Banjir Depok: 817 Kepala Keluarga Terdampak, Ini Biang Keroknya
Ketinggian air di tiap lokasi bervariasi, mulai dari 1 hingga 3 meter.

Pemerintah Kota Depok mencatat ada 40 titik banjir yang terjadi sejak Senin (3/3) malam hingga Rabu (5/3). Akibatnya ada 817 kepala keluaga (KK) yang terdampak.
Saat ini pemerintah sudah turun tangan mengevakuasi warga terdampak dan menyalurkan bantuan. Hingga Rabu (5/3) masih ada sejumlah lokasi yang masih terkena banjir yaitu di Tanah Baru, Beji dan Sawangan. Namun ketinggian air sudah mulai surut.
Wali Kota Depok Supian Suri mengatakan, 40 titik banjir yang terjadi di Depok merata di hampir seluruh wilayah. Namun rata-rata titik banjir adalah daerah yang berada di sepanjang aliran sungai.
“Tercatat sih sudah ada 40an kayaknya, laporan dari kecamatan-kecamatan. Rata-rata sepanjang sungai semua,” katanya saat meninjau banjir di Tanah Baru, Beji, Rabu (5/3).
Ketinggian air di tiap lokasi bervariasi, mulai dari 1 hingga 3 meter. Hal itu dipicu tingginya intensitas hujan kemarin. Beruntung cuaca hari ini cerah sehingga air makin surut di sejumlah titik banjir.
“Ya, kita memang masih ada beberapa titik, salah satunya Tanah Baru, tadi kita lihat di Kalimulya sudah surut ya, tetapi memang ada PR yang harus kita selesaikan di Kalimulya, di hilir aliran dari perumahan itu yang harus kita normalisasi,” ujarnya.
Penyebab Banjir
Supian mendapati, penyebab utama banjir adalah pendangkalan saluran. Sehingga saluran tidak dapat menampung air hingga akhirnya meluap ke jalan.
“Harusnya kalau seandainya lancar ya tidak sampai banjir, tapi karena memang tadi ada beberapa titik sumbatan, tadi ada kolam pancingan yang tadi harus kita normalisasi, mudah-mudahan sih Insya Allah selesai ini saya sudah minta tolong PUPR. Rata-rata iya, pendangkalan dan sampah,” tukasnya.
Dia sudah meminta dinas terkait untuk saling berkordinasi. Salah satunya meminta Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Depok untuk melebur dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
“Terkait dengan penanganan juga sudah kita minta ini salah satu upaya kita Damkar harus memecah diri dengan BNPB karena biar antisipasi kalau ada bencana lebih cepat penanganan,” ucapnya.
Ditegaskan, kerja sama semua pihak termasuk masyarakat sangat penting untuk mencegah terjadinya banjir. Supian menekankan pentingnya untuk tidak membuang sampah sembarangan karena banjir yang terjadi kemarin juga disebabkan tumpukan sampah di saluran air.
“Sebetulnya kita tahu semuanya ya apa yang harus kita lakukan. Pertama, tadi buang sampah jangan, kita jangan berkontribusi buang sampah sembarangan, ini juga menjadi budaya yang tidak gampang. Yang kedua, rutinitas kita lingkungan kita, gotong royong makanya nanti saya minta para Lurah rutin nih, saluran-saluran jangan sadarnya giliran sudah banjir, baru sibuk-sibuk. Tapi kalau rutin sebulan sekali, benerin saluran-saluran kita, lingkungan kita, drainase kita, rasanya juga harusnya tidak separah dengan kondisi kalau kita tidak melakukan apa apa. Jadi balik lagi ke kesadaran masyarakat, lingkungan juga digerakkan,” tegasnya.
Di sisi lain, Supian mengatakan bahwa fungsi resapan air sangat penting sehingga dapat menampung dan tidak meluap. Pembuatan sumur resapan sudah dilakukan hanya saja perlu digaungkan kembali untuk menimbulkan kesadaran masyarakat.
“Kita sama-sama juga harus resapan menjadi penting. Ya, ini kan juga upaya yang sudah kita lakukan selama ini, ya. Tapi memang harus intensif terus, harus berjalan terus, konsisten, tidak sekali-kali doang, besok sudah lupa lagi. Ini memang harus kita, semua lah, kita, saya sebagai pemerintah, dukungan dari Pak Dandim, dukungan dari teman-teman Polres, dukungan juga lingkungan, Pak RT, Pak RW, sehingga kita sama-sama mencintai kota kita, kita sama-sama jaga kota kita, mudah-mudahan kita tidak harus mengalami kondisi-kondisi ini,” pungkasnya.