Paus Leo XIV dan Kenangan Mendalam Saat Berkunjung ke Papua
Paus Leo XIV ternyata pernah berkunjung ke Sorong, Papua pada 2003, saat masih menjadi Prior Jenderal Ordo Santo Agustinus.

Pada tahun 2003, jauh sebelum ia naik takhta sebagai Paus Leo XIV, Kardinal Robert Francis Prevost mengunjungi Sorong, Papua Barat Daya. Kunjungan tersebut bukan sekadar kunjungan biasa, melainkan sebuah perjalanan yang sarat makna baginya dan umat Katolik di Tanah Papua.
Kardinal Prevost dipilih menjadi pemimpin baru gereja Katolik Roma dalam proses konklaf yang berlangsung selama dua hari, dari 7-8 Mei 2025 di Kapel Sistine, Vatikan. Asap putih mengepul dari cerobong Kapel Sistine pada Kamis (8/5) sekitar pukul 18.07 waktu Vatikan, menandakan paus baru telah terpilih. Kardinal Prevost adalah paus pertama dari Amerika Serikat dan memilih nama Leo XIV.
Saat itu, Prevost masih menjabat sebagai Prior Jenderal Ordo Santo Agustinus (OSA), dan kunjungannya didedikasikan untuk merayakan 50 tahun pelayanan OSA di wilayah tersebut. Kunjungan ini menandai sebuah babak penting dalam hubungan antara Gereja Katolik dan masyarakat Papua, khususnya bagi Ordo Santo Agustinus, seperti dilansir berbagai sumber.
Lebih dari sekadar perayaan, kunjungan ini merupakan kesempatan bagi Kardinal Prevost untuk menyaksikan langsung kehidupan dan tantangan yang dihadapi oleh umat dan para imam OSA di Papua. Prevost tidak hanya mengunjungi kota Sorong, tetapi juga menjelajahi paroki-paroki di pedalaman Papua, berinteraksi langsung dengan masyarakat setempat, dan mendengarkan cerita serta keluh kesah mereka. Kesederhanaan dan dedikasinya selama kunjungan tersebut meninggalkan kesan yang tak terlupakan bagi semua orang yang bertemu dengannya.
Salah satu momen penting dalam kunjungan tersebut adalah seminar yang diberikan oleh Kardinal Prevost di Aula SMA YPPK Agustinus Sorong. Seminar ini menjadi wadah bagi Prevost untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman, sekaligus mendengarkan aspirasi dari para pendengarnya. Kesempatan ini memungkinkan terciptanya dialog yang berarti antara pemimpin gereja dan masyarakat, memperkuat ikatan dan pemahaman di antara mereka. Kunjungan ini juga mencakup kunjungan ke Keuskupan di Sorong dan Jayapura, memperluas jangkauan interaksinya dengan para pemimpin gereja dan umat di wilayah yang lebih luas.
Jejak Langkah di Tanah Papua
Kunjungan Paus Leo XIV, atau saat itu masih Kardinal Prevost, ke Sorong dan berbagai wilayah di Papua bukan sekadar kunjungan seremonial. Dalam kunjungannya, Kardinas Prevost berkesempatan untuk mendengarkan langsung berbagai kesulitan yang dihadapi anggota OSA di Papua, termasuk konflik bersenjata yang terjadi di beberapa wilayah.
Pengalaman ini memberikan pemahaman yang mendalam baginya tentang realita kehidupan di Papua dan membentuk pandangan serta perhatian khusus terhadap situasi di wilayah tersebut. Kunjungan ini menjadi batu loncatan bagi komitmennya untuk terus mendukung dan membantu masyarakat Papua.
Kesederhanaan dan dedikasinya selama kunjungan tersebut sangat membekas di hati umat dan para imam OSA di Papua. Dia tidak hanya datang sebagai seorang pemimpin gereja, tetapi juga sebagai seorang sahabat yang peduli dan mau mendengarkan. Hal inilah yang membuat kunjungan tersebut begitu berkesan dan meninggalkan warisan positif yang masih terasa hingga saat ini.