Saat Kapten Prabowo Dipanggil Komandan Kopassus dan Diberi Sajadah Sebelum Bertempur
Nasihat mantan komandannya itu selalu diingatnya walau sudah menjadi Jenderal dan Menteri Pertahanan.


Penulis: Arsya Muhammad
Ada peristiwa berkesan yang dialami Prabowo Subianto. Nasihat mantan komandannya itu selalu diingatnya walau sudah menjadi Jenderal dan Menteri Pertahanan.
Saat itu tahun 1978, Prabowo masih berpangkat kapten dan menjadi komandan kompi 112 di korps baret merah. Jabatan komandan Grup I Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha, kini Kopassus) dipegang oleh Kolonel Wismoyo Arismunandar.
Sebagai komandan, Wismoyo dikenal dekat dengan pasukannya. Sifat kebapakannya juga banyak membekas bagi para anggota pasukan elite itu.
Suatu malam, Kapten Prabowo akan lepas landas dari Bandara Halim Perdanakusuma untuk melaksanakan sebuah operasi militer. Sebelum berangkat pukul 04.00 pagi, Prabowo dipanggil menghadap Wismoyo.

“Beliau menanyakan persiapan saya menjalankan operasi. Saya menjelaskan semua peralatan yang sudah disiapkan. Mulai dari senjata, kompas, sampai obat-obatan,”
kenang Prabowo.
Namun Wismoyo kembali mengulang pertanyaannya. Beberapa kali pertanyaan persiapan operasi itu ditanyakan. Hingga Prabowo bingung menjawabnya karena merasa seluruh persiapan operasi dan perlengkapan pasukan sudah dibawanya.
Saat itulah Wismoyo menjelaskan maksudnya. Dia mengingatkan Prabowo sebagai perwira muda yang bertanggung jawab atas nyawa 100 anak buahnya dan akan melakukan operasi militer dengan risiko maut.

“Dia mengingatkan saya untuk dekat dengan Tuhan Yang Maha Kuasa. Barulah saya sadar,” kata Prabowo.
Wismoyo kemudian beranjak ke kamar dan mengambil bungkusan. Ternyata isinya sajadah.
Diberikannya sajadah itu pada Prabowo.
“Dia minta saya membawa sajadah itu dalam ransel dan menggunakannya selama bertugas,” kisah Prabowo dalam buku jenderal TNI WIsmoyo Arismunandar, Sosok Prajurit Sejati yang diterbitkan Disjarah TNI AD.
Pengalaman tersebut membekas di hati Prabowo. Gaya kepemimpinan Wismoyo selama di Angkatan Darat pun banyak diteladaninya.
Pemimpin harus bersatu dengan anak buahnya, adalah filosofi Wismoyo yang diingat Prabowo.
“Ada juga motto beliau yang sampai sekarang masih saya pakai. Disiplin adalah nafasku, kesetiaan adalah jiwaku, kehormatan adalah segala-galanya.”