
Mengenal S.H. Simatupang, Sosok Berpengaruh di Bidang Telekomunikasi Pasca Kemerdekaan
Sosok politikus bermarga Simatupang ini berperan penting di bidang telekomunikasi pasca proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Sosok politikus bermarga Simatupang ini berperan penting di bidang telekomunikasi pasca proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Nama Sahala Hamonangan Simatupang atau S.H. Simatupang sepertinya begitu asing di telinga masyarakat. Bahkan, mungkin namanya jarang disorot dalam kisah sejarah di Indonesia.
Peran S.H. Simatupang cukup penting di bidang telekomunikasi. Ketika dirinya menjabat sebagai Jenderal Pos dan Telekomunikasi menggantikan Raden Samdjoen, dirinya mencetuskan sistem layanan giro ke layanan pos.
Tak hanya menjabat Jenderal Pos dan Telekomunikasi, S.H. Simatupang juga pernah ditunjuk menjadi Sekretaris Jenderal Departemen Perhubungan. Lantas siapakah S. H. Simatupang? Simak rangkuman profilnya yang dihimpun dari beberapa sumber berikut ini.
Sahala Hamonangan Simatupang lahir di Sidikalang, Bataklanden, Tapanuli pada 7 Juli 1918. Mengutip beberapa sumber, ia memiliki hubungan kekeluargaan dengan T.B. Simatupang (adik) dan Luhut Binsar Panjaitan (menantu).
Ia merupakan anak pertama dari Sutan Mangaraja Soaduan Simatupang dan Mina Boru Sidabutar. Nama Sahala Hamonangan memiliki arti wibawa kemenangan dalam bahasa Batak Toba.
Semasa mengenyam pendidikan, S.H. Simatupang memulai dari sekolah di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs atau SMP di Tarutung pada 1932 sampai 1935.
Setelah lulus SMP, ia melanjutkan sekolah di Algemene Middelbare School (AMS) atau setara SMA di Jakarta mulai tahun 1935 sampai 1938. Kemudian, ia memutuskan melanjutkan studi di Akademi Pos, Telepon, dan Telegraf di Bandung dari tahun 1938 sampai 1941.
Ketika kemerdekaan dikumandangkan, kantor pos, telepon, dan telegraf akhirnya dibentuk di Sumatra. Simatupang ditunjuk menjadi asisten Noermatias, Inspektur Daerah Pos, Telepon, dan Telegraf. Ia juga ditunjuk oleh partainya, Perchi untuk mewakili Sumatra di Komite Nasional Indonesia Pusat.
Setelah revolusi nasional Indonesia berakhir, Simatupang menjabat sebagai Kepala Inspeksi Pos dan Telegraf untuk Wilayah I yang bermarkas di Jakarta. Tahun 1952 Simatupang mengisi jabatan Kepala Jawatan Administrasi menggantikan M. Soedibjo.
Lalu pada 1 Juli 1959, Simatupang menggantikan Oesadi sebagai Kepala Jawatan Pos.
Pada 1960, Simatupang menjadi pejabat sementara Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi menggantikan Raden Samdjoen.
Ketika menjabat, Simatupang mencetuskan sebuah inovasi sistem pos multi layanan di Indonesia dengan mengintegrasikan layanan giro ke layanan pos. Ia juga menjadi pelopor konstruksi sistem jaringan gelombang mikro antara Pulau Jawa dan Bali.
Tak hanya itu, Simatupang turut memperkenalkan perangkat elektromekanik dari perusahaan Jerman yakni Siemens dan mengoptimatisasi sistem telegraf dengan teleks.
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut Syaugi, komunikasi antar partai menjadi kewenangan partai politik (parpol) Koalisi Perubahan (NasDem, PKS, dan PKB).
Baca SelengkapnyaPuan menyebut komunikasi politik terus dilakukan dengan partai-partai lain.
Baca SelengkapnyaAndika tidak menampik saat ini dirinya turut menjalin komunikasi dengan PDIP.
Baca SelengkapnyaRomahurmuziy menganggap Koalisi Indonesia Bersatu sudah bubar
Baca SelengkapnyaPKS tidak menutup kemungkinan untuk membentuk poros baru di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaPemerintah terlalu memberatkan keuangan perusahaan telekomunikasi dengan biaya penggunaan frekuensi yang semakin naik.
Baca SelengkapnyaHasto mengaku enggan mencampuri kedaulatan partai politik lain termasuk PSI yang sebelumnya menyatakan dukungan terhadap Ganjar.
Baca Selengkapnya