Bertemu PWI, Anies Baswedan Bahas Demokrasi Hingga UU ITE
Masih banyak warga Indonesia belum bijak dalam menyampaikan kritik di media sosial.
Masih banyak warga Indonesia belum bijak dalam menyampaikan kritik di media sosial.
Anies disambut jajaran PWI Pusat. Ada Ketua Umum PWI Pusat Hendry Ch Bangun, serta Anggota Pengurus PWI Pusat Uni Lubis hingga Ninuk Mardiana Pambudi.
Dia tiba pukul sekira 13.48 WIB. Terlihat pula, Co-Captain Timnas Pemenangan AMIN Sudirman Said dan Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid.
Anies bakal menjawab setidaknya lima pertanyaan rahasia yang dikirimkan PWI Pusat kepada Anies sebelum dialog digelar. Pertanyaan itu berkaitan dengan berbagai isu mulai dari demokrasi sampai korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Hendry menyebut, kegiatan bertajuk 'Dialog Pers dan Capres PWI Pusat' salah satu event menuju Hari Pers Nasional (HPN) 2024.
Anies mengatakan, senang bisa kembali berdiskusi dengan PWI Pusat. Pasalnya, Anies mengaku amat dekat dengan PWI dari lama bahkan saat tinggal di Yogyakarta.
"Hari ini senang sekali bisa kembali ngobrol dengan bapak Ibu sekalian terkait dengan banyak hal," kata Anies.
Pada dialog pertama, Anies membahas ihwal demokrasi di Indonesia. Terutama, terkait kebebasan berekspresi.
"Termasuk dalam UU ITE. Di situ kami melihat ada pasal-pasal yang perlu direvisi sehingga tidak menimbulkan rasa takut di dalam berekspresi," kata Anies.
Contohnya, kata Anies masih banyak warga Indonesia yang menggunakan berbagai istilah saat menyampaikan kritik di media sosial.
"Selama di sosmed orang masih nyebut kata Indonesia dengan istilah Wakanda dengan istilah Konoha, maka Indonesia masih ada masalah. Kalau kita sudah berani dengan menyebut dengan nama Indonesia maka perasaan takut itu tidak boleh ada," ucap dia.
Anies Baswedan blak-blakan ingin mengembalikan demokrasi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSikap Capres nomor urut 1 Anies Baswedan mengkritik keras proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) kini diikuti tim kampanyenya.
Baca SelengkapnyaBahlil menegasakan TikTok sebenarnya hanya media sosial saja buka media untuk tempat orang berjualan.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan menyatakan memiliki agenda utama dalam memajukan bangsa Indonesia
Baca SelengkapnyaApabila tujuannya pemerataan, maka pemerintah harusnya fokus membangun kota kecil di Indonesia.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan laporan We Are Social, jumlah pengguna media sosial di Indonesia pada Januari 2023 mencapai 167 juta pengguna.
Baca SelengkapnyaMenurut Anies saat ingin melakukan pemerataan di Indonesia, harus dimulai dengan membangun kota kecil menjadi menengah dan kota menengah menjadi besar.
Baca SelengkapnyaAnies bercerita, di masa lampau para pendiri negara disegani karena memegang integritas.
Baca SelengkapnyaMK dianggap menyelamatkan wajah demokrasi Indonesia dengan menolak permohonan PDIP agar sistem pemilu diubah menjadi proporsional tertutup
Baca Selengkapnya