
Ambisi Tak Terbendung China Saingi AS di Antariksa, Pelan-pelan Mulai Terbukti
China telah berinvestasi secara besar-besaran dalam kemampuan luar angkasanya beberapa tahun terakhir.
China telah berinvestasi secara besar-besaran dalam kemampuan luar angkasanya beberapa tahun terakhir.
Tak heran bila Negeri Tirai Bambu itu sekarang menjadi pesaing utama Amerika Serikat (AS).
Walau begitu, menurut seorang pakar kebijakan luar angkasa, AS masih mendominasi sebagian besar ruang angkasa.
Sveltla Ben-Itzhak, Asisten Profesor of Space & International Relations, Air University mengatakan, di beberapa bidang utama, AS jelas jauh di depan dibandingkan China.
Pun bila digabungkan semua negara penjelajah ruang angkasa lainnya., AS kata dia, masih unggul.
Misalnya saja dari sisi anggaran yang dipersiapkan untuk eksplorasi luar angkasa.
Pemerintah AS pada tahun 2021 menggelontorkan anggaran sebesar USD59,8 miliar. Sementara China masih sepertiga dari anggaran AS yakni USD 16,18 miliar.
“AS juga memimpin secara signifikan dalam jumlah satelit aktif. Saat ini, total ada 5.465 satelit yang beroperasi di orbit di sekitar Bumi. AS mengoperasikan 3.433, atau 63 persen dari jumlah tersebut. Sebaliknya, Cina memiliki hanya memiliki 541 satelit,” ungkap dia dikutip dari Space, Kamis (6/7).
Demikian pula, AS memiliki pelabuhan antariksa yang lebih aktif daripada China. Dengan memiliki tujuh lokasi peluncuran operasional di dalam dan luar negeri, setidaknya AS memiliki 13 pelabuhan antariksa tambahan dalam pengembangan.
Sebaliknya, China hanya memiliki empat pelabuhan antariksa operasional dengan dua lagi yang direncanakan, semuanya terletak di dalam wilayahnya sendiri.
Meski saat ini mungkin masih kalah, tapi jangan salah. China punya ambisi besar untuk andil dalam eksplorasi ruang angkasa.
Bagaimana tidak, China meluncurkan modul laboratorium penelitian seberat 23 ton ke stasiun luar angkasa Tiangong yang baru dibangun pada hari Minggu 24 Juli tahun lalu.
Lab Wentian, atau "Quest for the Heavens", diharapkan dapat melakukan penelitian biologi dan ilmu kehidupan.
Ini adalah langkah terbaru China untuk menjadi kekuatan luar angkasa terkemuka.
Stasiun luar angkasa Tiangong, atau "Istana Surgawi", adalah stasiun luar angkasa permanen yang baru dimiliki China.
Negara itu sebelumnya telah meluncurkan dua stasiun ruang angkasa percobaan sementara, bernama Tiangong-1 dan Tiangong-2.
Lab baru Wentian adalah yang kedua dari tiga modul kunci untuk Tiangong.
Modul kunci pertama Tianhe - yang berisi tempat tinggal bagi anggota kru - dikirim ke orbit pada April 2021. Modul utama lainnya, lab sains Mengtian, diluncurkan pada akhir 2022.
China memiliki ambisi besar untuk Tiangong. Stasiun ini akan memiliki tenaga penggerak, sistem pendukung kehidupan, dan tempat tinggal sendiri.
Ini juga dirancang untuk memberikan daya pengisian bahan bakar ke teleskop luar angkasa baru China, yang disebut Xuntian, yang akan terbang dekat dengan stasiun luar angkasa pada tahun depan.
Dalam cuitannya di Twitter, Elon mengatakan, program luar angkasa China menurut dia jauh lebih maju dari yang ia kira.
Cuitannya itu menanggapi sebuah artikel yang mengutip Wu Weiren, Kepala Perancang Program Eksplorasi Bulan China, yang mengatakan: "Pada tahun 2030, orang-orang China pasti akan dapat menginjakkan kaki di Bulan."
Ambisi China tidak berakhir di situ. Beberapa tahun dari sekarang mereka menginginkan mengambil sampel dari asteroid di dekat Bumi.
Kemudian pada 2030, mereka berambisi membawa astronot pertamanya ke Bulan dan mengirim probe untuk mengumpulkan sampel dari Mars dan Jupiter.
Berita ini dibuat berdasarkan sumber tulisan dari Space dan ABC.
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada tahun 2021, nilai investasi asing langsung China yang tersebar di negara-negara ASEAN tercatat sebesar USD 13,8 miliar.
Baca SelengkapnyaPerusahaan China bisa membangun apartemen 10 lantai dalam waktu semalam.
Baca SelengkapnyaPada tahun 2021, nilai investasi asing langsung China yang tersebar di negara-negara ASEAN jumlahnya mencapai USD13,8 miliar atau setara Rp209,11 triliun.
Baca SelengkapnyaInvestasi tersebut akan membangun industri kaca di Rempang, Batam, dan akan menjadi pabrik kedua terbesar di dunia setelah China.
Baca SelengkapnyaChina ASEAN EXPO 2023 merupakan pameran hasil kesepakatan pada KTT China ASEAN ke-7 lalu.
Baca SelengkapnyaInvestasi bernilai fantastis tersebut berasal dari 11 kesepakatan kerja sama dengan perusahaan swasta maupun BUMN China.
Baca SelengkapnyaXinyi Group berencana untuk melakukan investasi ekosistem hilirisasi pasir kuarsa atau silika di Rempang dengan rencana investasi sebesar USD 11,6 miliar.
Baca Selengkapnya