Cerita Soeharto Tutup Mata Ayah BJ Habibie yang Wafat Tepat di Hadapannya
Soeharto mengaku cepat akrab dengan keluarga BJ Habibie karena ibu Habibieyang berasal dari Yogyakarta masih fasih berbahasa Jawa.
Soeharto saat itu bertugas menumpas pemberontakan di Sulawesi Selatan.
Cerita Soeharto Tutup Mata Ayah BJ Habibie yang Wafat Tepat di Hadapannya
Soeharto dan keluarga BJ Habibie sudah saling kenal dan dekat sejak tahun 1950. Kala itu, Soeharto berdinas di Sulawesi Selatan dan kebetulan rumah BJ Habibie tepat di depan markasnya, Brigade Mataram.
-
Bagaimana Soeharto berakhir menjadi presiden? Soeharto terus meneruskan karir militernya hingga menyandang pangkat jenderal. Di kemudian hari, saat senjakala pemerintahan Orde Lama, Soeharto dilantik menjadi pejabat presiden, kemudian Presiden Kedua RI tanggal 26 Maret 1968.
-
Kapan Hadibowo Susanto meninggal? Hadibowo Susanto, legenda bulu tangkis Indonesia, meninggal dunia pada 7 Juni 2011 di Rumah Sakit Medistra, Jakarta.
-
Siapa saja anak-anak Presiden Soeharto? Dari sudut kanan bawah, terdapat Titiek, Mamiek, Tommy. Sedangkan dari sudut kanan atas, terdapat Bambang, Tutut, dan Sigit.
-
Kapan ayah Ira Wibowo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Siapa yang meninggal? "Jangan senyum-senyum pak, anak saya meninggal, tolong jaga hati saya," tegur Tamara kepada kuasa hukum Yudha Arfandi.
Soeharto mengaku cepat akrab dengan keluarga BJ Habibie karena ibu Habibie, Raden Ayu Tuti Marini Puspowardojo atau R.A. Habibie yang berasal dari Yogyakarta masih fasih berbahasa Jawa.
"Hal ini patut saya kenang. Di rumah keluarga Habibie itu terdapat suasana yang membuat anggota Staf Brigade kami kerasan," kata Soeharto dikutip dari HMSoeharto.id.
Pada suatu hari, di tengah malam, sewaktu anggota Staf Brigade masih tidur nyenyak, datanglah dua orang anak Habibie di asrama dengan tangis yang mengharukan. Mereka memberi tahu, bahwa ayahnya, Alwi Abdul Djalil Habibie sakit keras.
"Dokter Irsan segera memberi pertolongan dan saya menemaninya di sampingnya. Kita berusaha, tetapi Tuhan yang menentukan,"
ujar Seoharto.
Soeharto mengatakan Bapaknya Habibie kena serangan jantung pada saat menjalankan salat Isya dan tidak tertolong lagi.
"Beliau mengembuskan napasnya yang terakhir di depan saya, Dokter Irsan, dan keluarganya. Saya berkesempatan menutupkan matanya sambil memohonkan ampun pada Tuhan Yang Maha Esa," jelas Soeharto.
Waktu itu suasana duka meliputi keluarga Habibie. Ibu Habibie sedang mengandung dan seorang anak, BJ Habibie, yang kelak mengambil peranan penting, baru belasan tahun saja umurnya. Keluarga Brigade Mataram turut berduka cita dan membantu penguburan Bapak Habibie.
"Hubungan anggota Brigade Mataram bertambah erat lagi dengan keluarga Habibie disebabkan oleh adanya seorang perwira Brigade Mataram yang menjalin cinta dengan seorang putri Habibie," ungkap Soeharto. "Kapten Subono kawin dengan kakak BJ Habibie dan dengan ini, saya, sebagai Komandan Brigade, 'besanan' dengan lbu Habibie," tegas Soeharto.