Bupati Yahukimo Bantah Tentara-Polisi Jadi Guru dan Nakes di Papua
Yahuli menegaskan, isu tersebut tidak benar. Dia mengatakan, tidak ada tentara dan polisi yang menjadi guru di Papua.

Bupati Yahukimo, Didimus Yahuli menjawab isu yang beredar bahwa tentara dan polisi menjadi guru dan tenaga kesehatan (nakes) di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua.
Yahuli menegaskan, isu tersebut tidak benar. Dia mengatakan, tidak ada tentara dan polisi yang menjadi guru di Papua.
"Itu 100% tidak benar. Proses rekrutmen kami terbuka dan diketahui publik. Setelah rekrutmen, para pendeta mendoakan dan mereka menandatangani perjanjian kerja sama," tegas Yahuli, Senin (24/3).
"Jika ada yang mengatakan mereka anggota TNI/Polri dan memiliki bukti, silakan tunjukkan kepada saya. Kalau benar, saya siap mundur dari jabatan Bupati," sambungnya.
Dia mengatakan, korban penyerangan KKB saat ini adalah guru dan tenaga kesehatan yang telah direkrut sejak 2021 melalui proses terbuka.
"Kami selalu menyampaikan di berbagai forum bahwa persyaratan rekrutmen adalah wajib beragama Kristen, percaya pada Yesus sebagai Tuhan, telah dibaptis, dan bersedia menjadi guru misionaris. Proses verifikasi berlangsung selama 30 hari di Jayapura, memastikan latar belakang pendidikan S1 atau S2 di bidang pendidikan atau disiplin lain yang ingin mengajar," jelasnya.
Dia menekankan bahwa pemerintah memiliki etika dan moral dalam memimpin serta tidak akan menyelundupkan hal-hal seperti yang dituduhkan.
"Rekrutmen ini terjadi sejak 2021. Kami ingin memastikan regenerasi guru yang siap menghadapi tantangan global. Kami tidak ingin masa depan daerah ini suram karena keterbatasan kemampuan membaca dan menulis. Ini adalah upaya kami mempersiapkan generasi yang lebih baik," ucap Yahuli.
Satu Guru Tewas Diserang KKB
Sebanyak 12 orang guru dan nakes menjadi korban penyerangan KKB di Anggruk pada Jumat (21/3) sekitar pukul 16.00 WIT. Satu orang meninggal dunia, tiga luka berat, empat luka ringan, dan tiga orang lainnya selamat.
"Kami turut berdukacita atas kepergian tenaga guru yang meninggal dunia. Semoga jasa, pengabdian, dan pelayanannya diterima di sisi Tuhan. Kepada keluarga yang ditinggalkan, semoga diberi ketabahan," kata Yahuli.
Dia mengatakan, evakuasi korban sempat terkendala cuaca. Korban baru bisa dievakuasi pada Minggu, 23 Maret 2025.
Dia kemudian meluruskan informasi yang sebelumnya beredar bahwa enam hingga tujuh korban meninggal dunia akibat diserang KKB. Dia menegaskan, informasi tersebut tidak benar setelah dilakukan verifikasi di lokasi.
Yahuli menyebut, peristiwa ini merupakan kejadian luar biasa yang mengejutkan banyak pihak. Selama 64 tahun sejak Injil masuk ke daerah tersebut, kejadian serupa tidak pernah terjadi.
"Kami biasa merasakan keamanan dan ketenangan. Namun, kali ini kami semua, termasuk pemerintah, masyarakat, dan gereja, terkejut dan syok atas kejadian ini. Kami merasa hal ini seharusnya tidak terjadi di daerah terpencil seperti ini," tegasnya.