Korban Tewas Akibat Serangan KKB Bukan 6 Guru, Begini Klarifikasi Bupati Yahukimo
Evakuasi korban sempat terkendala cuaca. Korban baru bisa dievakuasi pada Minggu, 23 Maret 2025.

Seorang guru tewas akibat penyerangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Puskesmas dan Sekolah YPK Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua, pada Jumat, 21 Maret 2025.
Bupati Yahukimo, Didimus Yahuli mengatakan, evakuasi korban sempat terkendala cuaca. Korban baru bisa dievakuasi pada Minggu, 23 Maret 2025.
"Hari Minggu, 23 Maret, puji Tuhan cuaca cerah, sehingga kami mengerahkan seluruh kekuatan, termasuk tiga helikopter TNI dan lima pesawat sipil, untuk mengevakuasi korban dari Anggruk ke Jayapura. Wakil Bupati juga langsung turun ke lokasi," ujar Yahuli, Senin (24/3).
Yahuli menyebut, ada 12 orang yang menjadi korban penyerangan KKB. Satu orang meninggal dunia, tiga luka berat, empat luka ringan, dan tiga orang lainnya selamat.
Dia kemudian meluruskan informasi yang sebelumnya beredar bahwa enam hingga tujuh korban meninggal dunia akibat diserang KKB. Dia menegaskan, informasi tersebut tidak benar setelah dilakukan verifikasi di lokasi.
"Kami turut berdukacita atas kepergian tenaga guru yang meninggal dunia. Semoga jasa, pengabdian, dan pelayanannya diterima di sisi Tuhan. Kepada keluarga yang ditinggalkan, semoga diberi ketabahan," tambahnya.
Yahuli menyebut, peristiwa ini merupakan kejadian luar biasa yang mengejutkan banyak pihak. Selama 64 tahun sejak Injil masuk ke daerah tersebut, kejadian serupa tidak pernah terjadi.
"Kami biasa merasakan keamanan dan ketenangan. Namun, kali ini kami semua, termasuk pemerintah, masyarakat, dan gereja, terkejut dan syok atas kejadian ini. Kami merasa hal ini seharusnya tidak terjadi di daerah terpencil seperti ini," tegasnya.
Bantah TNI-Polri Jadi Nakes dan Guru
Yahuli juga menjawab isu bahwa TNI-Polri menjadi guru dan tenaga kesehatan (nakes) di Anggruk.
"Itu 100% tidak benar. Proses rekrutmen kami terbuka dan diketahui publik. Setelah rekrutmen, para pendeta mendoakan dan mereka menandatangani perjanjian kerja sama. Jika ada yang mengatakan mereka anggota TNI/Polri dan memiliki bukti, silakan tunjukkan kepada saya. Kalau benar, saya siap mundur dari jabatan Bupati," tegasnya.
Dia mengatakan, korban penyerangan KKB saat ini adalah guru dan tenaga kesehatan yang telah direkrut sejak 2021 melalui proses terbuka.
"Kami selalu menyampaikan di berbagai forum bahwa persyaratan rekrutmen adalah wajib beragama Kristen, percaya pada Yesus sebagai Tuhan, telah dibaptis, dan bersedia menjadi guru misionaris. Proses verifikasi berlangsung selama 30 hari di Jayapura, memastikan latar belakang pendidikan S1 atau S2 di bidang pendidikan atau disiplin lain yang ingin mengajar," jelasnya.
Dia menekankan bahwa pemerintah memiliki etika dan moral dalam memimpin serta tidak akan menyelundupkan hal-hal seperti yang dituduhkan.
"Rekrutmen ini terjadi sejak 2021. Kami ingin memastikan regenerasi guru yang siap menghadapi tantangan global. Kami tidak ingin masa depan daerah ini suram karena keterbatasan kemampuan membaca dan menulis. Ini adalah upaya kami mempersiapkan generasi yang lebih baik," tutup Yahuli.