23 September 1973: Wafatnya Pablo Neruda, Penyair Legendaris Peraih Nobel Sastra
Dengan gaya penulisan yang khas, Neruda mampu menggerakkan hati pembaca dan menciptakan koneksi antara karya sastra dan kehidupan sehari-hari.
Pablo Neruda adalah seorang penyair legendaris asal Chili, dikenal sebagai salah satu tokoh sastra terpenting abad ke-20. Lahir pada 12 Juli 1904 di Parral, Chile, Neruda mengekspresikan pandangannya tentang cinta, keindahan alam, dan perjuangan sosial melalui kata-kata yang mendalam dan penuh emosi. Dengan gaya penulisan yang khas, Neruda mampu menggerakkan hati pembaca dan menciptakan koneksi antara karya sastra dan kehidupan sehari-hari.
Sebagai seorang penulis, Neruda tidak hanya fokus pada puisi, tetapi juga terlibat dalam politik dan diplomasi. Ia menjadi anggota Partai Komunis dan menjabat sebagai senator di Chili. Karya-karyanya sering mencerminkan pandangan politiknya, termasuk kritik terhadap ketidakadilan dan ketidaksetaraan sosial. Dalam konteks ini, puisi-puisinya tidak hanya dianggap sebagai karya seni, tetapi juga sebagai bentuk perlawanan terhadap penindasan.
-
Kapan Alfred Nobel meninggal? Pada 1896, Alfred Nobel meninggal dunia dan menyimpan kekayaan yang sangat banyak dari hasil penemuannya itu.
-
Siapa yang meninggal dunia? Berdasarkan keterangan dari Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol. Artanto, AKBP Muhammad Yoga tutup usia pada Minggu malam pukul 20.00 WIB.
-
Siapa yang meninggal? Meskipun ia berjanji akan mengunggah video Kamari mukbang alias makan lagi, Papa Dali sudah pergi selamanya tanpa memenuhi janjinya.
Dengan banyaknya penghargaan yang diterima, termasuk Hadiah Nobel Sastra pada tahun 1971, Neruda meninggalkan warisan yang abadi di dunia sastra. Karya-karyanya, seperti "Dua Puluh Cinta dan Satu Lagu Keputusasaan," tetap relevan hingga saat ini dan terus menginspirasi generasi baru pembaca dan penulis. Wafat pada hari ini, 23 September 1973 lalu, Neruda telah berhasil mengabadikan perasaan manusia dalam berbagai dimensi, menjadikannya salah satu penyair terhebat sepanjang masa.
Berikut kisah hidupnya.
Latar Belakang Keluarga dan Pendidikan
Pablo Neruda bernama asli Ricardo Eliécer Neftalí Reyes Basoalto. Ia dilahirkan di Parral, sebuah kota sekitar 300 km di selatan Santiago. Ayahnya, José del Carmen Reyes Morales, bekerja sebagai pekerja kereta api, sedangkan ibunya, Rosa Neftalí Basoalto, adalah seorang guru yang sangat mencintai sastra. Ketika Neruda berusia hanya dua bulan, ibunya meninggal dunia, dan ayahnya menikah lagi.
Neruda muda dipanggil "Neftalí", nama almarhumah ibunya. Minatnya dalam tulis-menulis dan sastra ditentang ayahnya, tetapi ia mendapatkan dorongan dari orang lain, termasuk Gabriela Mistral yang kelak mendapatkan Hadiah Nobel, saat itu kepala sekolah putri setempat. Sejak usia dini, Neruda sudah menunjukkan minat yang kuat terhadap sastra dan puisi. Ia mulai menulis puisi pertama pada usia sepuluh tahun dan terinspirasi oleh karya-karya penyair seperti Rubén Darío.
Karyanya yang pertama diterbitkan ditulisnya untuk harian setempat, La Mañana, pada usia 13 tahun: Entusiasmo y perseverancia ("Antusiasme dan Kegigihan"). Pada 1920, ketika ia mengambil nama samaran Pablo Neruda, ia sudah banyak menerbitkan puisi, prosa, dan jurnalisme.
