Sejarah 14 Juli 1950: Pecahnya Pertempuran Taejon dalam Konflik Antar Korea
Peristiwa ini termasuk salah satu yang terpenting dalam Perang Korea.
Peristiwa ini termasuk salah satu yang terpenting dalam Perang Korea.
Perang Korea yang berlangsung antara tahun 1950 hingga 1953 merupakan salah satu konflik militer yang paling disorot dalam sejarah modern. Dalam perang ini terdapat banyak pertempuran yang mengubah alur peristiwa dan menentukan nasib Semenanjung Korea. Salah satu pertempuran yang sangat berpengaruh adalah Pecahnya Perang Taejon pada 14 Juli 1950. Pertempuran Taejon sendiri adalah pertempuran yang terjadi di awal Perang Korea, sekaligus menjadi salah satu yang terpenting dari keseluruhan perang. Dalam pertempuran tersebut, tentara AS berusaha mempertahankan Kota Taejon yang sudah kelelahan karena berminggu-minggu berperang dengan Tentara Rakyat Korea (KPA).
Jumlah KPA yang besar melebihi jumlah tentara AS, memaksa tentara AS untuk mundur dan melakukan pertahanan terakhir di Taejon. Lelah, kalah senjata, dan kehabisan persediaan, tetapi mereka berhasil bertahan selama tiga hari. AS akhirnya menarik diri dari kota itu.
Serangan pertama terjadi pada 14 Juli di depan kota, yang dengan cepat dikuasai oleh pasukan KPA. Pos demi pos terdepan jatuh, memaksa pasukan Amerika untuk mundur ke arah lokasi yang dapat digunakan untuk melanjutkan pertarungan. Satu posisi yang berisi 80 kendaraan direbut oleh KPA, sehingga Amerika menembaki area untuk menghancurkan peralatan tersebut. Pasukan Amerika sendiri dipimpin oleh Mayor Jenderal William F. Dean, seorang veteran Perang Dunia II. Keesokan harinya KPA melancarkan serangan yang lebih besar, yang didukung oleh tank dan tembakan artileri berat. Dengan seluruh garis Amerika di ambang kehancuran, staf pendukung dan pasukan non-tempur diperintahkan ke garis depan untuk menangkis serangan. Dengan dukungan tambahan melawan Korea Utara, KPA berhasil mengambil posisi kunci belakang.
Orang Amerika dipukul mundur kembali ke Taejon. Pada 19 Juli, pasukan KPA bergerak masuk ke kota. Segera, pasukan Korea Utara menyusup ke kota dan mulai memutus pasokan air Amerika dan menghancurkan semua peralatan dan amunisi yang mereka temukan. Dean, yang masih di bawah perintah untuk bertahan hingga tanggal 20, menolak untuk mengevakuasi markasnya dari kota yang porak poranda dan memilih untuk bertempur bersama anak buahnya. Pasukan KPA tambahan tiba untuk mempertahankan keunggulan tempur mereka, dan di atas semua itu, penduduk Taejon berpihak pada Korea Utara, sehingga posisi pasukan Amerika bisa terungkap Pertempuran itu akhirnya pecah menjadi perang kota yang kacau.
Dengan hancurnya pasukan Amerika, Dean akhirnya memulai penarikan pada 20 Juli. Tank AS tiba untuk membantu mundur, tapi sudah terlambat. Konvoi kendaraan yang membawa pasukan yang tersisa keluar kota disergap, memaksa pasukan AS pergi dengan berjalan kaki. Selama pertempuran ini, kendaraan Dean terpisah dari pasukan AS yang mundur. Tidak dapat kembali, dia mengumpulkan sekelompok orang yang tersesat dan terus bertarung di perbukitan. Dia bahkan menghancurkan tank dengan granat tangan. 35 hari kemudian, dia ditemukan oleh pasukan Korea Utara dan ditawan.
Seorang prajurit Angkatan Darat Amerika Serikat kabur ke Korea Utara, melintasi perbatasan negara tersebut tanpa izin.
Baca SelengkapnyaPertempuran besar ini bertujuan untuk mengusir pasukan Tiongkok dari bukit-bukit yang strategis, seperti Kowang san dan Maryang san.
Baca SelengkapnyaKapolres Bener Meriah AKBP Nanang Indra Bakti, mengatakan senjata tersebut ditemukan warga.
Baca SelengkapnyaKorea Selatan memiliki cara unik dalam menentukan usia penduduknya. Seperti apa?
Baca SelengkapnyaLee Young Ae, aktris senior Korea Selatan yang menyumbangkan 50 juta won untuk membantu anak-anak terdampak konflik di Gaza. Simak kisah selengkapnya!
Baca SelengkapnyaIptu Jarot meninggal dunia di lokasi kejadian kecelakaan.
Baca SelengkapnyaKorban meninggal dunia berinisial TFF atau TS yang merupakan petugas Imigrasi. Kejadian itu terjadi pada Jumat (27/10) pukul 03.00 WIB.
Baca SelengkapnyaKonflik perang masih terjadi di beberapa belahan dunia.
Baca SelengkapnyaTerlebih, hasil survei menunjukkan bahwa konflik kepentingan berpotensi terjadi dengan penyalahgunaan kekuasaan.
Baca Selengkapnya