NASA Temukan Batuan Tipis Mirip Lembaran Halaman Buku, Begini Bentuknya
Formasi batuan yang menyerupai halaman buku tersebut dianggap cukup unik dan memicu dilakukannya pemeriksaan menyeluruh.
Penemuan di planet Mars yang dilakukan oleh NASA telah memperlihatkan beberapa pemandangan luar biasa di planet merah tersebut. Salah satunya adalah bebatuan yang menyerupai makhluk laut dan simbol Star Trek.
Selain itu, terdapat penemuan terbaru yang menarik perhatian adalah sekumpulan batu besar yang ditemukan oleh penjelajah Curiosity di Kawah Gale.
-
Bagaimana 'Buku' Mars terbentuk? Batu merah ini tampak seperti dua bagian buku terbuka, dengan satu halaman yang membeku di tengah proses pembalikan. Meski terlihat seperti buku, tetapi ukuran objek ini sangat kecil, hanya berukuran 2,5 sentimeter. Batuan ini terbuat dari mineral yang ditinggalkan oleh air purba.
-
Apa yang ditemukan di Mars yang mirip dengan Bumi? Lumpur kering ini ketika diamati ternyata mirip dengan lumpur kering yang ada di Bumi.
-
Batu apa yang ditemukan di Mars? NASA telah merilis foto baru yang lucu dari beberapa batuan mirip alpukat, yang diambil oleh robot penjelajah Mars, Perseverance.
-
Apa kejanggalan batuan Mars? Tapi dalam prosesnya, para peneliti menemukan sebuah kejanggalan. Batu-batu ini, yang seharusnya berasal dari permukaan Mars, ternyata berusia lebih muda dari yang diperkirakan.
-
Apa yang NASA temukan di Mars? Schulze-Makuch menyampaikan, setelah mendarat di Mars pada tahun 1976, pendarat Viking NASA mungkin telah mengambil sampel bentuk kehidupan kecil yang tahan terhadap kekeringan yang bersembunyi di dalam batuan Mars.
-
Apa yang ditemukan di Mars oleh NASA? NASA Konfirmasi Ada Danau Purba di Mars, Bisa Jadi Bukti Tanda Kehidupan
Anggota tim Curiosity, Deborah Padgett, menuliskan batu-batu yang ditemukan tertutup lapisan sedimen setipis kertas seperti halaman buku. Formasi batuan yang menyerupai halaman buku tersebut dianggap cukup unik dan memicu dilakukannya “pemeriksaan menyeluruh”, dikutip dari Forbes, Selasa (17/9).
“Beberapa lapisan memiliki struktur riak yang menarik yang mungkin terbentuk di air yang mengalir atau pasir yang tertiup angin,” kata Padgett.
Pengamatan terhadap bebatuan setipis kertas yang dilakukan oleh Curiosity dapat membantu para ilmuwan memahami apakah angin atau air terlibat di dalamnya.
NASA tertarik pada sejarah air di Mars karena air adalah unsur utama bagi kehidupan dan Curiosity beserta saudaranya yang lebih baru, Perseverance, membantu memahami apakah Mars dahulu pernah menjadi tempat tinggal bagi kehidupan mikroba.
Mars merupakan tempat yang berangin dan berdebu, sehingga erosi menyebabkan bentuk-bentuk fantastis dari beberapa batuan Mars. Adapun batu-batuan gelap yang dijuluki “Tungsten Hills” karena distrik pertambangan di California.
Bentuk lainnya, Curiosity juga menemukan formasi batuan yang menggantung dan rapuh dalam bentuk sendok pada Agustus 2015. Curiosity telah berada di Kawah Gale sejak 2012 dan telah melakukan perjalanan ke dasar gunung tengah jawah yang besar, Gunung Sharp. NASA membuat penemuan tak terduga pada bulan Juli ketika Curiosity melewati sebuah batu, memecahkannya, dan menemukan belerang murni.
Para ilmuwan pun masih bingung bagaimana mereka bisa sampai disana dan mencari tahu lebih banyak lagi. NASA menghadapi beberapa tantangan ekstra dengan Curiosity saat ini karena musik oklusi.
“Dari perspektif Curiosity, Bumi sering kali berada di posisi tinggi di langit Mars, tetapi saat ini, Bumi lebih rendah, dan medan berbukit membuat komunikasi langsung antara penjelajah dan timnya menjadi sulit,” tulis NASA di X.
Curiosity hanya dapat melakukan komunikasi langsung lewat antena di wahana, tetapi dengan posisi Bumi dan gunung besar di dekatnya membuat kesulitan. Mereka harus mengatur waktu komunikasinya agar antena tidak terhalang.
Tentu menambah kerumitan dalam bekerja, tetapi tidak mengganggu misi mereka. Para penjelajah harus terus mengirimkan serangkaian gambar dan data, termasuk tentang Tungsten Hills dan bentuk aneh menyerupai buku yang ada pada bebatuan.
Dengan adanya batuan Mars, seperti dianggap perpustakaan kuno yang sedang diterjemahkan para ilmuwan untuk mencari tahu sejarah planet dengan segala teka-tekinya.
Reporter magang: Nadya Nur Aulia