Bisakah Manusia Mengunggah Pikirannya ke Komputer? Ini Penjelasan Ilmuwan
Berikut penjelasan ilmuwan tentang kemungkinan manusia bisa mengunggah pikirannya dalam sebuah komputer.

Berikut penjelasan ilmuwan tentang kemungkinan manusia bisa mengunggah pikirannya dalam sebuah komputer.

Bisakah Manusia Mengunggah Pikirannya ke Komputer? Ini Penjelasan Ilmuwan
Gagasan untuk mengunggah pikiran kita ke dalam komputer mungkin terdengar seperti sesuatu dari dunia fiksi ilmiah, namun konsep ini semakin menjadi topik pembicaraan di kalangan pemikir terkemuka.Transhumanisme yang mengadvokasi penggunaan teknologi untuk meningkatkan kemampuan manusia melampaui batasan biologis, memunculkan pernyataan tentang kemungkinan mengunggah pikiran manusia ke dalam sistem digital.

Meskipun beberapa orang melihat ini sebagai langkah menuju masa depan yang cerah, banyak juga yang mengkhawatirkan dampak etis dan filosofisnya.

Mengutip Psychology Today, Kamis (29/02), menurut ilmuwan AI, Damian K. F. Pang, banyak pemikir terkemuka tertarik pada gagasan ini sebagai jalan menuju keabadian.
Beberapa orang bahkan telah menginvestasikan sejumlah besar uang untuk mengawetkan tubuh mereka atau otak mereka secara kriogenik dengan harapan akan bangkit kembali di masa depan melalui teknologi.
“Namun, selain dari aspek teknisnya, ada banyak isu etis dan filosofis yang perlu dipertimbangkan,”
Ilmuwan AI, Damian K. F. Pang
Pertanyaan tentang kesetaraan, persetujuan, keamanan, identitas, dan konsekuensi yang tidak diinginkan menjadi sorotan dalam diskusi transhumanisme.
Beberapa orang melihatnya sebagai langkah maju dalam evolusi manusia, sementara yang lain khawatir bahwa ini dapat mengarah pada skenario seperti ciptaan Frankenstein yang tak terkendali.

Meskipun begitu, ada batasan yang signifikan dalam mencapai tujuan tersebut. Kompleksitas otak manusia yang luar biasa dan keterbatasan dalam pemahaman ilmu saraf masih menjadi hambatan besar.
Meskipun komputer sudah mulai bersaing dengan otak manusia dalam hal daya komputasi, masih jauh dari kemampuan untuk mensimulasikan jaringan kompleks di dalam otak manusia dengan akurat dan belum memahami sepenuhnya bagaimana kesadaran manusia bekerja.

“Dengan demikian, meskipun gagasan untuk mengunggah pikiran ke dalam komputer menarik untuk diperdebatkan, hal tersebut masih jauh dari perwujudannya. Masih banyak tantangan teknis, etis, dan filosofis yang harus diatasi sebelum dapat memahami apakah hal ini benar-benar mungkin dilakukan serta apa konsekuensinya bagi manusia,” ujar dia.