Sejarah 3 Oktober 1951: Pecahnya Pertempuran Maryang San dalam Perang Korea
Pertempuran ini bertujuan untuk mengusir pasukan Tiongkok dari bukit-bukit strategis.
Pertempuran ini bertujuan untuk mengusir pasukan Tiongkok dari bukit-bukit strategis.
Pertempuran Maryang San yang terjadi pada 3 Oktober 1951 adalah salah satu pertempuran terbesar yang melibatkan pasukan Komando Perserikatan Bangsa-Bangsa (UN) — terutama Australia, Inggris, dan Kanada — melawan Tentara Sukarelawan Rakyat Tiongkok (TSRT). Pertempuran ini merupakan bagian dari Operasi Commando, sebuah serangan terbatas oleh Korps I AS, yang bertujuan untuk mendorong PVA mundur dari Sungai Imjin ke Garis Jamestown.
Pertempuran Maryang San, yang terjadi pada minggu pertama bulan Oktober 1951, berlangsung selama lima hari, mulai dari 3 hingga 8 Oktober 1951. Pertempuran ini merupakan bagian dari kemajuan Komando PBB yang jauh lebih besar, yang disebut Operasi Komando. Pasukan Inggris dan Australia diberi tugas untuk merebut dua barisan bukit yang mengalir hingga ke Sungai Imjin. Yang pertama adalah Kowang San (Hill 355), yang kedua yaitu Maryang San (Hill 317).
Inggris gagal merebut Kowang San dengan serangan frontal sehingga Letnan Kolonel Frank Hassett memimpin 3RAR dalam serangan di kedua wilayah tersebut. Dengan berani menerobos kabut, Kompi C pimpinan Kapten Jack Gerke merebut Hill 355 dari belakang, lalu bergabung kembali dengan batalion untuk merebut Maryang San. Setelah pertempuran jarak dekat selama berhari-hari, pasukan Tiongkok berhasil diusir. Mereka membalasnya dengan serangan balik besar-besaran, tapi 3RAR berhasil menahannya.
Setelah seminggu, batalion yang kelelahan itu digantikan oleh Inggris. Pada awal November, serangan Tiongkok kembali merebut kembali Maryang San. Namun, infanteri Inggris dan Australia, dengan dukungan artileri Selandia Baru, bertahan di Kowang San. Divisi Persemakmuran memberi Hill 355 julukan “Gibraltar Kecil.”
Pasukan Australia menggunakan taktik yang dikembangkan saat melawan Jepang di Papua Nugini selama Perang Dunia II, yaitu menyerang dari arah yang tidak diduga-duga dan merebut area yang tinggi. Mereka kemudian menahan serangan balik TSRT yang berulang kali berusaha merebut kembali Maryang San.
Pertempuran ini sangat penting bagi pasukan PBB karena jika Maryang San berhasil diamankan, pasukan TSRT akan dipaksa mundur dua atau tiga kilometer, sehingga kehilangan pandangan mereka terhadap daerah Imjin. Pertempuran ini juga dianggap sebagai salah satu prestasi terbesar Angkatan Darat Australia selama perang tersebut.
Pertempuran ini memengaruhi Perang Korea secara keseluruhan dengan beberapa cara, antara lain:
Setelah Pertempuran Maryang San, pasukan Australia ditarik untuk beristirahat karena mengalami kerugian besar dalam pertempuran. Mereka digantikan oleh pasukan Inggris dan Kanada yang bertugas menjaga Maryang San.
Pasukan TSRT tidak menyerah dan melancarkan serangan balik yang sengit untuk merebut kembali Maryang San. Mereka berhasil mengusir pasukan PBB dari bukit tersebut pada tanggal 5 November 1951, setelah pertempuran yang berlangsung selama tiga hari.
Direbutnya Maryang San membuat pasukan PBB merasa kecewa dan frustrasi karena kehilangan posisi strategis dan simbol kemenangan mereka. Mereka juga menyadari bahwa perang ini tidak akan mudah dimenangi.
Perundingan damai antara kedua belah pihak pun dilanjutkan di Panmunjom, setelah sempat terhenti sejak Agustus 1951. Namun, perundingan tersebut mengalami banyak kendala dan jalan buntu, terutama mengenai masalah pertukaran tawanan perang.
Pada akhirnya, Maryang San tetap berada di bawah kendali pasukan TSRT hingga akhir perang pada tahun 1953. Perjanjian gencatan senjata ditandatangani pada tanggal 27 Juli 1953, yang menetapkan garis demarkasi antara Korea Utara dan Korea Selatan di sekitar paralel ke-38.
Tepat hari ini, 20 Oktober pada 1945 silam, terjadi pertempuran besar setelah kemerdekaan Indonesia yang disebut Pertempuran Ambarawa.
Baca SelengkapnyaAcara makan malam di Seoul menjadi akhir yang tragis bagi pemimpin ketiga negara republik Korea Selatan ini.
Baca SelengkapnyaPenglihatan yang sehat menjadi aset jangka panjang untuk masa depan.
Baca SelengkapnyaSYL diminta untuk kembali pada tanggal 5 Oktober 2023.
Baca SelengkapnyaKetua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman tidak ikut RPH dalam memutuskan tiga perkara itu pada Selasa 19 September 2023.
Baca SelengkapnyaKorea Selatan memiliki cara unik dalam menentukan usia penduduknya. Seperti apa?
Baca SelengkapnyaPelaku mencabuli korban sejak Agustus 2021 hingga Desember 2022.
Baca SelengkapnyaDengan begitu, tidak menutup kemungkinan kalau nantinya MK justru akan diolok-olok karena telah melakukan penyelewengan tugas.
Baca SelengkapnyaPertempuran Taejon merupakan salah satu pertempuran yang paling menentukan dalam Peran Korea. Hasil dari pertempuran ini adalah mundurnya pasukan Amerika.
Baca Selengkapnya