Donald Trump Deportasi Imigran Ilegal ke Penjara Guantanamo, Diterbangkan dengan Dua Pesawat
Pemerintah Trump belum memberikan rincian lebih lanjut, tetapi sudah dipastikan dua pesawat telah mengangkut imigran ilegal ke penjara Guantanamo.

Pemerintahan Donald Trump telah mulai mengirim imigran ilegal dari Amerika Serikat (AS) ke fasilitas detensi militer yang terletak di Guantanamo Bay, Kuba. Informasi ini disampaikan Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, pada Selasa (4/2).
Leavitt mengungkapkan kepada Fox Business Network, setidaknya terdapat dua penerbangan deportasi yang sedang "dalam perjalanan", meskipun ia tidak memberikan rincian lebih lanjut. Pernyataan ini juga mengonfirmasi laporan dari Wall Street Journal, yang menyebutkan seorang pejabat yang mengetahui operasi tersebut mengungkapkan puluhan imigran ilegal berada dalam satu penerbangan dari Fort Bliss, Texas.
Selanjutnya, CNN melaporkan salah satu penerbangan tersebut membawa sekitar sembilan atau sepuluh individu yang ditahan di AS tanpa dokumen imigrasi yang sah. Badan Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai AS (ICE) belum memberikan komentar terkait hal ini, seperti yang dikutip dari The Guardian pada Rabu (5/2).
"Presiden Trump tidak main-main dan dia tidak akan membiarkan AS menjadi tempat pembuangan bagi para kriminal ilegal dari berbagai negara di seluruh dunia," ungkap Leavitt kepada Fox.
"Hari ini, penerbangan pertama dari AS menuju Guantanamo Bay dengan migran ilegal sedang dalam perjalanan."
Leavitt menambahkan, Trump bertekad untuk menyelesaikan apa yang dia sebut sebagai "upaya deportasi terbesar dalam sejarah AS", yang mencakup antara 15 hingga 20 juta orang, di mana militer akan dilibatkan untuk membantu proses tersebut.
Pekan lalu, Trump menandatangani perintah eksekutif untuk mempersiapkan kamp detensi besar di pangkalan Angkatan Laut AS di Guantanamo, yang dia klaim dapat menampung hingga 30.000 orang yang dideportasi dari AS.
"Beberapa dari mereka begitu jahat, kami bahkan tidak mempercayai negara asal mereka untuk menahan mereka karena kami tidak ingin mereka kembali," kata Trump.
"Jadi, kami akan mengirim mereka ke Guantanamo" ungkapnya.
Dengan langkah ini, Trump menunjukkan komitmennya terhadap kebijakan imigrasi yang ketat dan upaya untuk menangani masalah imigrasi ilegal di negara tersebut. Namun kebijakan ini dikritik pembela hak asasi manusia, yang dikhawatirkan dapat semakin memperburuk citra imigran.
"Ini adalah teater politik dan bagian dari upaya pemerintahan Trump yang lebih besar untuk menggambarkan imigran sebagai ancaman di AS dan memicu sentimen anti-imigran," jelas Direktur Senior Perlindungan Pengungsi di Human Rights First, Eleanor Acer, kepada The Guardian.