Berada di Tengah Laut, Ini Potret Musala Apung di Demak untuk Ibadah Para Nelayan
Musala itu dibangun dari swadaya masyarakat setempat dibantu oleh pemerintah

Musala itu dibangun dari swadaya masyarakat setempat dibantu oleh pemerintah

Berada di Tengah Laut, Ini Potret Musala Apung di Demak untuk Ibadah Para Nelayan

Walaupun sedang melaut pada siang hari yang terik, para nelayan di Demak tetap tak lupa melaksanakan ibadah salat. Merekapun berbondong-bondong beribadah di musala terdekat.
Foto Instagram @demakhariini

Namun mereka tak perlu jauh-jauh menepi ke pulau terdekat untuk mencari musala. Di tengah laut pun, tepatnya di sekitar Teluk Sungai Wulan, ada sebuah tempat ibadah kecil bernama Musala Apung Bahrur Surur.
Foto Instagram @demakhariini
Dilansir dari kanal Instagram @demakharini pada Jumat (5/10), Musala Apung Bahrur Surur terletak di Kapal Mati, Menco, Wedung, Demak.
Musala itu dibangun dengan biaya swadaya warga dan bantuan pemerintah. Pada 23 Agustus 2022, operasional musala itu diresmikan langsung oleh Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maimoen.
Walaupun berada di tengah laut, namun di sana ada sarana prasarana layaknya musala yang didirikan di darat seperti tempat wudhu, fasilitas MCK, dan lainnya. Bedanya, penerangan di sana menggunakan listrik tenaga surya.
Foto: YouTube Laut Kapal Mati


Dilansir dari Jatengprov.go.id, bangunan tersebut dibuat menggunakan bahan-bahan yang ringan, tahan karat, mudah, dan banyak terdapat di kampung nelayan.
Foto: YouTube Laut Kapal Mati
Pembangunan Musala itu didampingi langsung oleh akademisi dari Universitas Islam Sultan Agung (Unissula). Anggaran yang dihabiskan mencapai Rp215 juta.
Dana swadaya masyarakat digunakan untuk pembelian material bangunan, yakni dinding dengan bahan kayu dan stainless steel.
Sedangkan bagian bawah atau pondasi memanfaatkan sebanyak 110 drum plastik agar bangunan bisa mengapung.
“Musala apung ini bisa dicontoh di berbagai daerah, terutama daerah yang banyak nelayannya pergi malam pulang pagi atau sebaliknya, pasti membutuhkan tempat untuk melaksanakan ibadah lima waktu saat melaut,”
kata pria yang akrab disapa Gus Yasin itu, dikutip dari Jatengprov.go.id.