Mengenal Tradisi Ngalungi Sapi, Budaya Masyarakat Blora Warisan Nenek Moyang
Tradisi ini terus dilestarikan masyarakat Sedulur Sikep agar tidak punah
Tradisi ini terus dilestarikan masyarakat Sedulur Sikep agar tidak punah
Ada tradisi masyarakat Samin di Blora, Jawa Tengah, yang masih terus dijaga dari zaman nenek moyang hingga sekarang. Salah satunya adalah tradisi Ngalungi Sapi.
Dilansir dari Liputan6.com, tradisi tersebut ditandai dengan membuat ketupat dan lepet yang dikalungkan ke sapi.
Acara tersebut digelar pada Selasa Kliwon atau Jumat Pahing yang diadakan setiap selapanan hari sekali.
“Tujuannya zaman dahulu sapi dibancaki, terutama yang dipakai di kebun. Sapi dibawa ke kebun. Lalu dikalungi kupat lepet,” ujar Sugiartono (57), tokoh masyarakat Suku Samin atau dikenal sebagai Sedulur Sikep di Desa Klopoduwur, Kecamatan Banjarejo, Blora.
Sugiartono mengatakan, bagi Sedulur Sikep dan masyarakat Kendeng, sapi dan kerbau merupakan Raja Kaya sehingga harus dirawat dan digelar bancakan.
“Sapi kan kayak raja, makan tinggal makan, tidak seperti manusia,” kata Sugiartono dikutip dari Liputan6.com.
Menurut Sugiartono, tradisi tersebut terus dilestarikan hingga sekarang meski perkembangan zaman terus mengalami perubahan. Dengan begitu, orang Samin-lah yang mampu melestarikan tradisi nenek moyang itu hingga sekarang.
Tak hanya di Desa Klopoduwur, tradisi itu juga dijumpai pada beberapa desa di wilayah Kecamatan Jepon dan Jiken. Tradisi itu dimaksudkan agar sapi-sapi petani selalu diberi kesehatan.
Dalam tradisi ini, sapi-sapi milik warga digilir keluar kandang menuju tanah lapang. Ajang tersebut sekaligus menjadi sarana kompetisi dalam usaha beternak sapi.
Dalam tradisi tersebut, masyarakat juga menyiapkan bahan dan membuat anyaman kantong ketupat dari janur kelapa. Doa memohon keselamatan dipanjatkan oleh tokoh adat setempat agar sapi-sapi tersebut diberi keselamatan.
Sumber Foto: Liputan6.com
Di desa tersebut, masyarakat cenderung lebih memelihara dan memperanakan sapi agar ternak mereka menjadi banyak dibandingkan dengan menjualnya ternak sapi tersebut. Kuantitas dan kualitas ternak yang banyak dan bagus secara otomatis meningkatkan status sosial petani pemilik ternak tersebut.
Tradisi ini sudah sangat melekat di masyarakat Nias hingga sudah menjadi simbol dan budaya yang dihadirkan dalam acara-acara adat.
Baca SelengkapnyaPanitia menyiapkan 9 ton nasi, 14 ekor kerbau, dan 80 ekor kambing untuk tradisi Buka Luwur.
Baca SelengkapnyaTradisi Solu Bolon menjadi salah satu budaya unik milik masyarakat Danau Toba yang sampai saat ini masih dilestarikan.
Baca SelengkapnyaUniknya, tradisi ini hanya satu-satunya di Indonesia. Bahkan etnis Tionghoa di daerah lain tidak ada pelaksanaan tradisi yang serupa.
Baca SelengkapnyaSalah satu tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menjaga ketahanan pangan masyarakat.
Baca SelengkapnyaTarian adu kekuatan dan ketangkasan kaum laki-laki dengan menggunakan senjata berupa rotan sebagai alat pukul dan tameng yang terbuat dari kulit sapi.
Baca SelengkapnyaTradisi ini sebagai bentuk keresahan atas keresahan alam yang merajarela
Baca SelengkapnyaTradisi nadran yang dilakukan masyarakat pesisir Indramayu menyimpan makna khusus.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Sunda di Jawa Barat masih melestarikan kegiatan melepas burung merpati sebagai satu rangkaian pernikahan yang sakral.
Baca Selengkapnya