Tradisi Nirok Nanggok, Cara Masyarakat Belitung Mencari Ikan di Sungai Ketika Musim Kemarau Tiba
Musim kemarau pasti terjadi di setiap tahunnya. Kondisi cuaca panas terik yang bisa memicu terjadinya kekeringan hingga kebakaran pun tidak bisa dihindari.
Di Belitung, masyarakat setempat mempercayai bahwa musim kemarau merupakan sebuah ujian dari Tuhan. Ada satu cara tradisional yang masih dilakukan oleh masyarakat setempat untuk mencari ikan air tawar saat musim kemarau yaitu Nirok Nanggok.
Simak cara tradisional masyarakat Belitung saat mencari ikan di musim kemarau yang dihimpun dari beberapa sumber berikut ini.
Asal Usul
Melansir dari beberapa sumber, Nirok Nanggok berasal dari nama alat untuk mencari ikan, "Tirok" adalah semacam tongkat kayu tajam berdiameter 1 cm dan panjang 2 sampai 4 meter.
Sementara "Tanggok" adalah semacam alat sejenis jala yang terbuat dari rotan, berukuran kecil dan bergagang lengkung yang fungsinya untuk menangkap ikan. Tanggok sendiri mempunyai variasi bentuk lain seperti menggunakan jaring yang dipasang pada bingkai rotan yang dibentuk persegi panjang.
Tradisi Sakral
Nirok Nanggok dalam sebuah tradisi tergolong mengandung acara yang sakral. Ada beberapa peraturan yang harus dipatuhi masyarakat selama prosesi berlangsung.
Biasanya, saat memulai Nirok Nanggok akan dipimpin oleh seorang dukun air daerah setempat sambil disaksikan oleh pemuka kampung dan masyarakat setempat.
Namun, mengutip dari warisanbudaya.kemdikbud.go.id, ada beberapa daerah yang melaksanakan ritus Nirok Nanggok tanpa terpatok pada aturan-aturan yang ketat. Hanya saja, tetap menaati aturan adat terutama mengenai tempat diperbolehkan secara adat dan menjaga kelestariannya.
berita untuk kamu.
Teori Peluang
Berdasarkan tradisi Nirok Nanggok, tak ada satu masyarakat yang tau di mana keberadaan ikan karena kondisi air keruh dan tercampur dengan lumpur. Maka dari itu, tradisi ini sangat dekat dengan istilah peluang.
Masyarakat tidak bisa curang, mereka pun tidak mengetahui dan tidak dapat memastikan peluang masing-masing masyarakat untuk mendapatkan ikan karena alat yang digunakan pun sama merata menggunakan Tirok dan Tanggok.
Bagaimana cara mendapat peluang? lazimnya masyarakat setempat akan terus mencoba dan insting untuk mengetahui di mana letak ikan dalam kondisi air yang keruh dan berlumpur.
Tradisi Sarat Makna
Nirok Nanggok menjadi simbol ucapan rasa syukur masyarakat Belitung atas rezeki yang diberikan oleh Tuhan. Kembali lagi ke musim kemarau, mereka percaya bahwa musim tersebut adalah cobaan, sedangkan musim hujan, merupakan dari berkah yang diberikan tuhan.
Selain itu, Nirok Nanggok juga menambah rasa tali persaudaraan dan menjaga kekompakan antar warga. Bahkan, tradisi ini merupakan salah satu media untuk menjaga kelestarian alam secara bersama-sama.
- Adrian Juliano
- Alieza Nurulita Dewi
Semaking bising suaranya, semakin senang warga mendengarnya.
Baca SelengkapnyaTarian adu kekuatan dan ketangkasan kaum laki-laki dengan menggunakan senjata berupa rotan sebagai alat pukul dan tameng yang terbuat dari kulit sapi.
Baca SelengkapnyaTradisi nadran yang dilakukan masyarakat pesisir Indramayu menyimpan makna khusus.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Saking serunya, tradisi Ngubyag sampai diikuti oleh warga luar kota.
Baca SelengkapnyaTradisi ini digelar para petani saat memasuki musim tanam padi. Seperti halnya para petani di Desa Selokgondang, Kecamatan Sukodono, Lumajang.
Baca SelengkapnyaMauludan merupakan perayaan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Kemuja, Kabupaten Mendo Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Baca SelengkapnyaUniknya, tradisi ini hanya satu-satunya di Indonesia. Bahkan etnis Tionghoa di daerah lain tidak ada pelaksanaan tradisi yang serupa.
Baca SelengkapnyaTradisi Toktok masih dilestarikan oleh masyarakat saat musim kemarau.
Baca SelengkapnyaTradisi ini sudah sangat melekat di masyarakat Nias hingga sudah menjadi simbol dan budaya yang dihadirkan dalam acara-acara adat.
Baca Selengkapnya