Jalan Panjang Indonesia Kuasai Peluang Ekonomi Digital di 2030
Indonesia masih dihadapkan pada tantangan besar untuk menuju ekonomi digital.
Indonesia masih dihadapkan pada tantangan besar untuk menuju ekonomi digital.
Jalan Panjang Indonesia Kuasai Peluang Ekonomi Digital di 2030
Mampukah Indonesia Merebut Momen Ekonomi Digital di Tahun 2030
Ekonomi digital menjadi prioritas sejumlah negara saat ini, termasuk Indonesia. Di kawasan Asia Tenggara saja, nilai pertumbuhan dari ekonomi digital diprediksi tembus USD1 triliun di tahun 2030.
Proyeksi nilai ini semakin optimis ketika total populasi di Asia Tenggara yang menjadi "populasi online" sudah 440 juta orang.
Di tengah proyeksi keuntungan dari ekonomi digital, Indonesia masih harus dihadapkan tantangan besar yaitu, pemerataan.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan dan UMKM, Mohammad Rudy Salahuddin tidak menampik Indonesia akan selalu mendapatkan peluang ekonomi digital.
Akan tetapi, peluang ini akan kurang optimal tanpa adanya pemerataan di sejumlah daerah di Indonesia.
"Sebenarnya challenge bagi Indonesia karena ada beberapa hal yang perlu kita perbaiki atau masih menjadi tantangan kita, misalnya infrastruktur," kata Rudy usai berkunjung ke kantor SCTV pada Kamis (16/11).
Merdeka.com
Dia mengatakan, ketimpangan infrastruktur akan sangat mempengaruhi pemerataan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk melek ekonomi digital.
Setidaknya, kata Rudy, Indonesia masih kekurangan sekitar 9 juta talenta digital untuk memastikan Indonesia dapat menguasai peluang ekonomi digital. Dan untuk menjadikan SDM cakap terhadap ekonomi digital, merupakan tantangan besar bagi Indonesia.
"Ini yang menjadi tantangan kita, bagaimana kita mendorong orang-orang tersebut atau generasi muda kita untuk bisa paling tidak paling tidak digital literate dulu untuk bisa menjadi digital talent," ujarnya.
Sementara itu, tercatat pada tahun 2021, nilai ekonomi digital Indonesia mencapai USD70 miliar dan merupakan capaian tertinggi di ASEAN.
Nilai tersebut juga diprediksi dapat mencapai USD146 miliar pada tahun 2025, dan akan terus naik hingga USD330 miliar pada tahun 2030. Pemerintah juga fokus mengembangkan ekonomi digital dengan memanfaatkan berbagai teknologi salah satunya yakni metaverse.
"Optimalisasi teknologi metaverse merupakan peluang baru yang dapat menciptakan nilai tambah, produktivitas, dan inovasi yang berdampak pada perekonomian nasional," ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat menyampaikan keynote speech secara virtual dalam Webinar Pengembangan Ganesha Digital Twin dalam ITB Metaverse dan Dampak Metaverse bagi Indonesia, Selasa (23/08).
Menurut riset PwC, penggunaan teknologi AR/VR dalam metaverse tersebut memiliki potensi ekonomi yang signifikan yakni mampu meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) global sebesar USD 1.4 triliun, dan menciptakan 23,3 juta pekerjaan baru pada tahun 2030.
Dengan mempertimbangkan berbagai potensi tersebut, Pemerintah terus meningkatkan optimalisasi metaverse melalui berbagai upaya, salah satunya ditunjukkan dengan pengembangan teknologi metaverse di Indonesia sebagai showcase pada side-event 3rd Digital Economy Working Group (DEWG) G20 pada bulan Juli lalu.
Dalam kesempatan tersebut, ditampilkan teknologi Metaverse Virtual Reality dan Augmented Reality hasil karya anak bangsa sehingga mampu menunjukkan daya saing teknologi metaverse dalam negeri.