
Membaca Peran Jokowi di Balik Dukungan Golkar dan PAN ke Prabowo
Diduga, ada sentimen anti PDI Perjuangan di antara partai-partai pemerintah.
Diduga, ada sentimen anti PDI Perjuangan di antara partai-partai pemerintah.
Pengamat politik Ujang Komarudin menilai Jokowi peran besar terbentuknya koalisi besar Gerindra, PKB, Golkar dan PAN. Apalagi beberapa narasi politik sebelumnya kedua partai ini menunggu izin atau restu Jokowi sebelum memberikan dukungan.
merdeka.com
Pembentukan koalisi pendukung Prabowo ini merupakan kelanjutan dari wacana koalisi besar yang muncul ketika bulan Ramadan lalu. Di DPP PAN, bersama Jokowi partai-partai pemerintah minus PDIP dan NasDem bicara wacana pembentukan koalisi besar.
"Pasca itu Jokowi mengumpulkan partai koalisinya minus PDIP dan NasDem. Yang bertemu partai yang saat ini, bahwa di situ ada Gerindra Golkar PKB dan PAN. Waktu itu saya masih ingat Pak Prabowo mengatakan bahwa kami ini adalah ikut Pak Jokowi, Pak Zulhas juga mengatakan bahwa dirigennya Pak Jokowi," jelas Ujang.
Ujang mengatakan, Prabowo dan Gerindra butuh Jokowi untuk menang. Golkar, PKB dan PAN pun akan ikut sikap politik Jokowi soal Pilpres 2024.
Peran Jokowi itu akan semakin terlihat ketika putranya, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka yang diajukan sebagai calon wakil presiden mendampingi Prabowo. Tergantung bagaimana Mahkamah Konstitusi memutuskan gugatan batas umur calon presiden dan calon wakil presiden.
merdeka.com
Selain peran Jokowi, menurut Ujang, ada sentimen anti PDI Perjuangan di antara partai-partai pemerintah. Karena sikap PDIP yang kerap berbeda.
Misalnya, ketika muncul isu perpanjangan masa jabatan Jokowi sebagai presiden dan usulan tiga periode, PDIP satu-satunya partai pemerintah yang menolak. Partai-partai pendukung Jokowi mengisyaratkan mendukung wacana perpanjangan masa jabatan tersebut.
Kemudian, soal sistem pemilu proporsional terbuka dan tertutup. PDIP satu-satunya partai yang mendukung sistem tertutup yang ditolak seluruh partai di parlemen.
"Banyak hal terkait antara hubungan dengan partai lain yang berbeda tentu PDIP punya sikap sendiri. Dalam konteks ini bisa jadi ada sentimen anti PDIP bisa jadi. Bisa jadi mungkin," ujar Ujang.
Namun, ada juga kepentingan politik Golkar dan PAN. PAN sebelumnya selalu menawarkan Erick Thohir sebagai calon wakil presiden. Termasuk untuk mendampingi Ganjar. Dengan dukungan kepada Prabowo menjelaskan bahwa PDIP tidak mengakomodir keinginan partai yang dipimpin Zulkifli Hasan itu.
"Bisa juga ketidakgabungan Golkar dan PAN itu kepentingan politik. Misalkan PAN tidak diakomodir menawarkan Erick Thohir sebagai cawapres Ganjar. Mungkin PDIP, atau PAN enggak mau karena belum ada kejelasan maka dukung Prabowo," jelas Ujang.
merdeka.com
Jokowi belum menanggapi soal dukungan Golkar dan PAN ke Prabowo.Reporter: Ahda Bayhaqi
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Partai Hanura mendukung pencapresan Ganjar Pranowo untuk Pilpres 2024. Hanura berkoalisi dengan PDIP, PPP dan Perindo.
Baca Selengkapnya"Ini de Javu gitu pengulangan pada 2014 ketika pak Jokowi dikeroyok oleh partai politik koalisi besar melawan koalisi kecil gitu,"
Baca SelengkapnyaZulhas menegaskan, dukungan PAN ke Prabowo merupakan keputusan partai.
Baca SelengkapnyaSecara partai, Jokowi harusnya mendukung Ganjar. Namun, Jokowi juga terlihat mesra dengan Prabowo.
Baca SelengkapnyaPuan menegaskan Jokowi bukan ketua umum partai politik dan ketua koalisi.
Baca SelengkapnyaEmpat partai pendukung Ganjar Pranowo, yakni: PDIP, PPP, Perindo dan Partai Hanura masukan dari Presiden Jokowi dalam rapat teknis di kantor Rumah Aspirasi, Jak
Baca SelengkapnyaJokowi membantah berkomunikasi dengan Golkar dan PAN sebelum kedua partai itu mendeklarasikan dukungan untuk Prabowo.
Baca Selengkapnya