Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ada Pabrik Gula Kelas Dunia tapi Warga Sengsara, Ini Potret Miris Warga Probolinggo di Zaman Penjajahan Belanda

Ada Pabrik Gula Kelas Dunia tapi Warga Sengsara, Ini Potret Miris Warga Probolinggo di Zaman Penjajahan Belanda

Ada Pabrik Gula Kelas Dunia tapi Warga Sengsara, Ini Potret Miris Warga Probolinggo di Zaman Penjajahan Belanda

Mereka yang tak punya tanah dipaksa bekerja di kebun milik pemerintah

Ada Pabrik Gula Kelas Dunia tapi Warga Sengsara, Ini Potret Miris Warga Probolinggo di Zaman Penjajahan Belanda

Pada masa lampau, Probolinggo terkenal sebagai daerah penghasil gula. Ada dua pabrik besar yang berhasil menjual gulanya hingga ke luar negeri, yakni pabrik gula Wonolangan dan Oemboel.

Warga Sengsara

Mirisnya, kemasyhuran Probolinggo sebagai daerah penghasil gula berkualitas berbanding terbalik dengan kesejahteraan warganya. 

Selama masa kolonialisme Belanda, warga Probolinggo menjadi korban tanam paksa. Mereka dipaksa bekerja di kebun-kebun milik pemerintah Hindia Belanda tanpa imbalan memadai.

Ada Pabrik Gula Kelas Dunia tapi Warga Sengsara, Ini Potret Miris Warga Probolinggo di Zaman Penjajahan Belanda

Pada masa itu, seluruh wilayah pertanian wajib ditanami tanaman
laku ekspor dan hasilnya diserahkan
kepada pemerintahan Hindia Belanda. Tragisnya, wilayah yang digunakan tanam paksa tetap dikenakan
pajak.

Mengutip Instagram @bermiheritage, keberadaan pabrik gula Oemboel dan Wonolangan jadi mimpi buruk bagi warga Probolinggo. Sebanyak 2.136 kepala keluarga diwajibkan ikut tanam paksa. Mereka bertanggung jawab memelihara 528 pohon tebu.

Sementara untuk proses penebangan tebu, sebanyak 3.480 kepala keluarga yang dikenai
kewajiban tanam paksa. Di mana 180 orang di antaranya datang setiap hari.

Kemudian, sebanyak 1.276 kepala keluarga dikenai kewajiban tanam paksa untuk jasa kuli. Sebanyak 250 di antaranya datang setiap hari.

Kolonialisme Belanda

Potret Miris

Potret Miris

Pengangkutan tebu di pabrik gula Oemboel berlangsung tanpa diatur pemerintah. Para kontraktor dan buruh harian juga mengangkut gula dari pabrik ke gudang-gudang pemerintah, dengan bayaran 10 cent.

Kedua pabrik ini juga menerapkan sistem wajib kerja. Penduduk dibedakan menurut lamanya
mereka bertugas di berbagai dinas.

Hanya para kepala desa dan dewan desa yang menanam dengan biaya sendiri.

Sementara mereka yang bekerja sebagai pekerja untuk dinas kebudayaan juga dianggap sebagai wajib kerja.

Para perajin, warga yang tidak
memiliki sawah, nelayan, dan orang
tua yang masih mampu bekerja, petugas pos penjagaan dan petugas kebersihan pasar juga dianggap sebagai wajib kerja. 

Ada Pabrik Gula Kelas Dunia tapi Warga Sengsara, Ini Potret Miris Warga Probolinggo di Zaman Penjajahan Belanda

Orang tua dan orang lemah yang tidak
mampu lagi bekerja, pendeta, guru sekolah,
dibebaskan dari wajib kerja. Sementara itu, pensiunan dewan desa terkadang dibebaskan dari wajib kerja hingga dua tahun.

Kepala desa dan anggota dewan desa tidak ikut serta dalam wajib kerja. Mereka
mengendalikan pekerjaan atau memberikan perintah.

