Kemenkominfo Dorong Pelajar SMA Lakukan Aksi Cegah Stunting
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mendorong pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) untuk melakukan aksi pencegahan stunting.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mendorong pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) untuk melakukan aksi pencegahan stunting.
Beberapa aksi yang bisa dilakukan adalah mengonsumsi makanan bergizi, menjalani diet sehat, rajin berolahraga, menjaga kebersihan diri, serta mengonsumsi rutin Tablet Tambah Darah (TTD).
Demikian disampaikan Pelaksana Tugas Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (IKPMK) Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Nursodik Gunarjo saat membuka kegiatan Genbestival di SMA Kesatrian 2 Kota Semarang (30/8).
Hadir dalam kegiatan tersebut Walikota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Semarang Soenarto, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Mochamad Abdul Hakam, Perwakilan Yayasan Pendidikan Kesatrian 67 Semarang Toto, serta beberapa perwakilan sekolah di Kota Semarang.
Dihadapan para pelajar, Gunarjo menyampaikan para pelajar harus sadar stunting sejak dini karena mereka akan menjadi orang tua yang melahirkan anak yang diharapkan bebas stunting.
“Anak yang terlahir stunting tidak hanya akan memiliki tubuh pendek, namun berisiko memiliki tingkat kecerdasan rendah, yang dapat menurunkan tingkat produktivitas sehingga tidak kompetitif. Selain itu, anak stunting di usia tua juga rentan memiliki penyakit komorbid seperti darah tinggi ataupun diabetes,” katanya.
Walikota Semarang Hevearita dalam sambutannya menyampaikan untuk menurunkan angka stunting, pemerintah Kota Semarang tidak hanya melakukan penanganan terhadap anak saja namun juga dari hulu yakni remaja putri. “Pemerintah Kota Semarang memiliki beberapa program untuk remaja putri antara lain gerakan aksi bergizi dengan makan dua butir telur dalam sehari dan edukasi pencegahan pernikahan dini,” katanya.
Pemerintah Kota Semarang juga mendorong kalangan milenial untuk ikut berperan menangani persoalan stunting melalui program Melon Musk, yang merupakan kependekan dari Milenial Gotong Royong Atasi Stunting di Kota Semarang yang diluncurkan pada peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 RI lalu.
Hevearita pun berharap melalui sosialisasi Genbestival para pelajar memperoleh pemehaman dan kesadaran akan bahaya dan pencegahan stunting serta meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat.
Dokter Spesialis Anak Kurniawan Satria Denta, yang hadir sebagai narasumber, menghimbau remaja untuk mulai memperhatikan asupan gizi seimbang melalui Isi Piringku, yaitu porsi makan yang dikonsumsi dalam satu piring yang terdiri dari 50 persen buah dan sayur, dan 50 persen sisanya terdiri dari karbohidrat dan protein.
Ia pun mengingatkan agar tidak terlalu banyak mengonsumsi karbohidrat. “Kabohidrat kalau semakin banyak kita makan, maka semakin banyak lemak, karena karbohidrat itu sebagai sumber energi, untuk masa otot berasal dari protein, sehingga jangan berlebihan mengonsumsi karbohidrat,” jelas Denta.
Selain disi dengan pertunjukkan seni, Genbestival Kota Semarang mendorong pelajar untuk melakukan aksi nyata cegah stunting, salah satunya dengan minum TTD bersama yang dilakukan secara simbolis. Sedangkan pengetahuan mereka diperkaya dengan informasi yang hadir dengan permainan cerdas cermat.
Genbestival di Kota Semarang bagian dari kampanye Genbest (Generasi Bersih dan Sehat), yang merupakan inisiasi Kemenkominfo.
Tujuannya, untuk menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat serta bebas stunting. Genbestival diisi dengan pertunjukkan seni, informasi edukatif dengan harapan pesan-pesan pencegahan stunting disampaikan dengan cara yang santai dan menyenangkan, sehingga lebih mudah dipahami oleh para pelajar.
Kemenkominfo mendorong generasi muda Pontianak melakukan aksi dan menjadi agen komunikasi pencegahan stunting.
Baca SelengkapnyaKemenkominfo menggelar sosialisasi cegah stunting melalui pertunjukan seni bertajuk Genbestival
Baca SelengkapnyaKementerian Komunikasi dan Informatika mencatat ada 11.357 isu hoaks yang beredar sejak Agustus 2018 hingga 31 Maret 2023.
Baca SelengkapnyaSurvei Status Gizi Indonesia (SSGI) dari Kementerian Kesehatan, angka stunting di Indonesia turun dari 24,4 persen di tahun 2021 menjadi 21,6 persen di 2022.
Baca SelengkapnyaHumas yang memiliki jaringan komunikasi luas menjadi kekuatan dalam pengelolaan dan penyebarluasan informasi.
Baca SelengkapnyaMenteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi keras beri teguran ke Meta.
Baca SelengkapnyaMenteri Komunikasi dan Informatika RI Budi Arie Setiadi menjelaskan, terkait peran Kominfo dalam rangka memberantas praktek praktik keuangan ilegal.
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo mengakui ada komunikasi dengan Anies dan Cak Imin.
Baca SelengkapnyaMakanan pencegahan stunting di Depok hanya berisi nasi, dua potong tahu, dan kuah sayur.
Baca Selengkapnya