Kisah Perdana Menteri Israel Mundur Karena Ribuan Prajurit IDF Tewas Saat Perang
Pemerintah Israel memandang remeh kekuatan lawan. Ribuan prajurit Israel tewas jadi korban perang.
Pemerintah Israel memandang remeh kekuatan lawan. Ribuan prajurit Israel jadi korban.
Kisah Perdana Menteri Israel Mundur Karena Ribuan Prajurit IDF Tewas Saat Perang
Perang Yom Kippur tahun 1973, hingga kini tercatat menjadi perang yang memakan jumlah korban tewas terbanyak bagi Pasukan israel.
2.656 Prajurit Israel tewas dalam perang itu.
-
Siapa yang dibunuh oleh tentara Israel? Ya, mereka kembali menyerang anak-anak Gaza Palestina yang tidak bersalah dan tidak berdosa.
-
Bagaimana Israel runtuh? Diperkirakan akan ada 60.000 usaha yang tutup di Israel sampai akhir 2024. Israel di Ambang Keruntuhan, 46.000 Usaha Tutup Sejak 7 Oktober Sebanyak 46.000 usaha di Israel tutup yang merupakan akibat dari agresi brutal mereka ke Jalur Gaza, Palestina yang berdampak besar terhadap perekonomian negara Zionis tersebut.
-
Siapa korban dari kekejaman Israel? Avni adalah seorang pawang anjing di penjara Ofer yang terkenal dengan pengamanannya yang ketat, salah satu dari banyak penjara Israel di mana warga Palestina menghadapi penyiksaan dan penganiayaan yang kejam.
-
Mengapa tentara Israel mengeksekusi warga Palestina? Kejahatan ini, mencerminkan bagaimana Israel menghalangi warga sipil untuk kembali ke rumah mereka di Gaza utara.
-
Siapa yang menyatakan bahwa Israel kalah? Mantan Kepala Badan Intelijen Luar Negeri Israel atau Mossad, kemarin, mengatakan bahwa Tel Aviv tidak bisa mengalahkan Hamas dan Jihad Islam secara militer.
-
Siapa yang mengusir warga Palestina? Peristiwa Nakba dimulai dengan serangan militer dari pasukan Zionis terhadap desa-desa dan kota-kota Palestina.
Perang Yom Kippur Menjadi Catatan Hitam Kegagalan Pemerintah Israel
Perang Yom Kippur merupakan balasan dari Mesir, Suriah dan negara-negara Arab lainnya atas kekalahan mereka dalam Perang Enam Hari tahun 1967.
Mereka bertekad memberi Israel pelajaran. Satu serangan besar-besaran secara mendadak, persis yang Israel biasa lakukan.
Perdana Menteri Israel Golda Meir meremehkan laporan intelijen tentang kemampuan militer Mesir dan Suriah.
Dia yakin negara-negara Arab tak akan menyerang Israel dalam waktu dekat.
Israel Kecolongan
Hingga saat-saat terakhir, Golda Meir tak percaya Mesir akan melakukan serangan besar-besaran tanggal 6 Oktober 1973.
Apalagi hari itu adalah Hari Yom Kippur, hari suci bagi orang-orang Yahudi.
Tentara Israel membangun Garis Pertahanan Bar-lev di sepanjang Terusan Suez. Mereka yakin Mesir tak akan mampu menembusnya.
Ternyata Mesir dan Suriah Benar-Benar Menyerang
Mesir menerobos garis pertahanan Bar-Lev, dan melewati Sinai. Menghancurkan kekuatan Israel di sana.
Untuk pertama kalinya, Mesir bisa menghancurkan kekuatan Israel.
Sementara itu di dataran tinggi Golan, tank-tank Suriah juga menerobos pertahanan Israel.
Israel sempat kewalahan sebelum akhirnya mampu memukul balik Mesir dan Suriah.
Walau akhirnya menang secara militer, rakyat Israel tidak puas dengan ketidaksiapan pemerintah Israel dalam mengantisipasi serangan Mesir dan Suriah.
Hal itu membuat jatuh korban hingga 2.500 lebih di pihak IDF.
Golda Meir Mundur!
Mahkamah Agung Israel membentuk sebuah Komisi untuk menyelidiki masalah tersebut.
Puncaknya adalah saat PM Golda Meir memutuskan mundur dari posisinya tanggal 11 April 1974.
'Wanita besi Israel' ini dianggap bersalah atas kematian ribuan prajurit Israel di awal Perang Yom Kippur.
Meir menyerahkan kursi PM kepada Yitzhak Rabin.
Golda Meir menjabat PM tahun 1969-1974. Dia dikenal keras dalam memerangi musuh-musuh Israel.
Serangan Mesir dan Suriah dalam Perang Yom Kippur mengakhiri kiprah politikus senior Israel ini.