Jatuh Bangun Produsen Jamu Terbesar di Indonesia, Pernah Punya Utang Ratusan Miliar
Sang cucu ini yang sampai saat ini meneruskan usahanya sekaligus menjabat Direktur Utama Sido Muncul.
Sang cucu ini yang sampai saat ini meneruskan usahanya sekaligus menjabat Direktur Utama Sido Muncul.
Produk jamu kemasan merek Tolak Angin sudah tak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Jamu yang diproduksi PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. didirikan oleh Ny. Rahkmat Sulistio.
Berkat kemahirannya dalam mengolah jamu dan rempah-rempah, Ny. Rahkmat berhasil mendirikan Sido Muncul pada tahun 1949 di Yogyakarta.
Logo yang digunakan Sido Muncul hingga saat ini diketahui merupakan representasi Ny. Rahkmat bersama cucunya, Irwan Hidayat.
Sang cucu ini yang sampai saat ini meneruskan usahanya sekaligus menjabat Direktur Utama Sido Muncul.
Tak hanya memproduksi jamu, Sido Muncul juga berkembang untuk memproduksi obat herbal modern. Tak heran hingga kini perushaan tersebut menjadi produsen jamu terbesar di Indonesia.
Namun siapa sangka, sebelum Irwan berhasil membawa Sido Muncul menjadi salah satu perusahaan jamu terkemuka di Indonesia, dia pernah terjerat utang yang cukup besar di tahun 1972.
Dilansir dari beberapa sumber, kala itu, Sido Muncul memiliki utang sebesar Rp46 juta. Sementara penjualan jamu kala itu hanya senilai Rp800 ribu.
Di tahun 2004, Sido Muncul juga pernah mengalami kerugian hingga hampir bangkrut dikarenakan utang senilai Rp160 miliar.
Untungnya, Irwan merupakan sosok pemimpin yang penuh dengan inovasi. Berkat kelihaiannya, Sido Muncul terus berinovasi menciptakan produk-produk baru yang mampu memenuhi kebutuhan konsumen di Indonesia.
Meski telah berdiri lebih dari setengah dekade, Sido Muncul dapat mempertahankan eksistensinya dengan memproduksi banyak varian produk.
Mulai dari minuman dan makanan manis, minuman energi, minuman sehat, suplemen herbal serta suplemen lainnya.
Dilihat dari rentang waktunya, Irwan terhitung sebagai pemimpin dengan kecepatan eksekusi yang baik. Hal ini mendukung eksekusi ide dan pekerjaan mereka cepat dan tidak bertele-tele.
Belajar dari Irwan, sesuatu yang besar pun pernah mengalami masa-masa sulit.
Tak hanya mengalami kerugian, namun pernah hampir gulung tikar.
Layaknya yang dilakukan Irwan untuk perusahaan turunan dari sang nenek, Sido Muncul.
Tiga tahun berturut-turut Jatim jadi lumbung pangan nasional
Baca SelengkapnyaJawa Timur langganan jadi produsen jagung terbesar di Indonesia. Ini sederet faktanya.
Baca SelengkapnyaDia nekat untuk memulai hidup mandiri sejak usia belia.
Baca SelengkapnyaSuatu kejadian, Samosir merasa lapar dan tanpa sadar ia makan makanan yang seharusnya untuk ayahnya.
Baca SelengkapnyaIni lah kisah Prajogo Pangestu, salah satu orang terkaya di Indonesia.
Baca Selengkapnya“Industri kreatif Indonesia sebetulnya punya masa depan yang luar biasa cerah," kata Ganjar.
Baca SelengkapnyaBerbelanja pakaian ke luar negeri, sang istri justru kena sindir warganet.
Baca Selengkapnya“Total karyawan gue sekarang 9 orang, dengan omset tahunan yang gue dapet sekitar Rp6 miliar," kata Ilham
Baca Selengkapnya