Janji Sri Mulyani, Bakal Hati-Hati Tambah Utang Negara
Sri Mulyani mencatat, realisasi pembiayaan utang mencapai Rp556,6 triliun di sepanjang 2024.

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati mengaku akan lebih berhati-hati dalam menarik utang. Dia mengatakan penarikan utang akan dilakukan secara terukur sesuai dengan outlook APBN 2025.
"Pembiayaan yang terus dijaga secara hati-hati dan terukur dengan terus memperhatikan outlook dari defisit APBN dan likuiditas pemerintah serta dinamika pasar keuangan yang terus meningkat dan kesenjangan antara biaya utang dengan risiko utang" kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (24/1).
Sri Mulyani mencatat, realisasi pembiayaan utang mencapai Rp556,6 triliun di sepanjang 2024. Nilai ini setara 83,56 persen dari target dalam APBN 2024 mencapai Rp 648,1 triliun.
"Sedangkan pembiayaan non-utang bahkan mencapai minus Rp3,4 triliun," ungkapnya.
Realisasi pembiayaan utang yang lebih rendah dari yang dirancang APBN, terutama melalui penerbitan Surat Berharga Negara atau SBN Neto yaitu sebesar Rp450,7 triliun dan pinjaman Neto sebesar Rp105,8 triliun.
Ke depan, pemerintah akan terus mengoptimalkan pengelolaan APBN dan peran APBN sebagai instrumen penting untuk melakukan stabilisasi, memperbaiki distribusi pemerataan dan meningkatkan efisiensi dari perekonomian Indonesia.
Prabowo Mau Tarik Utang Rp775,9 Triliun di 2025, Mayoritas Melalui SBN
Sebelumnya, Presiden terpilih Prabowo Subianto berencana menarik utang baru Rp775,9 triliun tahun depan. Jumlah utang yang akan dicairkan ini naik dari yang ditargetkan 2024 ini, senilai Rp648,1 triliun.
Direktur Strategi dan Portofolio Pembiayaan Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Riko Amir mengungkapkan, pembiayaan utang baru itu utamanya bersumber dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN).
"Rp775 triliun dengan penerbitan SBN itu sebesar Rp 642,5 triliun, dan penarikan pinjaman itu sebesar Rp 133 triliun," ungkap Riko dalam kegiatan Media Gathering di Anyer, Banten pada Kamis (26/9).
Penarikan pinjaman bisa diperoleh dari dua sumber, yaitu pinjaman dalam negeri dan luar negeri. Terkait sumber dari pinjaman dalam negeri mencapai Rp1,2 triliun dan sumber pinjaman luar negeri mencapai Rp128,1 triliun