
Maut Menjemput Brigjen Soepardjo, Jenderal Pendukung G30S/PKI
Brigjen Soepardjo adalah tentara paling tinggi yang terlibat langsung penculikan para jenderal.
Brigjen Soepardjo adalah tentara paling tinggi yang terlibat langsung penculikan para jenderal.
Dia menjabat panglima Komado Tempur II di Kalimantan Barat.
Soepardjo memimpin 13 batalyon gabungan 4 angkatan untuk menyerang Kuching jika perang dengan Malaysia pecah.
Saat itu kedua negara tengah bersitegang.
Dia terbang ke Jakarta. Tak cuma menemui keluarganya, Ternyata Soepardjo juga menemui tokoh-tokoh Gerakan 30 September..
Brigjen Soepardjo menjadi salah satu tokoh kunci dalam gerakan tersebut bersama DN Aidit, Sjam Kamaruzaman, dan Letnan Kolonel Untung Sjamsuri.
Soepardjo tak pernah kembali ke pasukannya di Kalimantan Barat. Dia terus bersama Kelompok 30 September.
Alasan kelompok ini karena Untung adalah Komandan Batalyon, Tjakrabirawa, pengawal Presiden Sukarno.
Ini untuk menguatkan kesan operasi menyelamatkan Presiden dari kudeta Dewan Jenderal.
Setelah menculik para Jenderal Angkatan Darat, Soepardjo ditugaskan untuk melapor kepada Presiden Sukarno. Letkol Untung Dkk telah berhasil menggagalkan kudeta Dewan Jenderal.
Namun respon Bung Karno tak sesuai harapan Soepardjo dan Kelompok G30S. Mereka malah diperintahkan untuk berhenti.
Soepardjo sebenarnya berusaha meneruskan perlawanan. Dia meminta untuk mengambil alih pimpinan dari Letkol Untung, tapi ditolak Sjam dan Aidit.
Dia melihat para pimpinan G30S tak konsisten. Perencanaannya buruk dan tak pernah memikirkan rencana B jika rencana A gagal.
Namun nasi sudah jadi bubur. Pasukan RPKAD telah mendekati Halim dan Lubang Buaya.
Kurang dari 24 jam semua gerakan G30S/PKI di Jakarta telah dihentikan Mayjen Soeharto.
Letkol Untung membubarkan pasukannya dan lari meninggalkan Lubang Buaya.
Brigjen Soepardjo turut melarikan diri setelah gagal memperoleh komando.
Di antara para tokoh utama G30S/PKI, Brigjen Soepardjo adalah orang yang paling susah ditangkap.
Saat yang lain sudah tewas atau ditangkap, Soepardjo bisa terus melarikan diri.
Aidit ditangkap dan tewas di Solo-Boyolali. Untung ditangkap di Tegal.
Tanggal 12 Januari 1967, Satgas Kalong dibantu Tim Intel Angkatan Udara akhirnya berhasil menangkap Brigjen Soepardjo di sebuah rumah di kawasan Halim Perdanakusuma.
Tanggal 18 Maret 1967, Soepardjo dijemput tim eksekutor.
Soepardjo mengenakan pakaian serba putih saat menghadap ajalnya. Permintaan terakhir untuk dieksekusi dalam seragam militer lengkap tidak dikabulkan.
Saksi mata di Rumah Tahanan Militer mendengar Jenderal Pardjo menyanyikan Indonesia Raya sebelum dibawa.
Dia juga sempat mandi dan sukarela membersihkan kamar mandi dan WC di selnya.
Sumber: Gerakan 30 September, Pelaku, Pahlawan, Petualang, Catatan Julius Pour.
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Doel Arif adalah komandan Pasopati dalam G30S/PKI. Perintah tangkap hidup atau mati datang darinya.
Baca SelengkapnyaKoalisi PDIP masih menggodok nama-nama Cawapres Ganjar sebelum diumumkan September 2023.
Baca SelengkapnyaAidit dicap orang paling bertanggung jawab dalam G30S/PKI. Umurnya tak panjang.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Anies dan Cak Imin sudah mendatangi Kantor DPP PKS pada Selasa (12/9).
Baca SelengkapnyaKebijakan WFH ASN Pemprov DKI itu rencananya bakal dimula 21 Agustus sampai 7 September 2023.
Baca SelengkapnyaJenggot sudah menjadi bagian dari tren penampilan di masyarakat.
Baca SelengkapnyaDasco menyatakan, sejauh ini komunikasi antara Ketum Gerindra, Golkar, PKB dan PAN berjalan lancar.
Baca Selengkapnya