Ada Pabrik Gula Kelas Dunia tapi Warga Sengsara, Ini Potret Miris Warga Probolinggo di Zaman Penjajahan Belanda

Bos Kaya Raya

Sementara warga lokal sengsara karena tanam paksa dan wajib kerja, bos pabrik gula Oemboel terkenal kaya raya. Mereka menjadi crazy rich dengan rumah mewah di Probolinggo.

Cerita Bekas Pabrik Kola Peninggalan Belanda di Gang Poseng Pasar Baru, Dulu Warga Bisa Intip Proses Pembuatannya dari Tembok
Cerita Bekas Pabrik Kola Peninggalan Belanda di Gang Poseng Pasar Baru, Dulu Warga Bisa Intip Proses Pembuatannya dari Tembok

Bentuk bangunannya diketahui masih sama dari sejak pertama didirikan pada 1934.

Baca Selengkapnya
Gara-gara Proyek Jalan, Siswa SD Negeri Menumpang Ujian di Rumah Warga dengan Kondisi Memprihatinkan
Gara-gara Proyek Jalan, Siswa SD Negeri Menumpang Ujian di Rumah Warga dengan Kondisi Memprihatinkan

Siswa SD Negeri Bugel Kulon Progo harus rela mengungsi ke rumah warga karena sekolahnya terdampak pembangunan JJLS.

Baca Selengkapnya
Dulu Gapura Makam Kini Jadi Gerbang Sekolah, Potret SD di Tuban Ini Curi Perhatian
Dulu Gapura Makam Kini Jadi Gerbang Sekolah, Potret SD di Tuban Ini Curi Perhatian

Gerbang sekolah ini tampak berusia jauh lebih tua dibanding bangunan sekolah

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
TKN Gelar Panggung Budaya Indonesia Maju, Bentuk Perhatian Prabowo-Gibran Terhadap Literasi
TKN Gelar Panggung Budaya Indonesia Maju, Bentuk Perhatian Prabowo-Gibran Terhadap Literasi

TKN menyatakan perhatian Prabowo-Gibran terhadap dunia pendidikan dan kebudayaan, termasuk literasi menjadi sebuah keniscayaan.

Baca Selengkapnya
Luas Tanah Dikuasai Prabowo Subianto Setara 4 Kali Singapura
Luas Tanah Dikuasai Prabowo Subianto Setara 4 Kali Singapura

Sejatinya penguasaan lahan oleh Prabowo berawal dari akuisisi sebuah pabrik kertas.

Baca Selengkapnya
Mengulik Kisah Gunung Kendeng di Sragen, Menjadi Tempat Peristirahatan Terakhir Sang
Mengulik Kisah Gunung Kendeng di Sragen, Menjadi Tempat Peristirahatan Terakhir Sang "Dewa Judi"

Pada zaman penjajahan, bukit itu juga menjadi markas prajurit Belanda

Baca Selengkapnya
Bikin Geger se-Jawa, Pria Ini Selama 23 Tahun Bikin Istana di Bawah Tanah
Bikin Geger se-Jawa, Pria Ini Selama 23 Tahun Bikin Istana di Bawah Tanah

Penampakan istana bawah tanah milik pria asal Mojokerto, Jawa Timur yang dibangun selama 23 tahun.

Baca Selengkapnya
Menguak Jejak Kejayaan Perkebunan Kapuk di Tanah Jawa, Dulu Mampu Memenuhi 85 Persen Kebutuhan Kapuk Dunia
Menguak Jejak Kejayaan Perkebunan Kapuk di Tanah Jawa, Dulu Mampu Memenuhi 85 Persen Kebutuhan Kapuk Dunia

Industri kapuk mengalami kemunduran karena masyarakat lebih suka memakai Kasur dengan bahan dasar busa dan pegas.

Baca Selengkapnya
Mencicipi Kipang Kacang, Kudapan Asli Pariaman yang Masuk Daftar Warisan Budaya Tak Benda
Mencicipi Kipang Kacang, Kudapan Asli Pariaman yang Masuk Daftar Warisan Budaya Tak Benda

Kudapan dari Pariaman ini terbuat dari kacang tanah yang dicampur dengan gula aren dan kerap dijadikan oleh-oleh.

Baca Selengkapnya