Ketika remaja, Neruda pindah ke Santiago untuk melanjutkan pendidikan untuk belajar bahasa Prancis di Universidad de Chile dengan maksud menjadi guru. Tetapi, alih-alih belajar ia menghabiskan sepenuh waktunya untuk menulis puisi. Di sini pula ia mulai bergaul dengan lingkungan intelektual.
Pada 1923 kumpulan puisinya yang pertama, Crepusculario ("Buku Senja"), diterbitkan, dan tahun berikutnya terbit Veinte poemas de amor y una canción desesperada ("Dua puluh Puisi Cinta dan Nyanyian Putus Asa"), kumpulan puisi cinta yang kontroversial karena sifatnya yang erotik. Kedua karyanya itu mendapatkan pujian kritis dan diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Selama dekade-dekad berikutnya, Veinte poemas terjual berjuta-juta kopi dan menjadi karya Neruda yang paling terkenal.
Berkarir dalam Dunia Politik
Selain sebagai penyair, Pablo Neruda juga memiliki karir politik dan diplomatik yang signifikan. Ia bergabung dengan Partai Komunis Chili pada tahun 1945 dan menjadi salah satu tokoh penting dalam partai tersebut. Pada tahun yang sama, Neruda terpilih sebagai senator untuk wilayah Tarapacá. Namun, ia menghadapi ancaman penangkapan setelah kudeta militer di Chili pada tahun 1948.
Untuk menghindari penangkapan, Neruda terpaksa melarikan diri dan menghabiskan waktu di pengasingan di Argentina dan negara-negara lain. Selama masa ini, ia terus menulis puisi yang mencerminkan pandangan politiknya dan berpartisipasi dalam gerakan sosialis internasional.
Setelah kembali ke Chili pada tahun 1952, Neruda tetap aktif dalam politik, terlibat dalam kampanye presiden Salvador Allende, yang merupakan presiden sosialis pertama Chili. Neruda terus menyuarakan dukungannya terhadap pemerintah Allende hingga kudeta militer pada tahun 1973. Selain karir politik, Neruda juga memiliki karir diplomatik. Ia menjabat sebagai konsul Chili di berbagai negara, termasuk Spanyol dan Meksiko, di mana ia berperan dalam membangun hubungan internasional yang kuat.
Wafat Tanggal 23 September 1973
Pablo Neruda menjalani kehidupan pribadi yang penuh warna dan kompleks. Ia menikahi istri pertamanya, María Eugenia Armada, pada tahun 1934, tetapi hubungan mereka berakhir tragis ketika María meninggal karena penyakit. Neruda kemudian menikah dengan Matilde Urrutia, seorang penyanyi, yang menjadi inspirasinya dalam banyak puisi. Hubungan mereka sangat mendalam, dan Matilde menemani Neruda selama masa-masa sulit dalam hidupnya.
Neruda dikenal sebagai sosok yang karismatik, tetapi juga mengalami banyak kesedihan dan kehilangan dalam hidupnya. Selain kehilangan istrinya, ia juga menghadapi berbagai tantangan politik dan eksil, yang mempengaruhi kondisi mental dan emosionalnya. Meskipun demikian, dia terus berkarya, menghasilkan banyak puisi yang mencerminkan cinta, kehilangan, dan harapan.
Neruda meninggal pada 23 September 1973, tidak lama setelah kudeta militer di Chili yang menggulingkan pemerintahan Salvador Allende. Kematian Neruda diperkirakan disebabkan oleh kanker prostat, tetapi ada spekulasi bahwa ia mungkin diracun akibat keterlibatannya dalam politik.
Kematian Neruda menandai akhir dari seorang penyair yang tidak hanya meninggalkan warisan sastra yang luar biasa, tetapi juga pengaruh besar dalam perjuangan untuk keadilan sosial dan hak asasi manusia. Upacara pemakamannya dihadiri oleh ribuan orang, menunjukkan betapa besarnya pengaruhnya dalam masyarakat.