Menelusuri Tradisi Menahan Hujan Masyarakat Tuban untuk Mengelak Turunnya Hujan, Punya Fungsi Religius
Tradisi Menahan Hujan merupakan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Mulyoagung, Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban.
Tradisi Menahan Hujan merupakan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Mulyoagung, Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban.
Tradisi Menahan Hujan merupakan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Mulyoagung, Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban.
Tradisi ini diselenggarakan oleh masyarakat ketika sedang menggelar acara hajatan untuk mencegah turunnya hujan saat hajatan berlangsung.
Mengutip jurnal Tradisi Menahan Hujan dalam Acara Hajatan di Desa Mulyoagung, Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban yang dirilis oleh Titis Nirmala dan Sukarman, tradisi Menahan Hujan sebenarnya bukan menghentikan turunnya air hujan, tetapi memindahkan hujan atau awan yang dapat menyebabkan hujan ke daerah lain seperti daerah hutan atau daerah perkebunan.
Di zaman dahulu, orang-orang melakukan tradisi ini secara sederhana dengan cara berdoa saja kemudian berkembang seperti membutuhkan bahan yang perlu dipersembahkan kepada Tuhan dan Leluhur.
Tradisi Menahan Hujan juga memiliki beberapa fungsi, antara lain:
Masyarakat mempunyai kepercayaan yang tinggi mengenai nilai-nilai yang ada pada sebuah tradisi.
Tradisi Menahan Hujan bertujuan meminta pertolongan kepada Tuhan dan leluhur.
Adanya tradisi ini dapat menyadarkan manusia bahwa Tuhan itu ada dan kepadanyalah kita meminta pertolongan.
Masyarakat jawa meyakini keberadaan leluhur sangat dihormati dan diyakini dapat melindungi desa dari mara bahaya berupa gaib yang bersifat buruk.
Adanya perbedaan yang terjadi dalam masyarakat dapat dikendalikan dan disatukan dengan Tradisi Menahan Hujan.
Tradisi ini juga menunjukkan pengharapan manusia lain dengan cara tolong-menolong, menoleransi keberadaannya, dan menghormati antar masyarakat.
Tradisi Menahan Hujan merupakan sesuatu yang tercipta dari kegiatan keseharian manusia.
Kegiatan dalam tradisi ini harus dijunjung tinggi oleh masyarakat karena dapat menggambarkan identitas dari suatu daerah.
Tradisi ini dilakukan untuk menggambarkan ciri khas daerah dan bertujuan supaya tradisi ini tetap ada dan berkembang di tengah Masyarakat.
Religi merupakan hubungan manusia dengan apa yang dianggap suci, sakral, dan hal apapun yang layak dihormati.
Tradisi Menahan Hujan mengandung fungsi religi untuk mempererat hubungan manusia dengan Tuhan dan leluhur.
Masyarakat menganggap bahwa tradisi ini akan menambah spiritualitas dalam diri mereka serta menyadarkan manusia bahwa kita akan selalu membutuhkan pertolongan Tuhan.
Tradisi dilakukan pada 14 Rabiul Awal di tempat-tempat keramat yang dianggap suci.
Baca SelengkapnyaTradisi upah-upah biasanya dilengkapi dengan jamuan kecil maupun besar serta doa dan selamat atas tercapainya suatu hal.
Baca SelengkapnyaMauludan merupakan perayaan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Kemuja, Kabupaten Mendo Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Baca SelengkapnyaDalam bahasa Jawa, mlumah berarti terlentang dan murep artinya tengkurap.
Baca SelengkapnyaUpacara ini sebagai wujud dari ungkapan rasa syukur masyarakat terhadap para leluhur yang dilaksanakan setiap tahun pada hari tertentu.
Baca SelengkapnyaMasyarakat di Desa Margopatut Nganjuk memiliki tradisi Ngalor Ngulon terkait dengan syarat seseorang yang akan menikah.
Baca SelengkapnyaTradisi ini dianggap sebagai simbol dimulainya kehidupan baru yaitu kehidupan rumah tangga.
Baca SelengkapnyaTarian tradisional Ketuk Tilu yang berasal dari Jawa Barat ini ternyata memiliki makna sangat mendalam.
Baca SelengkapnyaTradisi Toktok masih dilestarikan oleh masyarakat saat musim kemarau.
Baca Selengkapnya