

Tim peneliti di Berlin berhasil melakukan pelacakan terhadap kerabat individu yang tengkoraknya pernah diambil dari Tanzania dan dibawa ke Jerman untuk kepentingan eksperimen ilmiah selama masa kolonial.
Sumber: Greek Reporter
"Kerabat dan pemerintah Tanzania akan segera diinformasikan," demikian pernyataan resmi dari museum tersebut.
Koleksi tengkorak ini, yang jumlahnya sekitar 7.700, beralih ke Museum Sejarah Prasejarah dan Zaman Kuno Berlin pada tahun 2011 dari Rumah Sakit Charité di Berlin. Sebagian besar tengkorak ini awalnya dikumpulkan oleh Dr. Felix von Luschan, seorang dokter dan antropolog, selama masa pemerintahan kolonial Jerman.
Foto: mizmareck / Flickr
Diyakini tengkorak ini diambil dari pemakaman dan berbagai situs pemakaman di seluruh dunia. Kemudian mereka dibawa ke Jerman untuk eksperimen "ilmiah". Jerman Timur Afrika mencakup wilayah yang sekarang menjadi Burundi, Rwanda, Tanzania daratan, dan sebagian Mozambik.
Museum melaporkan, para peneliti berhasil mengumpulkan informasi yang memadai tentang delapan tengkorak ini, sehingga membenarkan upaya khusus untuk menemukan keturunan mereka yang khusus.
Dalam pemeriksaan tengkorak tersebut, salah satu tengkorak yang menarik perhatian adalah yang bertuliskan "Akida." Hal ini mengindikasikan bahwa tengkorak ini pernah dimiliki oleh penasihat terkemuka Mangi Meli, seorang pemimpin yang kuat dari kelompok etnis Chagga pada akhir abad ke-19.
Museum mengonfirmasi sampel DNA yang diperoleh dari tengkorak ini secara langsung sesuai dengan keturunan Akida.
Selain itu, dalam pemeriksaan tujuh tengkorak lainnya, terdapat kesesuaian genetik yang hampir lengkap diidentifikasi pada dua di antaranya dengan keturunan suku Chagga. Temuan ini menambah pemahaman yang berkembang tentang hubungan sejarah dan nenek moyang yang terjaga dalam artefak-artefak ini.
Sumber: Greek Reporter
Selama dua dekade terakhir, Jerman semakin terlibat dalam diskusi tentang kesalahan yang dilakukannya selama masa kolonial.
Dalam apa yang sering digambarkan oleh sejarawan sebagai genosida awal abad ke-20, Jerman bertanggung jawab atas pembunuhan massal individu-individu Herero dan pribumi di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Namibia, yang sebelumnya adalah Jerman Afrika Selatan Barat.
Jerman telah mengambil langkah-langkah untuk mengembalikan tengkorak dan sisa-sisa manusia lainnya ke Namibia, yang sebelumnya dibawa ke Berlin selama periode tersebut. Pada tahun 2021, Jerman secara resmi mengakui perannya dalam melakukan genosida di Namibia dan berjanji memberikan satu miliar euro dalam bentuk bantuan keuangan kepada keturunan korban.
Reporter Magang: Jurnalia Sibunga
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penemuan jejak sepatu kuno yang berusia hingga 150.000 tahun di pantai Afrika Selatan mengungkapkan bukti penting sejarah penggunaan alas kaki oleh manusia.
Baca SelengkapnyaSelain masih memakai perhiasan mewah, kerangka yang jenis kelaminnya masih misterius ini juga dikubur dengan senjata.
Baca SelengkapnyaPenggunaan perkakas baja awalnya diperkirakan sejak zaman Kekaisaran Romawi di Eropa.
Baca SelengkapnyaIstri korban dikenal sebagai orang yang jarang bersosialisasi dengan warga.
Baca SelengkapnyaDalam laporan terbaru ADB, sekitar 155,2 juta orang atau 3,9 persen penduduk di negara berkembang Asia hidup dalam kemiskinan ekstrem.
Baca SelengkapnyaTemuan ini memberikan wawasan yang berharga tentang sejarah Anatolia.
Baca SelengkapnyaTemuan baru ini membuktikan bahwa manusia telah mengenal rokok jauh sebelum yang diperkirakan para ilmuwan.
Baca Selengkapnya