Penyebab Anak Suka Memukul, Perlu Diwaspadai dan Dihindari Orangtua
Kebiasaan memukul merupakan suatu hal yang kerap dilakukan anak. Hal ini perlu diperhatikan dan dihindari oleh orangtua.
Kebiasaan memukul merupakan suatu hal yang kerap dilakukan anak. Hal ini perlu diperhatikan dan dihindari oleh orangtua.
-
Apa dampak pukul anak? Mereka juga memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan kesehatan mental dan harga diri yang lebih rendah. Jadi, pemukulan tidak hanya tidak efektif dalam mengubah perilaku anak, tetapi juga dapat merusak kesejahteraan mental dan emosional mereka.
-
Kenapa pukul anak salah? Dalam era modern yang semakin berkembang, pendekatan terhadap mendisiplin anak telah berubah. Keputusan dari American Academy of Pediatrics (AAP) pada tahun 2018 sangat jelas: 'Jangan pukul anak Anda.'
-
Siapa yang perlu tahu dampak buruk pukul anak? Saat anak-anak disiplin dengan kekerasan, mereka mempelajari bahwa tindakan kekerasan adalah cara yang sah untuk menyelesaikan konflik atau masalah.
-
Apa kesalahan parenting yang memperburuk agresivitas anak? Hukuman yang keras dapat membuat anak merasa takut, cemas, dan semakin marah, sehingga mendorong mereka untuk berperilaku lebih agresif.
-
Bagaimana orang tua seharusnya mendidik anak agar tidak melakukan perundungan? 'Ini PR besar orang tua, bahwa sedari dulu berusaha menjalin relasi, membantu anak mengenali dirinya, meregulasi emosinya, bantu anak untuk bisa punya karakter yang baik. Melampiaskan emosi-emosi dengan cara yang suportif. Tidak membahayakan dirinya maupun orang lain,'
-
Apa saja dampak buruk membentak anak? Tidak hanya berdampak pada perilaku nakal, penggunaan kata kasar, dan penolakan untuk menerima kesalahan, tetapi dampak mentalnya juga bervariasi. Anak-anak yang sering diteriaki dapat mengalami masalah perilaku jangka pendek, seperti agresif, gejala kecemasan, dan perilaku bermasalah. Namun, yang lebih mengkhawatirkan adalah dampak jangka panjangnya.
Penyebab Anak Suka Memukul, Perlu Diwaspadai dan Dihindari Orangtua
Setiap orangtua pasti pernah mengalami momen ketika anak tiba-tiba memukul orang lain. Meski hal ini sering terjadi pada anak kecil, terutama balita, namun bagi orangtua, menghadapi perilaku ini bisa menjadi momen yang menantang.
Penting bagi orangtua untuk pertama-tama memahami alasan mengapa buah hati suka memukul. Dilansir dari Healthline, berikut sejumlah penyebab mengapa anak suka memukul.
Menguji Batas
Seperti banyak perilaku balita lainnya, memukul memiliki tema umum, yaitu untuk menguji batas dari apa yang dapat diterima. Mereka ingin tahu apa yang akan terjadi jika mereka melakukan sesuatu. Ini merupakan bagian dari proses pembelajaran mereka.
Kurangnya Kontrol Diri
Balita belum sepenuhnya mengembangkan kontrol diri. Ketika mereka merasa frustrasi, senang, atau bosan, mereka mengekspresikannya melalui perilaku memukul tanpa ragu. Kontrol diri ini mulai berkembang secara positif antara usia 3 hingga 9 tahun.
Belum Mengerti Baik dan Buruk
Beberapa balita menggunakan kekuatan tanpa diprovokasi oleh orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa mereka hanya ingin melihat apa yang akan terjadi dan belum memiliki pemahaman moral bahwa mereka sebenarnya tidak seharusnya menyakiti orang lain.
Kesulitan Mengelola Emosi
Balita juga cenderung memukul karena mereka kesulitan mengelola emosi "besar" mereka. Mereka mungkin merasa frustrasi, marah, atau merasa dianiaya oleh teman mereka. Dalam situasi tertentu, mereka mungkin merasa bahwa memukul adalah cara untuk mengekspresikan perasaan mereka.
Apa yang Harus Dilakukan Ketika Balita Memukul?
Beruntung, perilaku memukul bukanlah hanya "fase yang harus dihadapi" sebagai orangtua. Ada langkah-langkah konkret yang dapat diambil untuk mencegah, mengendalikan, dan mengalihkan balita yang suka memukul.
Menahan Fisik
Anda mungkin merasa ingin menahan balita secara fisik ketika mereka mencoba memukul orang lain. Jika Anda merasa anak Anda kehilangan kendali atau merasa tenang dengan pendekatan ini, ini bisa menjadi pilihan.
Menghindarkan dari Situasi
Menghindarkan anak dari situasi yang memicu perilaku memukul dapat menjadi solusi terbaik. Ini memberikan konsekuensi yang jelas bahwa mereka tidak bisa bermain dengan orang lain jika mereka melakukan tindakan tersebut.
Mengalihkan Perhatian
Terutama pada balita yang lebih muda, mengalihkan perhatian mereka ke kegiatan atau mainan lain dapat membantu mereka melupakan keinginan untuk memukul.
Memberikan Dukungan Emosional
Jika perilaku memukul terjadi karena kesulitan mengelola emosi, memberikan dukungan emosional dapat membantu. Mungkin mereka hanya membutuhkan pelukan dan dukungan saat merasa emosional.
Mencegah Sebelum Terjadi
Observasi perilaku anak sebelum memukul dapat membantu mengidentifikasi pemicu atau tanda-tanda bahwa perilaku ini akan terjadi. Dengan begitu, Anda dapat menghentikannya sebelum terjadi dengan membimbing mereka menuju reaksi yang lebih baik.
Ketika balita marah, hindari menyakiti atau memukulnya sebagai hukuman. Selain itu, reaksi kemarahan yang ditunjukkan pada buah hati juga perlu untuk dihindari.
Normal rasanya merasa frustrasi dan kehilangan kendali ketika anak balita memukul diri mereka sendiri atau orang lain. Kadang-kadang, anak hanya mencoba bereksperimen dengan reaksi orang lain terhadap perilaku mereka, atau mereka mungkin merasa frustrasi, lelah, atau enggan berbagi mainan mereka.
Pendekatan yang tenang dari orangtua, bersama dengan rencana tindakan yang dikoordinasikan dengan semua pengasuh, akan membantu mengatasi masalah ini seiring waktu dan bimbingan yang intensif. Ingatlah bahwa dengan bimbingan dan perhatian yang tepat, perilaku ini akan dapat diatasi.