Mengenal Sosok Gan Kam, Pengusaha Tionghoa Sang Penyelamat Pertunjukan Wayang Orang Mangkunegaran
Pertunjukan wayang orang yang dikemas Gan Kam bertransformasi jadi lebih populer dan bisa dinikmati segala kalangan
jateng![Mengenal Sosok Gan Kam, Pengusaha Tionghoa Sang Penyelamat Pertunjukan Wayang Orang Mangkunegaran](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/1200x630/bg/newsOg/2024/5/8/1715132538344-ah2pq.jpeg)
Pertunjukan wayang orang yang dikemas Gan Kam bertransformasi jadi lebih populer dan bisa dinikmati segala kalangan
![Mengenal Sosok Gan Kam, Pengusaha Tionghoa Sang Penyelamat Pertunjukan Wayang Orang Mangkunegaran](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/5/8/1715132463023-kzjsr.jpeg)
Mengenal Sosok Gan Kam, Pengusaha Tionghoa Sang Penyelamat Pertunjukan Wayang Orang Mangkunegaran
Pertunjukan Wayang Orang sudah menjadi tradisi yang diwariskan secara turun-temurun di Istana Mangkunegaran, Solo.
Wayang Orang Mangkunegaran muncul pada masa pemerintahan Mangkunegara I (1757-1796) dan terus mengalami perkembangan pesat hingga masa pemerintahan Mangkunegara IV (1853-1881).
-
Kapan Gewa lahir? Mutia mengungkapkan bahwa anaknya yang lahir pada 28 Februari 2020 sudah semakin besar dan dapat memilih pakaian yang ingin dikenakannya.
-
Kapan O ditangkap? Ia ditangkap saat tengah bekerja di pabrik tahu di Kampung Parit Timur, Desa Banjarsari Timur, Kecamatan Kendawangan, Kabupaten Ketapang.
-
Kenapa orang pingsan? Pingsan adalah kondisi sementara di mana seseorang kehilangan kesadaran karena penurunan aliran darah ke otak.
-
Apa makna dari pepatah Jawa "Kacang ora ninggal lanjaran"? Kebiasaan anak selalu meniru dari orang tuanya.
Pada masa Mangkunegara V (1881-1896), pertunjukan wayang orang mengalami perubahan dan pembaharuan dari sisi banyak hal seperti penari, rias busana, lakon, dan fungsi sajiannya.
Namun saat itu dibarengi pula dengan kemerosotan perekonomian istana, sehingga banyak abdi dalem yang sebelumnya menjadi bagian dalam pertunjukan wayang orang memilih melakukan aktivitas di luar istana.
Kemerosotan Wayang Orang Mangkunegaran ini menarik perhatian seorang Tionghoa bernama Gan Kam.
Dalam jurnalnya yang berjudul “Wayang Orang Panggung Sebagai Hiburan Massa: Tinjauan dari Perspektif Sejarah”, pengamat sejarah Dhanang Respati Teguh menulis bahwa pada waktu itu, tepatnya tahun 1895, Gan Kam membentuk kelompok wayang orang panggung yang anggotanya direkrut dari para abdi dalem Wayang Orang Mangkunegaran yang diberhentikan.
Setelah mendapat izin dari Mangkunegara V, Gan Kam mengemas pertunjukan wayang orang dalam durasi waktu yang agak pendek di mana dialog lebih ditonjolkan dari pada tariannya.
Pertunjukan itu bertransformasi menjadi pertunjukan yang lebih populer sehingga lebih bisa dinikmati penonton dari segala kalangan.
- Gunakan Wayang sebagai Sarana Edukasi Kamtibmas, Intip Deretan Fakta Bripka Sutrisno
- Mengenal Bahrum Rangkuti, Sosok Pengarang yang Berkecimpung di Dunia Agama Islam
- 15 Transformasi Artis Sebelum dan Sesudah Sulam Alis, Gimana Penampilan Mereka Sekarang?
- 15 Transformasi Artis Sebelum dan Sesudah Suntik Botoks, Nomor 7 Pangling Banget
- 7 Resep Es Cokelat yang Enak dan Nikmat, Mudah Dibuat
- Dua Kelompok Jemaat Gereja di Jaktim Bentrok, Ini Pemicunya
Dalam jurnalnya, Dhanang menulis bahwa pertunjukan wayang orang panggung kemasan Gan Kam diselenggarakan di sebuah bangunan besar yang mampu menampung 200 penonton.
Bangunan itu diperkirakan merupakan bekas tempat membatik milik Gan Kam yang berada di sebelah selatan Pasar Singosaren.
Pementasan itu dilakukan di atas panggung yang diberi layar lebar. Panggung diberi bingkai proscenium, layar depan, serta skenari kanvas drop dan wing yang dilukis dengan gaya naturalistik untuk menggambarkan istana, hutan, candi, jalan, alun-alun, dan lain-lain. penonton duduk menghadap secara frontal ke arah panggung berlayar itu. Tempat duduk penonton terpisah dari panggung yang di antaranya ditempatkan seperangkat gamelan.
Kesuksesan Gan Kam ini kemudian diikuti oleh pengusaha-pengusaha Tionghoa serta pribumi lainnya.
Pengusaha Lie Sin Kwan atau Bah Bagus mendirikan Sedya Wandawa. Adiknya, Lie Wat Gien mendirikan Saritama. Anak Bah Bagus, Lie Wat Djien bersama Mangkunegara VII (1916-1944) mengadakan pagelaran wayang orang panggung di Sono Harsono yang kemudian dikenal dengan nama wayang orang Sono Harsono.
Masih ada Yap Kam Lok yang mendirikan Sri Katon. Di luar itu sebenarnya masih banyak lagi pengusaha Tionghoa yang membuka usaha wayang orang. Namun usaha mereka tidak bertahan lama.
Dalam penelitiannya yang berjudul “Dinamika Wayang Orang Mangkunegaran dari Istana ke Publik (1881-1895), peneliti Putut Bayu Pribadi menulis bahwa apa yang dilakukan Gam Kam dalam mengadaptasi bentuk wayang orang dari tradisi istana ke tengah masyarakat umum merupakan bagian integral dari kondisi perubahan sosial di Indonesia tahun 1870.
Hal ini sebagai akibat dari diberlakukannya peraturan bernuansa liberal oleh pemerintah Belanda yang membebaskan siapa saja untuk melakukan usaha.
Gan Kam merupakan kreator yang mampu menjawab tantangan zaman di tengah perubahan sosial itu, yakni menghadirkan gaya seni yang cocok untuk selera estetis masyarakat urban kota Surakarta sekaligus sebagai usaha komersil.
![Mengenal Sosok Gan Kam, Pengusaha Tionghoa Sang Penyelamat Pertunjukan Wayang Orang Mangkunegaran](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/5/8/1715132494511-l9gta.jpeg)