Wajah Kampung Nelayan Garapan Tanjung Pasir Tangerang Hilang 'Tersapu' Megaproyek Pengembang
Pemandangan tersisa kini hanya hamparan tanah merah yang dalam proses pengurugan dan penataan kawasan oleh pengembang

Perkampungan nelayan miskin dan lahan empang berisi biota air tawar di Kampung Garapan, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang telah punah dan lenyap. Dahulu, lahan seluas kurang lebih 40 hektare yang dulu disesaki rumah-rumah nelayan miskin yang dikelilingi tambak ikan bandeng, Mujair, Gurami dan udang sebagai mata pencaharian utama warga kampung yang terletak di sisi pantai Tanjung Pasir itu.
Pemandangan tersisa kini hanya hamparan tanah merah yang dalam proses pengurugan dan penataan kawasan oleh pengembang. Itu pun hanya dinikmati dari jauh. Sebab hamparan tanah merah berpagar dinding beton sudah dijaga ketat beberapa petugas sekuriti berseragam.
Pada sisi barat dekat garis pantai Kampung Garapan, terlihat jelas hamparan pasir putih dan pepohohonan baru ditanam di pinggir pantai yang belum lama terdapat pagar-pagar bambu hingga menghalangi akses kapal nelayan lalu lalang hingga membuat gaduh republik.
“Kampung Garapan tinggal cerita, banyak kenangan kami di Kampung tempat kami lahir dan menua sampai saat ini,” kata AL (45), Rabu (5/2/2025).

Warga Hidup Tentram
AL bercerita, kehidupan warga sebelum direlokasi warga dari Kampung Garapan ke Kampung Gaga Baru, kehidupan masyarakat nelayan di kampung itu hidup tentram. Sampai akhirnya pengembang raksasa hadir dan memaksa petani tambak dan nelayan di Kampung Garapan menempati rumah baru yang hingga kini justru tak memiliki alas hak yang jelas.
“Kami diharuskan pindah mengosongkan Kampung Garapan, luas tanah dan bangunan rumah memang dibangunkan sebagai kompensasi dari relokasi. Tapi sampai saat ini kami tidak pegang sertifikat, cuma dikasih foto kopi AJB dan PPJB. Padahal saat itu janji sertifikat terbit dua tahun, tapi hampir 6 tahun ini engga ada cerita,” ucap AL.
FR, warga lain menyebutkan relokasi yang disediakan pengembang di Kampung Gaga Baru, berdampak banyak terhadap kehidupan para petani tambak dan nelayan. Bukan saja jarak dari tempat tinggal mereka ke laut yang jauh. Tapi perekonomian warga yang semrawut juga semakin terasa dengan penggusuran tersebut.
“Ekonomi masyarakat berubah drastis, mata pencaharian kami hilang. Tapi waktu itupun tidak ada pilihan kecuali menuruti perintah relokasi,” kenangnya.

Dijaga Ketat
Pantauan di lokasi Kampung Garapan yang saat ini tengah dalam proses penataan dan pengurugan terlihat jelas puluhan truk berisi material tambang berjajar menunggu giliran untuk menumpahkan seluruh tanah dalam bak truk.
Dinding pagar beton di sekililing area tersebut menjadi penanda bahwa area dalam penataan itu steril. Dari kejauhan terlihat papan reklame berisi iklan terkait pengembangan kawasan itu. Sementara di sisi pantai menjorok ke laut pagar-pagar bambu yang dulu membentang perlahan hilang dicabuti nelayan dan aparat seiring tidak diketahui siapa pemasang pagar itu sebelumnya.
Kasus pagar laut sendiri sedang didalami KKP, Kementerian ATR/BPN hingga kepolisian.