Ilmuwan Temukan Mikroplastik di Jaringan Otak Manusia di Atas Hidung, Ini Bahayanya
Ilmuwan mengatakan mikroplastik kini sudah banyak ditemukan di mana-mana, termasuk di dalam tubuh manusia.
Mikroplastik tidak dapat dihindari lagi saat ini. Partikel plastik yang sangat kecil ini telah ditemukan di salju yang baru turun di Antartika, di puncak Gunung Everest, di kedalaman Palung Mariana bahkan di dalam tubuh manusia.
Dilansir Smithsonian, Rabu (18/9), ilmuwan telah menemukan polutan kecil di jaringan otak, khususnya bulbus olfaktorius yang terletak di atas hidung.
-
Bagaimana mikroplastik masuk ke dalam tubuh orang Indonesia? Penelitian ini juga menemukan bahwa Tiongkok, Mongolia, dan Inggris memiliki jumlah mikroplastik terhirup terbanyak.
-
Mengapa mikroplastik di atmosfer berbahaya? 'Mikroplastik di troposfer bebas diangkut dan berkontribusi pada polusi global. Jika masalah 'polusi udara plastik' tidak ditangani secara proaktif, perubahan iklim dan risiko ekologis dapat menjadi kenyataan, menyebabkan kerusakan lingkungan yang tidak dapat dibalikkan dan serius di masa depan.'
-
Bagaimana mikroplastik masuk ke tubuh? Plastik yang kita gunakan sehari-hari bisa terurai menjadi partikel kecil yang disebut mikroplastik. Partikel ini bisa masuk ke dalam tubuh kita melalui udara, makanan, dan minuman.
-
Apa dampak mikroplastik pada kesehatan? Paparan dari mikroplastik di kehidupan sehari-hari kita bisa menimbulkan sejumlah dampak kesehatan yang tak main-main. Dari Masalah Jantung Hingga di Testikel, Ketahui Bahaya Paparan Mikroplastik Terhadap Tubuh Kita
-
Bagaimana polusi udara memengaruhi otak? Namun secara biologis, polusi udara dapat menyebabkan peradangan otak, defisit serotonin, dan mengganggu respons stres.
-
Siapa yang menemukan mikroplastik di testis manusia? Ilmuwan Temukan Bahwa Kandungan Mikroplastik Sudah Mencemari Testis Manusia Dilansir dari Science Alert, penelitian yang dilakukan oleh tim ilmuwan dari University of New Mexico telah mengkonfirmasi bahwa mikroplastik telah berhasil terdeteksi dalam jaringan testis manusia.
Temuan ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan para peneliti bahwa jalur penciuman dapat memungkinkan mikroplastik mengakses otak dan berpotensi mencapai area otak di luar bulbus olfaktorius.
“Setelah muncul di ‘bulbus olfaktorius’, dapat terjadi translokasi ke daerah lain di otak,” kata Luís Fernando Amato-Lourenço, ilmuwan lingkungan di Universitas Berlin, kepada CNN.
Dalam studi terbaru yang dipublikasikan di Jurnal JAMA Network Open, ilmuwan mengambil sampel dari 15 mayat manusia yang meninggal pada usia antara 33 sampai 100 tahun.
Delapan dari 15 sampel tersebut terbukti mengandung mikroplastik yang panjangnya kurang dari lima milimeter.
Membahayakan kesehatan
Para peneliti menemukan total 16 tipe partikel plastik yang terbuat dari polipropilena, poliamida, nilon, dan polietilena vinil asetat. Yang paling umum ditemukan adalah polipropilena karena banyak digunakan di kehidupan sehari-hari seperti pada pakaian, furnitur, karpet, kemasan, dan banyak lagi.
Sejauh ini para peneliti masih belum mengetahui konsekuensi terbesar dari adanya mikroplastik dalam tubuh manusia, meski begitu beberapa peneliti mengatakan mikroplastik dapat membahayakan kesehatan manusia.
Sebuah studi di New England menemukan adanya hubungan antara mikroplastik di arteri manusia dan risiko penyakit jantung yang lebih tinggi.
"Pertama kalinya kita melihat dampak kesehatan manusia yang disebabkan oleh partikel itu sendiri," kata Philip Landrigan, dokter anak dan ahli epidemiologi di Boston College.
"Sampai saat ini, mantra yang selalu diucapkan ilmuwan mengenai mikroplastik ini adalah ‘Ya, partikel-partikel itu ada di sana, tetapi kita tidak tahu apa pun tentang apa yang mereka lakukan,’" kata Landrigan. "Penelitian ini mengubah hal itu."
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti