Jerit Warga Parung Panjang Bertahun-tahun Pasrah Lewat Jalan Rusak, Berulang Kali Diadukan Tapi Tak juga Diperbaiki
Beberapa kali pengendara menjadi korban saat melintasi jalan tersebut.
Beberapa kali pengendara menjadi korban saat melintasi jalan tersebut.
Taufik sudah habis kesabaran. Dia tak lagi bisa diam melihat buruknya infrastruktur jalan Raya Sudamanik, Parung Panjang yang saban hari dilalui.
Setiap melewati ruas jalan itu, keselamatannya terancam. Bagaimana tidak, jalan yang dilalui rusak parah, bak sebuah kubangan. Belum lagi debu mengepul yang menyesakkan dada.
Taufik sudah menjadi warga Parung Panjang, Kabupaten Bogor, sejak 2021 silam. Artinya, selama dua tahun terakhir, pemandangan dan kondisi jalanan rusak itu mau tak mau, suka tidak suka, terpaksa dilalui ketika beraktivitas keluar rumah.
Meski pasrah, Taufik mengaku heran. Bagaimana bisa pejabat setempat tak terketuk hatinya memperbaiki jalanan yang rusak dengan kualitas bagus. Alias tidak sekadar tambal sulam. Padahal dia meyakini, keluhan itu bukan cuma dia yang merasakan, tetapi banyak warga Parung Panjang lainnya.
Menurutnya, ruas itu memang berada di wilayah yang kerap jadi lokasi tambang. Ruas jalan ini menghubungan dua daerah. Tangerang dan Kabupaten Bogor.
Semula, kerusakan tak terlalu parah. Hingga kemudian wilayah tersebut mulai marak pembangunan rumah. Hingga akhirnya akhirnya jalan yang kerab disebut jalur tambang ini diserahkan ke pemerintah daerah setempat.
Kerusakan kian parah karena truk besar yang diduga keluar masuk tempat tambang melintas jalanan itu. Kerusakan tersebut membuat warga sekitar sangat cemas akan keselamatan mereka saat berkendara.
Menurutnya, sempat dibuat aturan agar truk-truk tambang itu melintas di atas jam 22.00 Wib sampai jelang subuh. Aturan itu pun muncul setelah mendengar banyak keluhan warga yang merasa nyawanya terancam saat lewat di jalur itu. Sayangnya, aturan itu seolah dibuat untuk dilanggar. Sopir truk nyatanya tetap melintas di jam-jam sibuk sehingga begitu mengganggu aktivitas warga.
Taufik tak melihat ada alasan bagi pemda setempat untuk menunda perbaikan jalan. Bayangkan saja, kata dia. Saat musim kemarau panjang beberapa bulan lalu, debu mengepul parah di jalanan itu. Dan kini, ketika mulai masuk musim penghujan, lubang-lubang besar yang menganga bak kubangan dan sangat membahayakan.
"Kalau lagi panas, itu jalanan berdebu, debu di mana-mana. Nah, kalau hujan kaya kubangan berlumpur," katanya mengeluhkan.
"Pemerintah Kabupaten Bogor ya, seperti tidak menghiraukan jalanan rusak, keselamatan warga, sampai korban jiwa itu udah berapa yang meninggal gara-gara ketabrak truk dan sebagainya gitu," ujar Taufik.
Sebenarnya, kata Taufik, warga sudah berulang kali mencari keadilan dengan cara melapor ke pemda setempat. Tetapi suara hati mereka dianggap angin lalu.
Padahal, katanya, ruas jalan itu menjadi akses utama warga Parung Panjang dan sudah banyak korban akibat buruknya kualitas jalanan di daerah tersebut
"Udah sering terjadi aduan, demo warga udah sering, cuman yang terjadi tetap, intinya di sini terjadi pembiaran,” terang Taufik.
Terbaru, Taufik dan warga lainnya mencoba mengetuk hati pemda bahkan pemerintah pusat dengan cara memviralkan kondisi Jalan Raya Sudamanik tersebut ke berbagai media sosial. Ia berharap, pemerintah pusat dapat langsung mendengarkan keluhan mereka dan jalan segera diperbaiki.
Di Merauke, Ganjar menyinggung peran desa yang merupakan kekuatan besar.
Baca SelengkapnyaSebelumnya warga sudah sempat memperbaiki jalan tersebut, namun akhirnya rusak kembali.
Baca SelengkapnyaMeski sudah tak layak pakai, masih banyak kendaraan roda empat yang nekat lewat karena jembatan merupakan akses penghubung antara dua kabupaten.
Baca SelengkapnyaJenazah anggota Satgas Yonif Mekanis Raider 411/Pandawa Kostrad itu sudah dievakuasi ke kampung halaman masing-masing.
Baca SelengkapnyaMereka membakar lima wadah kemenyan dan melakukan aksi bisu.
Baca SelengkapnyaPerdagangan satwa lindung masih sering ditemui di pasar burung.
Baca SelengkapnyaManisnya kesuksesan Rizal tidak didapat secara instan.
Baca SelengkapnyaSegala pekerjaan telah dilakukannya mulai dari pemecah batu, penggali sumur, bertani, penjual ikan, penjual ubi, hingga menjadi pengembala sapi.
Baca SelengkapnyaSelain masih memakai perhiasan mewah, kerangka yang jenis kelaminnya masih misterius ini juga dikubur dengan senjata.
Baca Selengkapnya