Harga Beras Mulai Turun, Tapi di 8 Provinsi Ini Masih Tinggi
Pemicu masih mahalnya harga beras disebabkan oleh pola konsumsi beras dan masa tanam hingga panen.
Pemicu masih mahalnya harga beras disebabkan oleh pola konsumsi beras dan masa tanam hingga panen.
Sebagaimana diketahui, beras memberikan andil deflasi sebesar 0,12 persen pada April 2024.
"Setelah mengalami inflasi 8 bulan berturut-turut sejak Agustus 2023, beras alami deflasi pada April 2024,"
kata Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers BPS, Jakarta, Kamis, (2/5).
Kendati begitu, masih terdapat 8 provinsi yang harga berasnya mengalami inflasi.
Di antaranya provinsi adalah Papua Barat Daya, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kepulauan Riau, Provinsi Riau, Papua Barat, Papua dan Maluku Utara.
Adapun pemicu masih mahalnya harga beras di sejumlah provinsi itu disebabkan oleh pola konsumsi beras dan masa tanam hingga panen bervariasi antar wilayah.
ujarnya.
Kemudian, warga Kalimantan juga gemar mengkonsumsi varietas beras lokal mereka sendiri.
"Pola konsumsi ini cenderung inelastis, yaitu pasokan dari luar wilayah di masa panen seperti sekarang, tidak serta merta mampu menekan harga beras lokal. Terlebih jika sisi produksi beras lokal belum meningkat sehingga jika terjadi permintaan terhadap beras lokal masih tinggi dan kecenderungan preferensi beras lokal itu tidak otomatis dapat diganti dari beras luar wilayah, sehingga beras lokal bisa saja tetap tinggi meskipun secara nasional kita masuk panen raya," pungkasnya.
Bapanas memperkirakan, pada panen raya kali ini produksi beras nasional akan cukup tinggi.
Baca SelengkapnyaPemerintah terus berupaya mengatasi kelangkaan dan mahalnya harga beras.
Baca SelengkapnyaPenurunan harga beras terlihat dari menurunnya harga gabah kering panen di tingkat produsen.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data Bapanas per Selasa (19/3), harga beras premium berada di kisaran Rp16.490,- per Kg.
Baca SelengkapnyaIni dilakukan karena Pemerintah tidak ingin harga pangan membebani masyarakat saat bulan puasa.
Baca SelengkapnyaPada Desember 2023, NTP Provinsi Sulawesi Tengah mengalami kenaikan tertinggi mencapai 2,22 persen dibandingkan NTP provinsi lainnya.
Baca SelengkapnyaKepala Bapanas menyebut harga beras saat Ramadan akan turun.
Baca SelengkapnyaKelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar berasal dari makanan minuman dan tembakau.
Baca SelengkapnyaPemerintah membantah kenaikan harga dan kelangkaan beras karena program bansos pangan yang aktif dibagikan belakangan ini.
Baca Selengkapnya