Mengunjungi Bukit Pertapaan Blitar, Lokasi Favorit Para Tokoh Masa Silam untuk Bertapa
Bukit ini memiliki pertautan erat dengan sejumlah tokoh pada era Kerajaan Kadiri.

Bukit ini memiliki pertautan erat dengan sejumlah tokoh pada era Kerajaan Kadiri.

Mengunjungi Bukit Pertapaan Blitar, Lokasi Favorit Para Tokoh Masa Silam untuk Bertapa

Bukit Pertapaan merupakan salah satu objek wisata sejarah yang terletak di Desa Bagelenan, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Bukit ini memiliki pertautan erat dengan sejumlah tokoh pada era Kerajaan Kadiri.
Lokasi
Bukit Pertapaan terletak di Desa Bagelenan, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
Dulunya, untuk mencapai bukit ini, pengunjung harus berjibaku dengan jalanan terjal dan licin.
Saat ini, Bukit Pertapaan sudah dilengkapi dengan fasilitas memadai. Jalanan menuju puncak bukit terbuat dari beton, sehingga sudah landai dan tidak licin lagi.
Candi Pertapaan
Hoepermans dalam laporan berjudul Hindu Antiquities of Java (1864-1867) menyebut bukit Pertapaan sebagai struktur bangunan candi dari batu andesit menghadap ke Barat.
Pernah ditemukan Prasasti Subhasita (1120 Saka) yang mengisahkan tentang pemujaan Sanghyang ri Subhasita oleh Kaki ri Subhasita di sekitar Candi Pertapan. Prasasti tersebut dikeluarkan masa kekuasaan Raja Kertajaya dari Kediri.
Ada juga temuan batu bertulis 1237 Saka dan lonceng 1365 Saka yang mengindikasikan Candi Pertapan sebagai karesian, tempat beribadah dan belajar agama bagi kaum Resi. Penemuan arkeologi tersebut pada masa kekuasaan Raja Jayanegara dan Ratu Suhita dari Majapahit.

Tempat Bertapa
Mengutip E-Journal Unair, beberapa tokoh masa silam yang pernah bertapa di sini yakni Dewi Kilisuci; Nyai Gadhung Melati, Istri Kebo Kanigoro; dan Dewi Rayung Wulan, istri Adipati Aryo Blitar 1.
Dari aspek mitos Candi Pertapan dikaitkan dengan kisah Dewi Kilisuci dan Maling Aguno. Sementara dari aspek historis keberadaan candi ini berkaitan dengan Prasasti Candi Pertapan dari masa Kerajaan Kadiri.

Mengutip laman Budaya Indonesia, saat ini bangunan Candi Pertapan di puncak Gunung Pegat sudah runtuh. Meski demikian, kala dan yoninya masih bisa dijumpai.
Batu-batu penyusun candi berserakan hingga jauh ke jurang sisi barat maupun timur. Hanya sebagian kecil struktur bangunan yang masih pada tempatnya. Belum diketahui pasti apakah batu-batu penyusun Candi Pertapaan tersebar acak karena runtuh atau sengaja disebar.
Pasalnya di punggung Gunung Pegat wilayah Dusun Prambutan ada sebuah makam yang konon disusun dari batu Candi Pertapan. Konon di situlah makam Maling Aguno.