
Pasukan Elite Baret Merah Buru & Tumpas Gerombolan PKI Kolonel Sahirman di Gunung Merapi-Merbabu
Kolonel Sahirman dan sejumlah pimpinan PKI Jawa Tengah melarikan diri setelah aksi mereka gagal.
Kolonel Sahirman dan sejumlah pimpinan PKI Jawa Tengah melarikan diri setelah aksi mereka gagal.
Gerakan 30 September menculik para jenderal Angkatan Darat tanggal 1 Oktober 1965.
Mereka juga mengumumkan akan membentuk Dewan Revolusi di tingkat Nasional, Provinsi, Kabupaten hingga desa.
Sahirman mengumumkan terbentuknya Dewan Revolusi di Jawa Tengah.
Dia dan komplotannya mengambil alih Markas Kodam dan RRI Jateng.
Sejumlah anggota Kodam Diponegoro saat itu ternyata sudah disusuoi PKI.
Brigjen Surjo mengerahkan pasukan kavaleri dari Magelang. Tank dan Panser rupanya membuat pasukan pendukung PKI ketakutan.
Banyak dari mereka yang melarikan diri dan menolak bertempur.
Markas Kodam pun bisa direbut kembali dari komplotan Kolonel Sahirman dengan mudah.
Mereka memilih melarikan diri ke wilayah Gunung Merapi dan Merbabu.
Sejumlah pendukung PKI dari kalangan sipil dan militer mengikuti jejak Sahirman.
Mayjen Soeharto mengerahkan pasukan elite baret merah, Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) ke Jawa Tengah.
Pasukan ini dipimpin oleh Kolonel Sarwo Edhie Wibowo untuk melawan kekuatan komunis di sana.
Komandan Batalyon RPKAD Mayor CI Santosa yakin jika RPKAD ikut mengejar gerombolan itu, paling lambat dua minggu sisa-sisa kekuatan lawan bisa dihabisi sementara sisanya akan menyerah.
Wilayah Lereng Merapi merupakan daerah gersang, gerombolan itu tidak akan lama bertahan tanpa dukungan rakyat.
Sementara rakyat kini ikut memburu mereka.
Eks Letkol Usman, salah satu pucuk pimpinan Dewan Revolusi Jawa Tengah berhasil ditembak mati.
Sejumlah tokoh lainnya pun ditangkap atau ditembak saat mencoba melarikan diri.
Tanggal 14 Desember 1965, Sahirman dan beberapa pengikutnya mencoba turun gunung.
Mereka dapat disergap dan ditembak mati.
Dengan demikian berakhirlah Dewan Revolusi Jawa Tengah.
Pemberontakan Sahirman Dkk ini juga mendapat perhatian langsung dari Mayjen Soeharto.
Mayjen Soeharto memuji pasukan RPKAD dan Kolonel Sarwo Edhie dalam penumpasan tersebut.
"Sarwo Edhie turun lagi dengan Komando Operasi Merapinya di bulan Desember 1965, dan Sahirman serta kawan-kawannya dapat ditumpas," kata Soeharto.
Sumber: Biografi Soeharto, Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya. Hendro Subroto Perjalanan Seorang Wartawan Perang.
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pasukan Elite harus jago menembak. Tapi dalam pertempuran, ada hal yang lebih penting. Apa itu?
Baca SelengkapnyaRapat Dewan Pakar menghasilkan tiga poin penting untuk langkah partai berlogo pohon beringin itu di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaBagaimana cerita ada pasukan elite Jerman di Bogor? Lalu siapa saja yang dimakamkan di Makam Jerman di Megamendung.
Baca SelengkapnyaPerumahan dibangun sejak 2010 itu kini terbengkalai dipenuhi ilalang dan semak belukar.
Baca SelengkapnyaMereka belum ada yang mau berbicara mengenai pertemuan itu.
Baca SelengkapnyaPerjalanan karir militer seorang perwira tak bisa ditebak. Begitu juga dengan Kolonel Angkatan Darat ini.
Baca SelengkapnyaPara Jenderal TNI AD tak mau kecolongan lagi usai G30S/PKI. Mereka siap tempur melawan pasukan Letkol Untung Cs.
Baca Selengkapnya