Sejarah Tambang Batu Bara Ombilin, Dinobatkan Jadi Situs Warisan Dunia UNESCO
Tahun 2019 UNESCO menetapkan Tambang Batu Bara Ombilin di Sumatra Barat sebagai salah satu warisan dunia.
Tahun 2019 UNESCO menetapkan Tambang Batu Bara Ombilin di Sumatra Barat sebagai salah satu warisan dunia.
Tambang Batu Bara Ombilin terletak di Kota Sawahlunto, di sepanjang pegunungan Bukit Barisan. Tambang ini dikenal sebagai situs tambang jenis Batu Bara tertua di Asia Tenggara dan satu-satunya tambang bawah tanah di Indonesia. (Foto: wikipedia)
Melansir dari Liputan6.com, dua insinyur tambang dari Belanda bernama Jacobus Leonardus Cluysenaer dan Daniel David Veth berperan dalam membuka jalur tambang batu bara di Sawahlunto, Sumatra Barat pada tahun 1874. Mereka melanjutkan proyek yang dikerjakan oleh de Greeve pada tahun 1872. Pada saat itu, ia tewas karena kecelakaan di sungai Indragiri saat melakukan penelitian.
Dalam mengembangkan pengolahan tambang Ombolin, Cluysenaer juga menulis tiga laporan pada tahun 1875 dan 1878. Di dalamnya, ia menuliskan penawaran untuk rel kereta yang membelah lembah barat-timur. Jalur rel kereta dari Sawahlunto ke pelabuhan Teluk Bayur sudah ada sejak tahun 1894 yang digunakan untuk mengangkut hasil batu bara ke pelabuhan untuk diekspor menggunakan kapal uap SS Sawahlunto dan SS Ombilin-Nerderland.
David Veth, mendeteksi adanya kandungan emas hitam di kawasan Sungai Ombilin pada pertengahan abad ke-19. Satu dekade kemudian, ekspedisi tersebut diteruskan oleh R. DM Verbeck yang merupakan seorang ahli kebumian yang juga menemukan simpanan batu bara di sepanjang sungai dengan jumlah yang sangat melimpah.
Dengan waktu yang singkat, tambang Batu Bara Ombilin di Sawahlunto pun menjadi perpaduan teknologi antara Eropa dan juga kekayaan alam di Indonesia. Saat ini, situs Batu Bara Ombilin menjadi kawasan yang diakui sebagai situs tambang tertua yang ada di Asia Tenggara. Kawasan tambang ini punya cara menambang yang unik dari yang lainnya, metode menambangnya dari bawah tanah dan melewati lorong-lorong. Hingga saat ini, metode ini menjadi satu-satunya di Indonesia.
Dilansir dari indonesia.go.id, terdapat kisah pembuatan terowongan di kawasan Batu Bara Ombilin ini menerapkan sistem kerja paksa yang berasal dari penjara di Jawa, Sulawesi, Medan, dan Padang. Mirisnya, pada saat proses pembuatan terowongan ini kaki pekerja diikat menggunakan rantai. Kemudian disiksa dengan cambuk oleh mandornya. Mereka juga diberi makan terbatas sehingga banyak yang meninggal.
Meski terdapat sejarah baik dan kelam yang tertulis di Tambang Batu Bara Ombilin, namun pada tanggal 16 Juli 2019, UNESCO telah menetapkan situs Batu Bara Ombilin menjadi situs budaya dunia. Melansir dari indonesia.go.id, Ombilin menjadi situs warisan dunia ke-5 setelah Candi Borobudur dan Candi Prambanan, situs sejarah manusia purba Sangiran, dan sistem irigasi Persawahan Subak di Bali.
Batu peninggalan di Pulau Samosir ini memiliki bentuk yang unik.
Baca SelengkapnyaJembatan yang satu ini konon menjadi jembatan tertua yang ada di Pulau Sumatera.
Baca SelengkapnyaLubang yang ada di Batu Batikam itu merupakan simbol dari perdamaian antar suku yang tengah berkuasa pada saat itu.
Baca SelengkapnyaArkeolog menemukan bukti nenek moyang manusia sudah mengarungi lautan sekitar 130.000 tahun lalu.
Baca SelengkapnyaDulunya Kuningan merupakan wilayah permukiman dan kerajaan.
Baca SelengkapnyaKepercayaan orang-orang sekitar pun tumbuh dan mengakar kuat di benak mereka jika merusak salah satu peninggalan sejarah tersebut, maka dia akan menerima nasib
Baca SelengkapnyaPeran bocah ini tidak banyak diketahui sebelumnya.
Baca SelengkapnyaSelangkah lagi Reog Ponorogo jadi warisan budaya tak benda UNESCO
Baca SelengkapnyaBukti penumbalan manusia di ditemukan di beberapa situs arkeologi di Pulau Kreta, Yunani.
Baca Selengkapnya