Temuan Fosil Pohon Berusia 22 Juta Tahun Ungkap Wilayah Kering Afrika Dulunya Hutan Lebat Penuh Kehidupan
Fosil pohon berusia 22 juta tahun di Ethiopia mengungkapkan gambaran ekosistem tropis purba yang kaya akan keanekaragaman hayati.

Sebuah penemuan fosil yang luar biasa terjadi di Lembah Mush, Ethiopia, di mana para ilmuwan berhasil merekonstruksi ekosistem tropis purba yang berkembang hampir 22 juta tahun yang lalu. Tim peneliti dari Botanical Research Institute of Texas (BRIT), Texas Tech University, dan beberapa lembaga internasional lainnya telah mengidentifikasi spesies pohon fosil baru yang bernama Astropanax eogetem. Penemuan ini, yang dipublikasikan dalam Botanical Journal of the Linnean Society, memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana lanskap prasejarah Afrika pada periode Miosen awal.
Sisa-sisa fosil Astropanax eogetem menunjukkan bahwa wilayah tersebut dulunya merupakan rumah bagi hutan lebat yang subur dan dipenuhi dengan kehidupan. Spesies yang telah punah ini termasuk dalam keluarga Araliaceae, yang mencakup ginseng, ivy, dan pohon Neocussonia tropis yang masih ditemukan saat ini. Penemuan ini tidak hanya memperdalam pemahaman kita tentang hutan Afrika kuno, tetapi juga memberikan wawasan baru tentang bagaimana spesies tumbuhan berevolusi selama jutaan tahun.
Menurut Dr. Aaron Pan, Direktur Eksekutif Museum Texas Tech University dan salah satu peneliti utama, "situs ini merupakan salah satu hutan fosil terawetkan terbaik di Afrika." Penemuan ini memberikan bukti yang kuat bahwa hutan tropis yang kaya akan keanekaragaman hayati pernah ada di wilayah yang sekarang kering. Hutan fosil berusia 22 juta tahun ini menunjukkan bahwa wilayah tersebut dulunya menyerupai Cekungan Kongo saat ini, yang merupakan rumah bagi kanopi lebat, amfibi, dan herbivora besar seperti deinotheres, sejenis gajah purba.
Identifikasi Spesies Fosil
Identifikasi Astropanax eogetem dimungkinkan melalui perbandingan mikroskopis antara daun dan serbuk sari fosil dengan spesies pohon modern. Para ilmuwan menemukan kesamaan yang mencolok antara spesies yang telah punah ini dan kerabatnya yang masih hidup, Astropanax abyssinicus, yang masih tumbuh di hutan Afromontane Ethiopia saat ini. Penemuan ini menunjukkan bagaimana spesies tumbuhan dapat bertahan dan beradaptasi selama periode waktu yang sangat panjang.
Studi lebih lanjut tentang fosil ini diharapkan dapat memberikan informasi lebih detail tentang kehidupan tumbuhan dan hewan di Afrika pada masa lalu. Penelitian ini juga memberikan kontribusi signifikan terhadap pemahaman kita tentang evolusi tumbuhan dan ekosistem di Afrika selama periode Miosen. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun banyak spesies telah punah, jejak sejarah mereka masih dapat ditemukan dan dipelajari melalui fosil yang tersisa.
Perubahan Iklim dan Lingkungan di Afrika
Keberadaan hutan tropis yang kaya keanekaragaman hayati di wilayah yang sekarang kering menunjukkan perubahan iklim dan lingkungan yang signifikan telah terjadi selama jutaan tahun. Penemuan ini tidak hanya mengungkapkan kondisi ekosistem purba tetapi juga memberikan wawasan mengenai transisi ekologis yang terjadi di Afrika. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat menggali lebih dalam mengenai bagaimana perubahan iklim mempengaruhi flora dan fauna di kawasan ini.
Dengan adanya penemuan ini, para ilmuwan berharap dapat terus mengeksplorasi dan memahami lebih jauh tentang ekosistem purba yang pernah ada di Afrika. Penelitian yang dilakukan di Lembah Mush ini menjadi salah satu langkah penting dalam memahami sejarah kehidupan di Bumi dan bagaimana spesies berinteraksi dengan lingkungan mereka sepanjang waktu.