
Mengulik Nilai Tradisi Kepungan Tumpeng Tawon di Kebumen, Terselip Sastra Lisan
Tradisi Kepungan Tumpeng Tawon a dilakukan oleh masyarakat Desa Mangunweni Kebumen.
Tradisi Kepungan Tumpeng Tawon a dilakukan oleh masyarakat Desa Mangunweni Kebumen.
Tradisi Kepungan Tumpeng Tawon atau Kepungan Tumpeng Mogana merupakan sastra lisan tradisi tumpengan yang dilakukan oleh masyarakat di daerah pesisir laut Selatan, tepatnya di Desa Mangunweni, Kecamatam Ayah, Kabupaten Kebumen.
Mengutip jurnal Tradisi Kepungan Tumpeng Tawon Desa Mangunweni Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen : Kajian Folklor yang ditulis oleh Yosi Sulastri dan Tristanti Apriyani, menjelaskan mengenai proses, nilai, serta fungsi dari Tradisi Kepungan Tumpeng Tawon.
Proses pembuatan tumpeng tawon dapat dikatakan cukup unik. Nasi dimasak di atas sebuah penanak atau dandang yang ditambahkan sarang tawon yang sudah diolah bersamaan dengan parutan kelapa, tempe, kankung, ikan asin, dan bumbu tradisional yang berisi jahe, ketumbar, santan, serta daun salam.
Sarang tawon akan diletakkan di Tengah-tengah nasi, yaitu diantara bagian dasar tumpeng dan pucuk tumpeng.
Setelah itu, tuan rumah akan mengundang tetangga untuk mengikuti acara kepungan dengan menyantap tumpeng tawon.
Tradisi Kepungan Tumpeng Tawon yang dilaksanakan oleh masyarakat Desa Mangunweni sebagai sebuah rangkaian yang dilaksanakan ketika akan mengadakan hajatan, khususnya pernikahan.
(Foto : istockphoto.com)
Selain sebagai tradisi, Kepungan Tumpeng Tawon memiliki beberapa nilai yang diajarkan, antara lain :
Jika dilihat dari samping, tumpeng akan membentuk tiga sudut dengan sudut di atasnya meruncing ke atas.
Bentuk ini memberikan arti bahwa manusia berdoa dengan memohon kepada yang di atas, yaitu Allah SWT.
Bentuk tiga sudut juga dinilai sebagai upaya agar Allah SWT menurunkan Ridha-Nya kepada manusia dalam menjalankan kehidupan di dunia dan mewujudkan apa yang dicita-citakan.
Peletakan lauk yang tersembunyi di dalam tumpeng mengajarkan manusia untuk selalu menjaga rahasia.
Apa pun keburukan orang-orang yang ada di sekitar, jangan dijadikan bahan gunjingan atau gibah.
Biarkan apa yang menjadi jalan hidup orang tersebut menjadi konsekuensi atas apa yang telah ia pilih dan lakukan dalam hidupnya.
Sehabis berdoa dengan dipandu oleh tetua dari keluarga pihak pelaksana hajatan, tumpeng selanjutnya dibagikan kepada seluruh tamu undangan yang hadir.
Namun, sebelum dibagikan, tumpeng yang berisi lauk akan diaduk terlebih dahulu.
Ketika nasi dan lauk sudah tercampur merata, tumpeng baru akan dibagikan.
Tahapan ini dimaksudkan agar manusia harus menyatu.
Nilai yang terakhir dari tradisi kepungan tumpeng tawon memiliki nilai luhur bahwa manusia sejatinya merupakan makhluk yang setara.
Strata sosial maupun tingkat pendidikan tidak menjadi pembeda kehormatan antara manusia yang satu dengan yang lainnya.
Masyarakat yang menghadiri kepungan akan duduk sejajar dan menyantap hidangan yang sama tanpa membeda-bedakan pekerjaan atau jabatan yang dimiliki oleh mereka.
- Sistem Proyeksi
Tradisi kepungan tumpeng tawon mengajarkan betapa pentingnya kebersamaan dan kerukunan yang tercermin melalui proses pelaksanannya.
Tumpeng tawon menggambarkan masyarakat komunal yang hidup dalam keberagaman mampu bersatu dan bersama-sama dalam menjalani kehidupan.
Sastra lisan yang ada dalam tradisi kepungan tumpeng tawon menjadi salah satu pengontrol budaya Masyarakat Desa Mangunweni.
Tradisi ini menekankan pada nilai moral yang ada di dalamnya sebagai bentuk pengesahan suatu norma khusus dalam menata rangkaian tradisi masyarakat.
Fungsi yang terakhir digunakan dalam dunia pendidikan.
Tradisi ini mengandung kekayaan local berupa nilai-nilai luhur yang dapat dijadikan sebagai sarana pendidikan.
(Foto : istockphoto.com)
Reporter Magang : Rizqi Lailatul Khairiyyah
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tradisi dilakukan pada 14 Rabiul Awal di tempat-tempat keramat yang dianggap suci.
Baca SelengkapnyaDalam bahasa Jawa, mlumah berarti terlentang dan murep artinya tengkurap.
Baca SelengkapnyaTradisi upah-upah biasanya dilengkapi dengan jamuan kecil maupun besar serta doa dan selamat atas tercapainya suatu hal.
Baca SelengkapnyaMasyarakat di Desa Margopatut Nganjuk memiliki tradisi Ngalor Ngulon terkait dengan syarat seseorang yang akan menikah.
Baca SelengkapnyaMauludan merupakan perayaan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Kemuja, Kabupaten Mendo Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Baca SelengkapnyaTradisi Menahan Hujan merupakan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Mulyoagung, Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban.
Baca SelengkapnyaTradisi ini diharapkan dapat membantu anak untuk mengatasi kesulitan dalam hidupnya, terhindar dari rintangan, dapat mandiri dan tanggung jawab.
Baca Selengkapnya