
Jenderal TNI Lolos Dari Maut, Tipu Kapten PKI yang Mau Menangkapnya
Siasat Brigjen Suryo Sumpeno berhasil mengelabui perwira Dewan Revolusi yang mau menangkapnya.
Siasat Brigjen Suryo Sumpeno berhasil mengelabui perwira Dewan Revolusi yang mau menangkapnya.
Di Semarang, sejumlah perwira TNI yang telah dipengaruhi PKI membentuk Dewan Revolusi Jawa Tengah.
Mereka menduduki Kodam Diponegoro dan Kantor RRI. Siaran soal Dewan Revolusi Jateng pun terus menerus disiarkan.
Sahirman adalah Asisten Intelijen Kodam Diponegoro. Namun dia malah berkhianat.
Letkol Usman, komplotan Sahirman, mengambil alih posisi Pangdam Diponegoro dari Brigjen Suryo Sumpeno.
Mereka telah mempengaruhi banyak perwira dan prajurit di Jawa Tengah untuk ikut mendukung komplotan Letkol Untung di Jakarta.
Brigjen Suryo saat itu sedang berada di Magelang.
Ketika hendak pulang ke Semarang, di Salatiga dia tiba-tiba ditodong senjata oleh seorang kapten.
"Saya dari dewan revolusi," kata Kapten tersebut. Dia berusaha menahan Brigjen Suryo.
"Kapten kamu tahu apa soal Dewan Revolusi? Saya lebih tahu soal Dewan Revolusi," kata Brigjen Suryo.
Kapten tersebut terkejut. "Panglima dari Dewan Revolusi?"
"Ya, kamu mau apa?" tegas brigjen Suryo.
Tentu saja ini hanya akal-akalan sang Panglima agar bisa lolos dari gerombolan tersebut.
Kapten tersebut terlihat bingung. Dia diam saja tidak mengambil tindakan apa-apa.
Kesempatan ini digunakan Brigjen Suryo untuk cepat-cepat meninggalkan tempat tersebut.
"Kapten, saya mau ke Semarang, kamu tinggal di sini!' perintahnya.
Brigjen Suryo bersama sopir dan ajudan segera meninggalkan Salatiga dan pulang ke rumah dinasnya di Semarang.
Tidak diketahui siapa kawan dan siapa lawan saat itu. Ternyata belakangan diketahui ajudan Panglima yang berpangkat Letnan pun sudah disusupi PKI.
Dia diberi tugas membunuh Brigjen Suryo, namun tidak berhasil.
Pasukan yang masih setia adalah unsur Kavaleri, Zeni Tempur dan Artileri.
Mereka segera bergerak menuju Semarang untuk merebut Makodam dan obyek vital lain.
Tanpa kesulitan dan jatuhnya korban jiwa, Markas Kodam dan RRI berhasil direbut kembali.
Sejumlah pasukan yang dihasut pun berhasil disadarkan untuk meninggalkan Kolonel Sahirman dan kembali ke markas masing-masing.
Brigjen Suryo meminta Sahirman dan Usman menyerah. Namun mereka malah melarikan diri.
Kedua pimpinan Gerakan 30 September Jawa Tengah itu akhirnya ditembak oleh pasukan gabungan RPKAD dalam operasi di Gunung Merbabu-Merapi pada Bulan Desember 1965.
Berakhirlah kisah Dewan Revolusi Jateng.
G30S/PKi di Jawa Tengah. Sumber: Buku Disjarah TNI AD
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Diharapakan langkah tersebut mampu mengatasi persoalan penyakit masyarakat.
Baca SelengkapnyaAngga Wijaya berharap cepat diberi keturunan dari pernikahannya dengan Nurul Kamaria atau akrab disapa Anna, meski sang istri sudah memiliki dua anak.
Baca SelengkapnyaAlleia sempat protes lantaran tubuh sang papa dipenuhi keringat.
Baca SelengkapnyaMumifikasi alami adalah proses yang memerlukan waktu dan biasanya memakan waktu beberapa minggu hingga 6-12 bulan.
Baca SelengkapnyaTemuan ini merupakan hasil proyek penelitian Universitas Johannes Gutenbreg Mainz (JGU) di Jerman.
Baca SelengkapnyaBanjir dahsyat yang menewaskan ribuan orang di Kota Derna, Libya, turut menjadi ancaman besar bagi situs bersejarah yang paling berharga di negara itu.
Baca SelengkapnyaMenak Koncer merupakan tradisi yang berkembang di Dusun Resowinangun, Desa Pledokan, Kecamatan Sumowono, Semarang, Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaCandi Jabung merupakan salah satu candi yang membuat Thomas Raffles kagum akan kemegahannya.
Baca SelengkapnyaKotak ini tersimpan di museum selama 37 tahun dan terlupakan.
Baca SelengkapnyaGereja tua ini ditemukan ahli arkeologi dari Westphalia-Lippe Regional Association (LWL), Jerman.
Baca SelengkapnyaPara arkeolog takut membongkar makam kaisar pertama China, Qin Shi Huang yang berumur 2.200 tahun.
Baca SelengkapnyaBangunan yang diberi nama rumah Panjalin ini disebut jadi kearifan lokal khas setempat yang masih dirawat sampai saat ini.
Baca Selengkapnya