Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Mengenal Tradisi Mauludan, Bentuk Rasa Syukur Masyarakat Bangka Belitung

Mengenal Tradisi Mauludan, Bentuk Rasa Syukur Masyarakat Bangka Belitung

Mauludan merupakan perayaan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Kemuja, Kabupaten Mendo Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Tradisi Mauludan

Mauludan merupakan perayaan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Kemuja, Kabupaten Mendo Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam memperingati serta penghormatan pada hari lahir Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada 12 Rabiul Awal.

Tradisi ini mulai hadir semenjak kedatangan guru besar, Syekh Abdurrahman Siddiq di Pulau Bangka tahun 1898 silam. Beliau tinggal di Bangka untuk mengembangkan ilmunya, berdakwah, serta memulai menulis kitab. 

(Foto : istockphoto)

Mengenal Tradisi Mauludan, Bentuk Rasa Syukur Masyarakat Bangka Belitung

Kegiatan dilakukan dengan berkumpulnya masyarakat di masjid pada malam hari sebelum 12 Rabi’ul Awwal dan membacakan kisah hidup tauladan Nabi Muhammad SAW, memanjatkan salam dan shalawat sepanjang malam.

Selanjutnya, akan dilakukan ritual doa bersama yang diakhiri dengan menyantap makanan dengan seluruh masyarakat yang disebut dengan Tradisi Nganggung.

Hal ini dilakukan untuk mempererat tali silaturahmi antar masyarakat, mengenalkan anak cucu mereka dengan nilai-nilai kebudayaan sekaligus menjadi sarana menyampaikan pesan sifat kegotong royongan. 

Setelah melakukan Tradisi Nganggung, masyarakat Kemuja akan melanjutkannya dengan perayaan Mauludan dengan lebaran kampung yang sangat meriah antusias dan menampilkan tarian khas Bangka yaitu Tari Campak dengan memainkan alat musik dambus. 

Mengenal Tradisi Mauludan, Bentuk Rasa Syukur Masyarakat Bangka Belitung

(Foto : pariwisataindonesia.id)

Mengenal Tradisi Mauludan, Bentuk Rasa Syukur Masyarakat Bangka Belitung

Dalam tradisi ini, masyarakat menunjukkan suka cita mereka terhadap tauladan Nabi Muhammad SAW dengan saling berbagi dan bersilaturahmi saling berdampingan dan saling mengasihi.
(Foto : istockphoto)

Aktivitas dalam rangkaian tradisi ini dimaksudkan untuk meluapkan rasa syukur dan gembira dalam memperingati hari lahir Nabi Muhammad SAW serta ungkapan terima kasih kepada Allah SWT.

Selain itu, tradisi ini juga ditujukan untuk menghormati leluhur agar dalam kehidupan yang akan dijalani selalu diberikan keberkahan dan rezeki serta dituntun hidupnya agar menjadi manusia yang berakhlak baik.

Dalam pelaksanannya pun, terdapat makna tersendiri yang diartikan.

Mengenal Tradisi Mauludan, Bentuk Rasa Syukur Masyarakat Bangka Belitung

Bersalaman dengan sesama menggambarkan bentuk permohonan maaf dan keinginan untuk menjalin tali silaturahmi.

(Foto : serumpun.babelprov.go.id)

Mengenal Tradisi Mauludan, Bentuk Rasa Syukur Masyarakat Bangka Belitung

Mengangkat makanan dari rumah ke masjid dilakukan sebagai bentuk gotong royong dan ucapan syukur atas rezeki serta saling berbagi.

(Foto : serumpun.babelprov.go.id)

Mengenal Tradisi Mauludan, Bentuk Rasa Syukur Masyarakat Bangka Belitung

Memakai baju muslim dan wewangian ketika melaksanakan tradisi dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan menghargai.

(Foto : serumpun.babelprov.go.id)

Mengenal Tradisi Mauludan, Bentuk Rasa Syukur Masyarakat Bangka Belitung

Artikel ini ditulis oleh
Merdeka Jogja

Editor Merdeka Jogja

Reporter Magang : Rizqi Lailatul Khairiyyah

Reporter
  • Alieza Nurulita Dewi
  • Merdeka Jogja

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mengenal Tradisi Upah-Upah, Bentuk Ucapan Syukur Masyarakat Labuhan Batu

Mengenal Tradisi Upah-Upah, Bentuk Ucapan Syukur Masyarakat Labuhan Batu

Tradisi upah-upah biasanya dilengkapi dengan jamuan kecil maupun besar serta doa dan selamat atas tercapainya suatu hal.

Baca Selengkapnya icon-hand
Menelusuri Tradisi Ngabungbang Asal Banjar, Mandi Suci untuk Menghilangkan Hal Buruk

Menelusuri Tradisi Ngabungbang Asal Banjar, Mandi Suci untuk Menghilangkan Hal Buruk

Tradisi dilakukan pada 14 Rabiul Awal di tempat-tempat keramat yang dianggap suci.

Baca Selengkapnya icon-hand
Mengenal Mlumah Murep, Tradisi Larangan Perkawinan di Masyarakat Ponorogo

Mengenal Mlumah Murep, Tradisi Larangan Perkawinan di Masyarakat Ponorogo

Dalam bahasa Jawa, mlumah berarti terlentang dan murep artinya tengkurap.

Baca Selengkapnya icon-hand
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Tradisi Larangan Pernikahan Ngalor Ngulon Masyarakat Jawa, Syarat Seseorang yang Akan Menikah

Tradisi Larangan Pernikahan Ngalor Ngulon Masyarakat Jawa, Syarat Seseorang yang Akan Menikah

Masyarakat di Desa Margopatut Nganjuk memiliki tradisi Ngalor Ngulon terkait dengan syarat seseorang yang akan menikah.

Baca Selengkapnya icon-hand
Mengulik Nilai Tradisi Kepungan Tumpeng Tawon di Kebumen, Terselip Sastra Lisan

Mengulik Nilai Tradisi Kepungan Tumpeng Tawon di Kebumen, Terselip Sastra Lisan

Tradisi Kepungan Tumpeng Tawon a dilakukan oleh masyarakat Desa Mangunweni Kebumen.

Baca Selengkapnya icon-hand
Melihat Tradisi Ojung di Lumajang, Pemenang  Terbanyak Sabet Lawan dengan Rotan

Melihat Tradisi Ojung di Lumajang, Pemenang Terbanyak Sabet Lawan dengan Rotan

Penduduk Desa Wonokerto, Kecamatan Gucialit, Kabupaten Lumajang, menggelar tradisi Ojung di sekitar sumber mata air Sumber Winong setiap Muharam atau Suro.

Baca Selengkapnya icon-hand
Menelusuri Tradisi Menahan Hujan Masyarakat Tuban untuk Mengelak Turunnya Hujan, Punya Fungsi Religius

Menelusuri Tradisi Menahan Hujan Masyarakat Tuban untuk Mengelak Turunnya Hujan, Punya Fungsi Religius

Tradisi Menahan Hujan merupakan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Mulyoagung, Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban.

Baca Selengkapnya icon-hand