Perusahaan Genteng di Sleman Ini Sudah Terkenal Sejak Zaman Belanda, Begini Sejarahnya
Genteng yang dihasilkan sejak zaman dulu sudah diakui memiliki kualitas yang bagus.
Genteng yang dihasilkan sejak zaman dulu sudah diakui memiliki kualitas yang bagus.
Di sisi barat daya Kabupaten Sleman, terdapat sebuah kawasan perbukitan yang berada di tiga kecamatan sekaligus, yaitu Kecamatan Godean, Seyegan, dan Minggir.
Perbukitan itu dihasilkan oleh endapan fluvio vulkanik dan longsoran raksasa dari Gunung Merapi.
Salah satu perbukitan bernama Gunung Berjo. Seluruh batuan penyusun Gunung Berjo sudah mengalami pelapukan menjadi tanah lempung dan tertutup oleh vegetasi lebat.
Keberadaan tanah lempung tersebut dimanfaatkan warga setempat sebagai mata pencaharian. Mereka memanfaatkan tanah lempung itu untuk dijadikan kerajinan genteng dengan produksi yang melimpah.
Tak heran warga kampung di sekitar Gunung Berjo banyak mendirikan industri genteng yang bisnisnya begitu maju. Industri menjadi tumpuan perekonomian masyarakat setempat dan diwariskan secara turun-temurun.
Dilansir dari kanal YouTube Komunitas Ohol, salah satu perusahaan maju di Desa Berjo adalah milik Pak Juwadi.
Ia mengatakan usaha genteng dan batu bata miliknya merupakan warisan kakeknya dulu yang diturunkan kepada orang tuanya.
Orang tua Pak Juwadi kemudian mewariskan usaha itu kepadanya.
Hasil produksi genteng dari Desa Berjo memiliki kualitas yang bagus dan terkenal sejak zaman Belanda dulu.
Hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa surat kabar yang memberitakanya, seperti dalam surat kabar Algemeen Handelsblad pada tanggal 4 Oktober 1928.
Surat kabar tersebut memberitakan bahwa Desa Berjo dikenal karena produksi gentengnya yang berkualitas.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Laboratorium Karamisch Labora Bandung, tanah liat di sana memiliki kualitas.
Dari hasil penelitian itu, Asosiasi Pameran Tahunan Jogja kemudian memberikan uang muka kepada salah satu pembuat genteng untuk membuat oven sesuai dengan model yang telah ditentukan oleh pejabat dari laboratorium.
Ternyata hasilnya berbuah manis. Kualitas genteng menjadi lebih bagus sehingga pesanan-pesanan menjadi lebih banyak dari yang bisa mereka penuhi.
Dengan keberhasilan itu, banyak pengusaha genteng di Desa Berjo melakukan hal serupa. Pesanan genteng datang dari berbagai tempat.
Bahkan pada masa itu seorang Asisten Residen Solo yang saat itu bertanggung jawab atas perbaikan perumahan di Solo rela jauh-jauh datang melakukan kunjungan ke kampung Berjo dan memesan genteng dalam jumlah besar.
Beberapa peninggalan pabrik gula itu masih dapat dijumpai
Baca SelengkapnyaTanaman ini dibawa oleh orang-orang Belanda ke Nusantara.
Baca SelengkapnyaSalah satu bangunan peninggalan DSM yang sampai sekarang masih berdiri kokoh adalah Stasiun Medan
Baca SelengkapnyaSebuah daerah khusus peternakan ini dikenal mirip seperti padang rumput yang berada di Selandia Baru dan didirikan langsung oleh Pemerintah Hinda Belanda.
Baca SelengkapnyaBekasi sudah dikenal sebagai kota industri sejak zaman kerajaan. Kini di sana juga ditemukan sumber minyak baru.
Baca SelengkapnyaSetiap tahunnya, warga harus memberi tumbal kepala kerbau ke tempat itu
Baca SelengkapnyaMolek adalah transportasi legendaris asal Bengkulu yang digunakan untuk mengangkut penumpang dan logistik antar desa.
Baca SelengkapnyaTak hanya wilayah Timur saja yang kaya akan rempah-rempah. Pulau Sumatra juga tidak kalah kaya dengan hasil rempah yang juga menjadi incaran pedagang Eropa.
Baca SelengkapnyaBerikut ini adalah penampakan seragam TNI di awal kemerdekaan Indonesia, sangat sederhana dan banyak yang memakai seragam sisa peninggalan Jepang dan Belanda.
Baca Selengkapnya