

Di Indonesia, tradisi Maulid Nabi tidak hanya menjadi momen beribadah, tetapi juga momen berbagi, merayakan, dan melestarikan tradisi turun temurun. Berikut adalah 11 tradisi Maulid Nabi yang masih dilestarikan hingga saat ini.
Tradisi Ampyang Maulid digelar di Desa Loram Kulon dan Desa Loram Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Dalam tradisi ini, masyarakat mengarak tandu berisikan nasi kepel, buah-buahan, dan hasil sayuran lainnya.
Gunungan ini kemudian diarak dalam kirab dan didoakan oleh tokoh pemuka agama Islam. Setelahnya, isi dari gunungan tersebut dibagikan kepada warga setempat. Tradisi ini telah berlangsung sejak lama dan merupakan bagian penting dari perayaan Maulid Nabi.
Di Banyuwangi, perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW dirayakan dengan tradisi Endog-endogan. Tradisi ini melibatkan penggunaan telur sebagai simbol kelahiran Nabi Muhammad SAW. Uniknya, tradisi ini tidak hanya berlangsung sekali pada tanggal 12 Rabiul Awal, tetapi selama sebulan penuh secara bertahap.
Tradisi Grebeg Maulid merupakan perayaan masyarakat Solo, Jawa Tengah, dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Tradisi ini melibatkan kerumunan warga yang berebut gunungan yang berisi hasil bumi.
Ada dua jenis gunungan yang diperebutkan, yaitu gunungan jaler (laki-laki) yang berisi hasil bumi seperti kacang pajang, wortel, terong cabai, telur asin dan klenyem atau makanan yang terbuatb dari singkong. ada juga gunungan estri (perempuan) yang berisi intip atau makanan yang terbuat dari nasi. Gunungan ini memiliki makna religius dan dibagikan kepada masyarakat untuk mendapatkan berkah.
Di Cirebon, tradisi Nyiram Gong adalah cara unik untuk menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW. Ritual ini melibatkan pembersihan gamelan sekaten dan warga yang berebut air bekas cucian tersebut. Tradisi ini dipandang sebagai cara untuk membersihkan diri dan menyambut Maulid Nabi.
Masyarakat Aceh merayakan Maulid Nabi dengan memasak kuah beulangong, makanan khas Aceh yang berisi daging sapi atau kambing dan nangka muda dengan kuah merah seperti gulai. Makanan ini juga digunakan dalam kenduri saat panen. Tradisi ini mencerminkan rasa syukur masyarakat Aceh terhadap nikmat yang diberikan Allah.
Masyarakat Gorontalo merayakan Maulid Nabi dengan tradisi walima yang melibatkan dzikir lisan dan penyediaan makanan khas tradisional. Makanan tradisional yang dibagikan adalah kolombengi, curuti, buludeli, wapili, dan pisangi.
Semua kudapan tradisional itu nantinya disusun di sebuah tolangga atau usungan kayu yang menyerupai perahu atau menara. Prosesi pengantaran makanan dari rumah ke masjid menjadi atraksi yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat.
Tradisi Weh-wehan di Kendal, Jawa Tengah, adalah budaya saling menukar makanan antar-tetangga sebagai bentuk kebersamaan. Tradisi ini telah berlangsung selama ratusan tahun dan terus dilestarikan.
Tradisi Muludhen digelar di Pulau Madura, Jawa Timur, pada tanggal 12 Rabiul Awal. Acara ini melibatkan pembacaan barzanji dan selingan ceramah keagamaan. Selama perayaan ini, perempuan membawa tumpeng yang dihiasi dengan berbagai buah seperti salak, apel, anggur, rambutan, jeruk dan lainnya sebagai simbol berkah.
Keraton Cirebon merayakan Maulid Nabi dengan tradisi Panjang Jimat yang dihadiri oleh ribuan masyarakat dari berbagai daerah. Peringatan Maulid Nabi juga berlangsung di makam Sunan Gunung Jati di Kabupaten Cirebon.
Di Padang Pariaman, Sumatera Barat, tradisi Bungo Lado digelar dengan menghias pohon dengan uang kertas berbagai nominal. Uang yang terkumpul dari tradisi ini disumbangkan untuk pembangunan rumah ibadah sebagai bentuk rasa syukur.
Di Kabupaten Garut, Jawa Barat, tradisi Ngalungsur Pusaka adalah prosesi upacara ritual di mana barang-barang pusaka peninggalan Sunan Rohmat (Sunan Godog/Kian Santang) dibersihkan dengan air bunga dan digosok dengan minyak wangi supaya tidak berkarat. Tradisi ini adalah bukti kelestarian dan penghormatan terhadap peninggalan Sunan Rohmat Suci.
Tradisi Angkaan Bherkat dilakukan untuk memperingati Maulid Nabi di Pulau Bawean, Gresik, yaitu mengisi ember dengan makanan. Isinya beragam mulai dari nasi, lauk-pauk, buah-buahan, hingga peralatan dapur.
Prosesi Angkaan Bherkat biasanya dilakukan pada penghujung acara Maulid Nabi, dengan prosesi pembacaan salawat dan doa, kemudian ngkaan atau ember tersebut dibagikan atau dibarter ke peserta yang mengikuti rangkaian acara.
Semoga perayaan Maulid Nabi selalu membawa berkah dan kebahagiaan bagi semua. Seperti yang dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW, "Orang yang paling utama di antara kalian adalah orang yang paling bermanfaat bagi orang lain." (HR. Ahmad)
Tradisi yang banyak dilakukan dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW adalah berbagi demi mendapat berkah.
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, Indonesia selalu memiliki banyak tradisi berbeda di setiap kota. Banyak kegiatan dilakukan untuk mendapat berkah.
Baca SelengkapnyaTradisi merayakan Maulid Nabi Muhammad merupakan bidah yang baik atau disunahkan.
Baca SelengkapnyaPeringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Banyuwangi selalu meriah karena ada tradisi Endog-Endogan.
Baca SelengkapnyaAqiqah merupakan amalan sunah yang telah menjadi tradisi bagi kaum Muslim di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMaulid Nabi adalah hari di mana umat Islam memperingati lahirnya Rasulullah SAW.
Baca SelengkapnyaSosok dibalik tersiarnya berita soal kemerdekaan Indonesia ke dunia Internasional.
Baca SelengkapnyaHal ini disampaikan Ipuk dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Babussalam, Pemkab Banyuwangi, Kamis (5/10).
Baca Selengkapnya