalui pesisir, jalan menuju pusat kota, pelabuhan, dan jalur pelayaran.
Benteng ini disebut Fort Banjoenjapa yang artinya “Jamur yang melingkar” memiliki keindahan arsitektur dengan gaya militer Prancis. Benteng ini memiliki tiga lantai, dengan kondisi lantai tiga sudah hancur.
Secara arsitektur, benteng ini mirip dengan Benteng Martello di Pulau Kelor, Kepulauan Seribu, Jakarta. Fungsi dari benteng ini untuk mengawasi dan menjaga Pelabuhan Cilacap yang waktu itu menjadi pelabuhan penting di pantai Selatan Jawa.
Walaupun tersembunyi di tengah lebatnya semak belukar dan sudah lama ditinggalkan, namun banyak bangunan dari benteng ini yang masih tampak utuh. Beberapa di antaranya adalah lorong-lorong serta pondasi dinding bangunan yang masih kokoh walau telah banyak ditumbuhi lumut. Di halaman benteng pula terdapat sebuah Meriam yang terkubur di bawah tanah.
Benteng Anoi Itam, bangunan bersejarah milik tentara Jepang berada di Kota Sabang.
Baca SelengkapnyaPara leluhur Baduy di masa silam mengelabui Belanda dengan mengatakan bahwa di kampung tersebut hanya ada sedikit penduduk.
Baca SelengkapnyaBenteng Ulak Karang, aset peninggalan tentara Jepang di Padang.
Baca SelengkapnyaKampung itu merupakan kampung tertinggi di Kabupaten Ponorogo sebelah barat.
Baca SelengkapnyaHadi menjelaskan sebagai kota hutan, IKN didominasi 70 persen ruang terbuka hijau dan 30 persen sisanya merupakan bangunan.
Baca SelengkapnyaPembangunan jembatan kaca itu dilakukan hanya berdasarkan kesepakatan pemilik wahana dengan tukang bangunan.
Baca SelengkapnyaSeorang pria berbaju merah tampak hendak diseruduk kambing putih berkali-kali.
Baca SelengkapnyaBenteng de Kock, saksi bisu Perang Padri yang dimotori Tuanku Imam Bonjol di Bukittinggi.
Baca SelengkapnyaAreal benteng yang cukup luas menjadikan tempat ini sangat memungkinkan untuk menampung prajurit dalam jumlah besar.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, tujuh orang ditetapkan dan ditahan jadi tersangka buntut bentrok di Bitung, Sulawesi Sulut.
Baca Selengkapnya