Ilmuwan Temukan Bukti Valid Keberadaan Planet Kesembilan
Ada bukti keberadaan planet kesembilan yang selama ini tidak menjadi perhatian. Bukti itu berdasarkan penelitan terbaru oleh sebuah tim dari ilmuwan astronomi.
Sebuah penelitian terbaru dari tim Caltech memberikan bukti tambahan yang mendukung eksistensi planet kesembilan. Dalam jurnal yang akan dimuat di The Astrophysical Journal Letters, Michael Brown, seorang profesor astronomi planet di California Institute of Technology, menyatakan bahwa kemungkinan besar planet sembilan memang ada.
Menurut laporan Live Science dan Space, Kamis (26/9), para peneliti telah melacak pergerakan jangka panjang dari objek trans-Neptunian (TNO) di wilayah luar tata surya. Mereka pun telah melakukan pemodelan dengan beragam skenario orbit berdasarkan pergerakan tersebut.
-
Dimana planet lain berada? Saat ini, semua planet yang sudah ditemukan berada di Galaksi Bima Sakti. Belum ada planet di luar Galaksi Bima Sakti yang benar-benar ditemukan.
-
Bagaimana proses penemuan planet-planet ini? Mengutip Indy100, Jumat (26/1), Transitioning Exoplanet Survey Satellite (TESS) NASA, menemukan exoplanet yang berbeda dari exoplanet biasa yang diamati oleh satelit dalam beberapa hal berbeda.
-
Apa yang ditemukan astronom? Astronom dunia telah mengonfirmasi penemuan sebuah planet yang memiliki kecepatan orbit yang tinggi. Planet yang baru ditemukan tersebut adalah TOI-1347 b. Ia mengorbit bintangnya hanya selama 20 jam 24 menit atau 0,85 hari.
-
Dimana planet LTT9779b ditemukan? Dilaporkan Vice, planet ini sebetulnya pertama kali terlihat pada tahun 2018 sebagai titik aneh dalam gambar sistem bintang LTT 9779, yang ditangkap oleh Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS) NASA yang baru diluncurkan.
-
Mengapa planet-planet ini menarik bagi ilmuwan? Suhunya sangat menarik bagi para ilmuwan yang menemukannya karena suhunya tepat untuk menopang kehidupan.
-
Siapa yang mencari planet lain? Sejauh ini, para astronom telah berhasil menemukan 5.502 planet di sekitar bintang lain di luar Bima Sakti.
Para ilmuwan menambahkan data terkait gravitasi Neptunus dan pengaruh pasang surut galaksi. Hasilnya menunjukkan bahwa penjelasan paling logis untuk pergerakan tidak teratur dari objek-objek tersebut adalah adanya sebuah planet besar yang belum teridentifikasi.
Namun, hingga saat ini, posisi pasti dari planet sembilan masih belum dapat dibuktikan. Pada 2015, tim peneliti yang sama menemukan bukti matematis mengenai keberadaan planet dengan massa sepuluh kali lipat dari Bumi. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa planet sembilan memerlukan waktu antara 10.000 hingga 20.000 tahun untuk menyelesaikan satu orbit mengelilingi matahari.
Para ilmuwan juga mengungkapkan bahwa planet ini mengikuti jalur orbit berbentuk elips yang panjang. Pengaruh gravitasinya dianggap berperan dalam pengelompokan orbit TNO yang tidak biasa di sekitar matahari. Kemungkinan keberadaan planet sembilan akan diuji menggunakan kamera digital raksasa.
Observatorium Vera Rubin di Chili akan segera memulai Survei Warisan Ruang dan Waktu (LSTT) dengan kamera digital terbesar yang pernah ada. Para ilmuwan berencana untuk melakukan survei seluruh langit setiap malam menggunakan teleskop berukuran 8,4 meter yang dilengkapi dengan kamera LSST.
Kamera LSST memiliki resolusi 3.200 megapiksel dan berukuran sebesar mobil, dengan berat 3 metrik ton, setara dengan setengah berat gajah jantan Afrika. Pandangan luas yang dihasilkan oleh kamera LSST akan menangkap berbagai objek di tata surya.
Kamera digital raksasa ini diharapkan dapat menguji bukti-bukti mengenai keberadaan planet sembilan yang selama ini diyakini ada. Jika salah satu hipotesis terbukti sebagai ilusi akibat bias pengamatan, survei yang dilakukan oleh Vera Rubin akan mengungkapkan hal tersebut.
Selain itu, kamera ini juga memiliki potensi untuk memperkuat bukti keberadaan planet sembilan dan menemukan lebih banyak TNO, serta menunjukkan kemungkinan pengaruh yang serupa. Kamera digital raksasa ini akan melakukan pengujian terhadap semua bukti gravitasi melalui survei baru yang independen dan tidak terpengaruh oleh bias seperti survei-survei sebelumnya.
Konsep Planet Kesembilan
Teori mengenai Planet Sembilan telah ada sejak lama untuk menjelaskan orbit aneh dari planet kerdil yang mengelilingi matahari di luar Neptunus. Orbit yang tidak biasa ini teramati di antara kelompok Objek Trans-Neptunus (TNO) ekstrem yang berada di sekitar Neptunus. Meskipun demikian, jika dilihat dari jaraknya, kelompok TNO tersebut lebih dekat ke Neptunus dibandingkan dengan matahari.
Diperkirakan, di balik Neptunus terdapat apa yang diduga sebagai planet kesembilan. Efek gravitasi dari planet ini dapat menjelaskan mengapa planet-planet kerdil di ujung tata surya Bima Sakti memiliki orbit elips, yang berbeda dengan delapan planet lainnya yang memiliki orbit hampir bulat.
Para astronom telah melakukan penyelidikan untuk menentukan bagaimana dan di mana planet yang diduga sebagai planet kesembilan itu mengorbit matahari. Mereka menggunakan simulasi komputer untuk memodelkan bagian terjauh dari tata surya.
Dalam simulasi tersebut, mereka menambahkan berbagai objek luar angkasa dengan orbit dan massa yang berbeda-beda, hingga hasilnya sesuai dengan data yang telah dikumpulkan. Simulasi menunjukkan bahwa planet kesembilan kemungkinan berada 20 kali lebih jauh dari matahari dibandingkan Neptunus.
Selain itu, objek langit yang misterius ini diperkirakan memiliki massa sepuluh kali lipat dari bumi, dan cahaya memerlukan waktu empat hari untuk menjangkaunya. Sebagai perbandingan, cahaya matahari hanya membutuhkan waktu 8 menit 19 detik untuk sampai ke bumi, yang berjarak sekitar 150 juta kilometer.
Oleh karena itu, menentukan lokasi planet yang masih bersifat hipotesis ini sangatlah menantang, karena objek yang berada jauh dari sumber cahaya hanya memantulkan sedikit cahaya.