Kuburan Jadi Spot 'Favorit' Warga Desa Ini Demi Bisa Buka Facebook dan Youtube
Kuburan menjadi spot 'favorit' warga desa ini lantaran akses internet ada di sana.
Di sejumlah daerah di Provinsi Kalimantan Timur, terdapat lokasi yang tidak biasa menjadi tempat berkumpulnya banyak orang. Tempat itu bukanlah kafe atau objek wisata, melainkan lokasi terbaik untuk mendapatkan sinyal telekomunikasi seluler. Hal ini dirasakan oleh masyarakat Desa Kayu Batu, Kecamatan Muara Muntai, Kabupaten Kutai Kartanegara. Menariknya, titik pertemuan di desa ini adalah sebuah kuburan.
Kepala Desa Kayu Batu, Andri Sofyandani, menjelaskan bahwa sebelumnya warga harus menempuh jarak yang cukup jauh untuk mencapai kuburan desa, yang merupakan satu-satunya tempat di mana sinyal ponsel bisa terdeteksi, meskipun dengan kualitas yang sangat lemah.
-
Apa yang viral di media sosial tentang kuburan itu? Tengah viral di media sosial tentang penemuan kuburan yang berada di jalanan gang sempit.
-
Di mana lokasi kuburan yang viral itu? Lokasi kuburan itu berada tengah gang sempit RT.03,RW.04, Kelurahan Pisangan Timur, Pulo Gadung, Jakarta Timur.
-
Kenapa warga sekitar menganggap kuburan itu sebagai pengingat? Warga sekitar mengaku bahwa mereka sudah terbiasa tinggal bersebelahan dengan kuburan. Bahkan mereka mengatakan hal itu bisa menjadi sebuat pengingat akan kematian.
-
Dimana kuburan massal ditemukan? Dalam Konferensi Alekseyev Readings di Institut Riset Anuchin dan Museum Antropologi Moskow, ilmuwan mengungkapkan ditemukan total 300 mayat pada sembilan liang lahat di Yaroslavl.
-
Apa yang membuat Desa Karangjaya viral? Desa Karangjaya, Kecamatan Pasirkuda, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat baru-baru ini viral di media sosial. Perkampungan itu disorot lantaran memiliki pemandangan yang indah.
-
Mengapa Desa Bantarkuning viral? Pemandangan alam di sini sempat menjadi sorotan, karena memiliki keindahan pemandangan sawah dan deretan pegunungan yang menyejukkan mata.
"Kami sering kali harus pergi ke dekat kuburan hanya untuk mendapatkan sinyal," ungkap Andri.
Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara kemudian meluncurkan program pembangunan menara repeater untuk mengatasi masalah blank spot, terutama di daerah yang padat penduduk.
Program Pemantapan Konektivitas Wilayah yang diinisiasi oleh Bupati Kutai Kartanegara Edi Damansyah ini bertujuan untuk menghilangkan wilayah-wilayah yang tidak terjangkau oleh sinyal telekomunikasi seluler, termasuk Desa Kayu Batu.
Oleh karena itu, pada tahun 2024, pembangunan menara repeater akan dilaksanakan di sembilan desa, salah satunya adalah Kayu Batu, desa yang selama ini terjebak dalam masalah sinyal yang lemah.
"Desa Kayu Batu sudah terhubung, baru minggu ini aktif," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kutai Kartanegara, Solihin.
Jaringan telekomunikasi bukan hanya berfungsi untuk menghubungkan ponsel pintar dengan dunia luar, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. Seiring berjalannya waktu, akses Internet kini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting.
Oleh karena itu, upaya untuk mengatasi kawasan blank spot merupakan langkah maju yang signifikan. Menara repeater ini bukan hanya sekadar teknologi yang memancarkan sinyal dari tanah desa, tetapi juga merupakan simbol perubahan besar bagi masyarakat setempat.
"Warga kini sudah bisa menikmati sinyal, bahkan ada yang sudah bisa melakukan video call," tambah Solihin.
Koneksi 4G
Saat ini, berkat adanya menara repeater yang kokoh di RT 7 Desa Kayu Batu, lebih dari seratus keluarga di desa tersebut dapat menikmati layanan sinyal 4G.
Meskipun kualitasnya belum sepenuhnya ideal, aplikasi seperti WhatsApp sudah dapat digunakan dengan baik. Ini merupakan kemajuan signifikan bagi mereka yang sebelumnya tidak memiliki akses komunikasi yang memadai. Namun, masih ada beberapa kekurangan.
"Untuk aplikasi yang lebih berat seperti Facebook dan YouTube, kami masih mengalami masalah karena jaringan belum cukup kuat," ungkap Kepala Desa Kayu Batu, Andri Sofyandani.
Meskipun demikian, warga Desa Kayu Batu kini dapat merasakan kenyamanan berkomunikasi dengan dunia luar tanpa harus pergi jauh. Menurut Andri, lokasi menara ini sangat strategis. Anak-anak sekolah, yang selama pandemi harus menghadapi kesulitan dalam mengerjakan tugas daring tanpa internet, kini dapat belajar dengan lebih baik.
"Menara ini berdiri di atas tanah hibah yang sebelumnya diberikan kepada Dinas Pendidikan," tambah Andri.
Walaupun saat ini hanya ada satu menara, harapan untuk memperluas jangkauan sinyal ke seluruh penjuru desa tetap ada. Beberapa wilayah desa masih belum terjangkau, tetapi aspirasi ini sudah disampaikan kepada pemerintah daerah.