Menilik Kondisi Kota Surabaya Tahun 1600-an, Dua Putra Bupati Berebut Jadi Pemimpin
Surabaya pernah jadi daerah paling kuat di Jawa bagian timur
surabaya![Menilik Kondisi Kota Surabaya Tahun 1600-an, Dua Putra Bupati Berebut Jadi Pemimpin](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/1200x630/bg/newsCover/2024/1/18/1705554748096-verjl.jpeg)
Surabaya pernah jadi daerah paling kuat di Jawa bagian timur
![Menilik Kondisi Kota Surabaya Tahun 1600-an, Dua Putra Bupati Berebut Jadi Pemimpin](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/1/18/1705554722105-xfrawh.jpeg)
Menilik Kondisi Kota Surabaya Tahun 1600-an, Dua Putra Bupati Berebut Jadi Pemimpin
![Menilik Kondisi Kota Surabaya Tahun 1600-an, Dua Putra Bupati Berebut Jadi Pemimpin](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/1/18/1705554820636-rwlhhf.jpeg)
Pada awal abad 17, Surabaya merupakan daerah paling kuat di Jawa bagian timur serta pelabuhan paling penting di wilayah tersebut. Sayangnya, pada tahun 1625, Surabaya jatuh ke tangan kerajaan Mataram.
Pemimpin Awal
Setelah jatuh ke tangan kerajaan Mataram, Kadipaten Soerabaia dipimpin oleh seorang bupati bernama Tumenggung Kyai Brondong atau Pangeran Lanang Dangiran. Usai Kyai Brondong lengser, kepemimpinan digantikan Tumenggung Onggodjojo.
![Berebut Kekuasaan](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/1/18/1705555047109-8jufj.png)
Berebut Kekuasaan
Permasalahan suksesi kepemimpinan muncul setelah lengsernya Tumenggung Onggodjojo. Bupati kedua karesidenan Surabaya ini memiliki dua orang putra yang sama-sama ingin jadi pemimpin sebagaimana sang ayah.
Mengutip situs resmi Taman Budaya Jawa Timur, Kadipaten Soerabaia kemudian dibagi menjadi dua yaitu Kadipaten Kasepuhan dan Kadipaten Kanoman.Kadipaten Kasepuhan dipimpin Bupati Raden Tumenggung Panji Condronegoro. Istana Kadipaten Kasepuhan merupakan bangunan yang sekarang menjadi kantor Pos Besar Surabaya.
Sedangkan Kadipaten Kanoman dipimpin bupati Raden Tumenggung Joyodirono I dan beristana di Gentengkali yang saat ini menjadi Taman Budaya Jatim.
- Mantan Wali Kota Surabaya hingga Krisdayanti Bakal Meriahkan Kampanye Akbar Ganjar-Mahfud di Sidoarjo
- Sosok Ki Ageng Pengging Tokoh Babat Alas Surabaya, Dihukum Mati karena Tak Mau Menghadap Raja
- Dulu Ladang Luas Pemandangannya Indah, Begini Kisah Kampung Bersejarah Hadiah Raja di Tengah Kota Surabaya
- Sisi Lain Teguh Prakosa Wali Kota Surakarta yang Baru, Pernah jadi Guru Olahraga Selama 23 Tahun
- Menko PMK: Pemudik Tanpa Tiket Dilarang Masuk Pelabuhan
- Banyak Aplikasi Pemda Pakai Nama Nyeleneh Dikritik Netizen, Menpan-RB: Jangan Buat Lagi
Siasat Belanda
Pemecahan dua wilayah Surabaya menjadi Kadipaten Kasepuhan dan Kanoman juga merupakan siasat kolonial Belanda untuk memecah kekuatan Soerabaia. Siasat ini gagal karena dua bersaudara yang memimpin kedua kadipaten itu bersatu melawan kolonial.
![Menilik Kondisi Kota Surabaya Tahun 1600-an, Dua Putra Bupati Berebut Jadi Pemimpin](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/1/18/1705555870793-q3rh8h.jpeg)
Sayangnya, kekuasaan resmi kerajaan Soerabaia selama 375 tahun berakhir karena kerajaan Mataram dikalahkan oleh pihak kolonial pada tahun 1743. Tahun ini menjadi berakhirnya era dua Kadipaten di Soerabaia itu.
![Jejak Sejarah](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/1/18/1705556145271-hq0nff.jpeg)
Jejak Sejarah
Bangunan yang dulunya merupakan istana Kadipaten Kasepuhan masih berdiri megah hingga sekarang. Bangunan yang difungsikan sebagai Kantor Pos Besar Surabaya ini termasuk bangunan cagar budaya.
![Menilik Kondisi Kota Surabaya Tahun 1600-an, Dua Putra Bupati Berebut Jadi Pemimpin](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/1/18/1705556485211-ezyio.jpeg)
Bekas istana Kadipaten Kanoman juga masih berdiri gagah sebagai Taman Budaya Jatim. Bangunan ini ibarat rumah kedua bagi para seniman dan masyarakat pencinta seni budaya.