7 Perkara Penghapus Pahala yang Penting Diketahui, Baca Selengkapnya
Kita terkadang lupa bahwa ada perkara-perkara yang dapat menghapus pahala yang susah payah kita kumpulkan.
islam![7 Perkara Penghapus Pahala yang Penting Diketahui, Baca Selengkapnya](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/1200x630/bg/newsCover/2024/2/24/1708761524213-nfe8y.jpeg)
Kita terkadang lupa bahwa ada perkara-perkara yang dapat menghapus pahala yang susah payah kita kumpulkan.
![<b>7 Perkara Penghapus Pahala yang Penting Diketahui, Baca Selengkapnya</b>](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/2/24/1708761404723-ww8xg.jpeg)
7 Perkara Penghapus Pahala yang Penting Diketahui, Baca Selengkapnya
![Setiap muslim tentu berharap agar amal ibadah yang selama ini ditunaikan dapat diterima oleh Allah SWT dan mendapatkan pahala dari-Nya. Adapun syarat diterimanya amal ibadah yaitu ketika ibadah yang dilakukan dibarengi dengan niat ikhlas serta mengikuti tuntunan dari Rasulullah SAW.](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/2/24/1708761790236-2vjrr.jpeg)
Setiap muslim tentu berharap agar amal ibadah yang selama ini ditunaikan dapat diterima oleh Allah SWT dan mendapatkan pahala dari-Nya. Adapun syarat diterimanya amal ibadah yaitu ketika ibadah yang dilakukan dibarengi dengan niat ikhlas serta mengikuti tuntunan dari Rasulullah SAW.
Meski demikian, terkadang amalan yang kita lakukan justru tidak diridai di sisi Allah SWT. Padahal, Allah SWT telah memerintahkan agar sebagai umat muslim senantiasa untuk berbuat kebaikan. Bagaimana bisa amalan-amalan tersebut tak diterima dan dapat menghapus pahala kita?Ternyata, hal tersebut disebabkan oleh beberapa perkara yang kadang luput dari perhatian seorang umat muslim. Apa saja perkara penghapus pahala tersebut? Dilansir dari berbagai sumber, ini ulasannya.
![<b>Kumpulan Perkara yang Dapat Menghapus Pahala Amalan</b>](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/2/24/1708762032717-rnceng.jpeg)
Kumpulan Perkara yang Dapat Menghapus Pahala Amalan
1. Menzalimi dan menyakiti kaum musliminأَتَدْرُونَ مَنِ الْمُفْلِسُ قَالُوا الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي مَنْ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bertanya kepada para sahabat, “Apakah kalian tahu siapa orang yang bangkrut itu?”
Para sahabat menjawab, “Orang yang bangkrut itu adalah yang tidak mempunyai dirham maupun harta benda.”
- Cara Hilangkan Rasa Pahit Pare Sebelum Diolah, Tanpa Garam dan Cuka
- Kata Selalu Salah yang Ungkapkan Kekesalan, Luapkan Perasaan
- 75 Kata-Kata Lebaran Buat Pacar, Saling Memaafkan dengan Puitis
- 10 Perawatan Dasar Tumit Pecah-Pecah, Manjakan Kaki agar Tampak Sehat
- Hasto Sebut Tak akan Ada Pertemuan Jokowi-Megawati, Gibran: Silaturahmi Kok Dilarang
- Sekjen DPR Cabut Gugatan Praperadilan Lawan KPK
Allah ta’ala berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 264
یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ لَا تُبۡطِلُوا۟ صَدَقَـٰتِكُم بِٱلۡمَنِّ وَٱلۡأَذَىٰ كَٱلَّذِی یُنفِقُ مَالَهُۥ رِئَاۤءَ ٱلنَّاسِ وَلَا یُؤۡمِنُ بِٱللَّهِ وَٱلۡیَوۡمِ ٱلۡـَٔاخِرِۖ
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena riya (pamer) kepada manusia, dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari akhir.”
Saking pentingnya menjaga perasaan orang lain yang menerima sedekah kita, sampai-sampai Islam memberikan keutamaan lebih bagi orang yang bersedekah secara diam-diam.
