Mengenal Betrayal Trauma dan Gejalanya, Dampak Psikologis dari Pengkhianatan
Trauma yang dialami bisa menyebabkan munculnya gejala PTSD.

Mengalami pengkhianatan dari pasangan atau orang-orang terdekat adalah salah satu perasaan yang paling menyakitkan. Pengalaman ini sering kali meninggalkan bekas yang mendalam dan berdampak pada kesehatan mental seseorang. Berdasarkan informasi yang dihimpun dari Parade pada Jumat (25/4/2025), sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2021 menunjukkan antara 30% hingga 60% orang yang mengalami pengkhianatan dalam hubungan romantis menunjukkan gejala gangguan stres pascatrauma (PTSD), depresi, dan kecemasan yang signifikan secara klinis. Patah hati akibat pengkhianatan pasangan dapat berujung pada gejala PTSD, yang menunjukkan konsekuensi dari pengkhianatan ini cukup serius. Dalam artikel ini, kami akan menjelaskan tentang "betrayal trauma" dan memberikan panduan untuk memulai proses pemulihan.
Apa Itu Betrayal Trauma?
"Betrayal trauma adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan dampak psikologis yang timbul akibat pelanggaran kepercayaan dalam hubungan yang dekat, seperti hubungan romantis, persahabatan, dan ikatan keluarga," jelas CEO Psychology Partners Group dan psikolog klinis berlisensi, Dr. Emily Bly.
Ia menambahkan ketika hubungan kepercayaan seseorang dengan orang yang memiliki arti penting dalam hidupnya hancur, hal ini dapat merusak rasa kesejahteraan dan keamanan dasar mereka. Pada gilirannya dapat menyebabkan berbagai masalah emosional dan psikologis.
Seorang psikolog klinis berlisensi dan pendiri sekaligus CEO Thrive Psychology Group, Dr. Charlynn Ruan memberikan beberapa contoh penyebab dari betrayal trauma.
Contoh tersebut mencakup pelecehan anak, perselingkuhan, pencurian sumber daya bersama, atau pola penipuan.
"Dampak dari pengkhianatan semakin parah seiring dengan kedekatan hubungan," ujarnya.
Sebagai contoh, pengkhianatan oleh orang tua akan lebih traumatis dibandingkan dengan pengkhianatan yang dilakukan oleh seorang kenalan. Menurut Dr. Bly, banyak gejala yang muncul akibat betrayal trauma mirip dengan gejala yang dialami pada PTSD dari jenis trauma lainnya.
"Perbedaannya terletak pada fokus trauma yang lebih berkaitan dengan hubungan," tuturnya.
Ciri-ciri Anda Mengalami Trauma Pengkhianatan

Bagaimana cara mengetahui apakah Anda mengalami trauma pengkhianatan? Berikut adalah beberapa tanda yang dapat membantu Anda mengenalinya:
1. Pikiran Mengganggu tentang Masa Lalu
Menurut Dr. Bly, individu yang pernah mengalami pengkhianatan sering kali akan terus memikirkan kembali pengalaman tersebut. Mereka mungkin akan dihadapkan pada kenangan yang menyakitkan atau bahkan mimpi buruk yang berkaitan dengan pengkhianatan yang pernah dialami.
2. Kecenderungan Memikirkan Skenario Terburuk
Anda mungkin sering menemukan diri Anda berpikir tentang skenario terburuk ketika menghadapi situasi yang tidak jelas dalam hubungan.
"Contohnya, jika Anda melihat seseorang yang Anda kencani berinteraksi di media sosial dengan orang lain, Anda mungkin langsung berpikir bahwa mereka selingkuh," ujar Dr. Ruan.
Akan Terjadi Ketidakteraturan dalam Pengelolaan Emosi

Setelah mengalami pengkhianatan, Anda mungkin merasakan perubahan emosional yang tiba-tiba. Dr. Bly menjelaskan berbagai emosi yang mungkin muncul antara lain kemarahan, kesedihan yang mendalam, tangisan yang tak tertahan, ketakutan, rasa malu, atau bahkan penutupan diri sebagai bentuk pelepasan emosi.
"Ketika Anda berpapasan dengan tempat yang akrab, mendengarkan lagu tertentu, atau melihat foto yang mengingatkan Anda pada hubungan yang telah berlalu, reaksi emosional ini bisa sangat sulit untuk dikendalikan," tuturnya.
4. Kewaspadaan yang meningkat
Menurut Dr. Bly, individu yang pernah mengalami pengkhianatan biasanya menjadi lebih waspada terhadap kemungkinan terjadinya pengkhianatan lagi.
"Mereka cenderung merasa sulit untuk bersantai, merasa terancam, dan yang paling penting, mengalami kesulitan dalam mempercayai orang lain untuk sementara waktu, sering kali disertai dengan rasa curiga yang tinggi terhadap orang di sekitar mereka," jelasnya.
5. Keyakinan negatif yang berkembang
Akibat dari trauma pengkhianatan, Anda mungkin mulai mengadopsi keyakinan negatif tentang diri sendiri maupun orang lain. Hal ini bisa berupa pandangan seperti "saya tidak layak dicintai" atau "semua pria adalah pembohong," seperti yang diungkapkan oleh Dr. Ruan.
Cara Sembuh dari Betrayal Trauma

Langkah awal untuk mengatasi trauma pengkhianatan adalah dengan menunjukkan belas kasih kepada diri sendiri, dan banyak hal lainnya. Menurut Dr. Bly, hal ini bisa sangat menantang karena rasa malu yang mungkin Anda alami.
"Berusahalah sekuat tenaga untuk bersikap baik kepada diri sendiri dengan mengakui rasa sakit yang Anda alami dan mengingatkan diri sendiri bahwa Anda bukanlah penyebab pengkhianatan," ujarnya.
Merawat diri juga merupakan bagian penting dari belas kasih ini, yang harus dijadikan prioritas utama. Ini bisa meliputi menciptakan dan menjaga ritual menenangkan seperti mandi santai atau menikmati teh hangat, serta mengembangkan praktik meditasi.
Selain itu, penting untuk menetapkan dan menjaga batasan yang sehat. "Pengkhianatan dapat membuat Anda mempertimbangkan kembali batasan yang telah Anda tetapkan dalam hubungan, dan pertimbangan ulang ini dapat membantu melindungi Anda dari bahaya lebih lanjut di masa mendatang," jelas Dr. Bly.
Terapi juga merupakan metode yang sangat efektif dalam proses pemulihan dari pengkhianatan. "Terapi dengan psikolog yang mengkhususkan diri dalam menangani luka keterikatan sangatlah ampuh karena terapi ini memberi Anda kesempatan untuk menemukan tempat yang aman untuk membahas pengkhianatan," tambah Dr. Ruan.
Terakhir, memiliki sistem dukungan yang baik sangatlah penting.
"Mengelilingi diri Anda dengan orang-orang yang peduli terhadap Anda dan pandai mengekspresikan empati dan pengertian dapat benar-benar membantu Anda pulih lebih cepat. Setiap orang membutuhkan kelompok penyemangat, terutama di saat-saat seperti ini," kata Dr. Bly.
Dukungan ini juga dapat diperoleh melalui kelompok pendukung.
"Ketika tergoda untuk mengabaikan semua hubungan Anda dan tidak memercayai semua orang, carilah orang-orang yang mendukung Anda," saran Dr. Ruan.
"Meskipun hanya beberapa teman dan keluarga yang mendukung Anda di saat-saat tergelap Anda, kini Anda tahu siapa orang-orang yang benar-benar mendukung Anda."