![7 Perkara Penghapus Pahala yang Penting Diketahui, Baca Selengkapnya](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/2/24/1708762109242-ti39z.jpeg)
Riya adalah salah satu perbuatan yang bertujuan memperbagus amal ibadah yang tujuannya ingin diperhatikan dan mendapat pujian dari orang.
Sangat disayangkan jika kita masih berbuat seperti demikian karena hal tersebut akan menghapus amal kebaikan yang kita perbuat. Mengapa? Karena riya ini tujuannya tidaklah tulus semata semata karena Allah melainkan ingin mendapat pujian dari orang atas kebaikan yang kita lakukan.
Allah SWT pernah berfirman dalam HR Muslim:
أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ مَنْ عَمِلَ عَمَلاً أَشْرَكَ فِيهِ مَعِى غَيْرِى تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ
“Aku paling tidak butuh pada sekutu-sekutu, barangsiapa yang beramal sebuah amal kemudian dia menyekutukan-Ku di dalamnya maka Aku tinggalkan dia dan syiriknya.” 4. Merasa ujub/bangga terhadap diri sendiri
Syaikh Muhammad Bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Ujub itu bisa membatalkan atau menghapus pahala amalan seorang hamba.”
Sebagai contoh, jika kita dimudahkan Allah untuk salat tahajud, maka jangan langsung memandang remeh orang yang kesulitan bangun malam. Jika kita dimudahkan oleh Allah untuk bersedekah, jangan langsung memandang remeh orang yang jarang terlihat bersedekah. Karena barangkali mereka yang kita pandang remeh memiliki amalan tersembunyi yang mereka lakukan dengan ikhlas, yang hanya dia dan Allah yang mengetahui. Karena pada dasarnya semua ibadah yang kita lakukan dan semua prestasi yang kita raih, semata-mata karena taufiq, pertolongan, dan kemudahan dari Allah azza wa jalla, bukan berasal dari kehebatan kita. 5. Menyekutukan Allah
Kafir adalah syirik besar. Secara umum, kafir diartikan sebagai salah satu perbuatan mengambil tandingan selain Allah SWT dan menyamakannya dengan Sang Pencipta yakni Allah SWT.
Syirik adalah salah satu bentuk kezaliman besar dan penghinaan kepada Allah SWT. Karena orang yang berlaku syirik sama artinya dengan menyamakan derajat Allah SWT dengan makhluk ciptaan-Nya.
Allah SWT berfirman,
وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu: “Jika kamu berbuat syirik, niscaya akan terhapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Az-Zumar: 65). 6. Bermaksiat di kala sendiri
Dari Tsauban radhiallahu ‘anhu Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
لَأَعْلَمَنَّ أَقْوَامًا مِنْ أُمَّتِي يَأْتُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِحَسَنَاتٍ أَمْثَالِ جِبَالِ تِهَامَةَ بِيضًا فَيَجْعَلُهَا اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ هَبَاءً مَنْثُورًا قَالَ ثَوْبَانُ يَا رَسُولَ اللَّهِ صِفْهُمْ لَنَا جَلِّهِمْ لَنَا أَنْ لَا نَكُونَ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَا نَعْلَمُ قَالَ أَمَا إِنَّهُمْ إِخْوَانُكُمْ وَمِنْ جِلْدَتِكُمْ وَيَأْخُذُونَ مِنْ اللَّيْلِ كَمَا تَأْخُذُونَ وَلَكِنَّهُمْ أَقْوَامٌ إِذَا خَلَوْا بِمَحَارِمِ اللَّهِ انْتَهَكُوهَا
“Sungguh saya telah mengetahui bahwa ada suatu kaum dari umatku yang datang pada hari Kiamat dengan membawa kebaikan sebesar gunung Tihamah yang putih, lantas Allah menjadikannya sia-sia tidak tersisa sedikitpun.”
7. Meremehkan seorang mukmin yang berdosa
Di antara perkara yang dapat mengurangi bahkan menghapus pahala amalan selanjutnya adalah meremehkan seorang mukmin yang berdosa dengan mengatakan bahwa orang seperti fulan tidak mungkin diampuni Allah, dengan menyebut individu orang tersebut.